Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM rangka memperingati World Kindness Day atau Hari Kebaikan Sedunia yang diperingati setiap 13 November, Four Seasons Hotel Jakarta menyelenggarakan penggalangan dana seni khusus yang bekerja sama dengan CAN’S Gallery, Indonesia Design dan Hope Worldwide Indonesia.
Berlangsung pada 13--30 November 2023, sekitar 20 karya seni kontemporer dari 12 seniman Indonesia terpajang di Lobby, Four Seasons Hotel Jakarta. Para tamu diundang untuk berbagi perayaan kebaikan dengan membeli karya seni pilihan mereka dengan sebagian hasil penjualan akan disumbangkan ke HOPE Worldwide Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung kebutuhan pendidikan dan kesehatan anak-anak dari komunitas kurang mampu.
“Four Seasons Jakarta sangat beruntung karena bisa berpartner dengan CAN’S Gallery untuk mengadakan art fundraising, di mana dari karya-karya yang ada di sini, 20% dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk Hope Worldwide Indonesia,” kata Director PR and Marketing Communication Four Seasons Jakarta, Desiree Merlina, dalam konferensi pers, Senin (13/11).
Diterangkan Merlina, peringatan Hari Kebaikan Sedunia dilakukan serempak di 142 Four Seasons Hotel lainnya di seluruh dunia termasuk di Bali, Singapura, hingga Thailand, yang mana masing-masing Four Seasons Hotel merayakannya dengan caranya sendiri, dengan tujuan yang sama yakni berbuat baik.
Bagi Merlina, alasan Four Seasons Hotel Jakarta memilih untuk menyelenggarakan art fundraising bukan hanya untuk mengajak orang-orang berdonasi, lebih dari itu, kegiatan ini juga sebagai ajang membantu 12 seniman Indonesia yang terlibat untuk memperkenalkan karyanya ke dunia Internasional.
“Kenapa sih buat art fundraising? Tamu-tamu kita itu orang-orang luar negeri sehingga ini tentunya menjadi peluang bagi seniman-seniman kita. Seniman Indonesia itu harus kita perkenalkan secara internasional, karya-karya mereka yang sangat luar biasa ini harus diperkenalkan,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Seniman Naufal Abshar mengaku senang dapat terlibat dalam penggalangan dana ini. Ia menampilkan satu karya seni lukisan berjudul ‘Look At Us, People’, karya itu menampilkan sebuah gambaran dari keragaman yang ada di sebuah kedai kopi di New York.
Lukisannya yang berukuran 173x188 cm tersebut menampilkan tiga orang yang sedang duduk bersama dengan dua orang pria yang mengapit seorang wanita menggunakan baju berwarna kuning. Naufal menggambarkan dua orang pria itu dengan wujud berbeda, yang satu dengan rambut berwarna hitam dan dan satunya berwarna coklat, seperti perwujudan orang asia dan barat.
“Pesan yang ingin saya sampaikan, sebagaimana kita sebagai manusia itu adalah makhluk sosial dan we are at the same times kita tuh diverse.. Manusia itu gak hanya dari satu suku atau satu negara, tapi kita itu dari berbagai macam suku, itu yang ingin saya gambarkan,” terang Naufal.
Membanderol karyanya dengan harga Rp180 juta, Naufal yang juga peraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2019 kategori Grafis Desain Album Terbaik, lewat album Mantra-Mantra milik Kunto Aji itu berharap, jika kemudian karyanya laku terjual, hasil penjualan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan.
“Saya berharap dengan karya-karya kami itu dapat membuat impak, dengan karya-karya yang nanti mungkin ada karya kami yang terjual mungkin bisa membantu hidup untuk teman-teman kita di luar sana yang kurang beruntung,” kata dia.
Selain Naufal, adapun 11 seniman lain yang unjuk gigi dalam kegiatan art fundraising itu di antaranya Arin Dwihartanto Sunaryo, Beatrix Hendriani, Entang Wiharso, Muklay, Rizal Hasan, Ryol, Suraji, Tutu, Ummi Damas, Valasara, dan Win Dwi Laksono. (M-2)
Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian program unggulan KBRI Bangkok, yaitu Trade, Tourism, Investment, and Cultural Forum (TTICF), yang telah berlangsung sejak 2022.Â
Pemberedelan karya seni sebagai ekspresi artistik pada umumnya terjadi di negara-negara totaliter. Atau setidak-tidaknya di negara otoriter.
SASTRAWAN Okky Madasari menegaskan sensor terhadap karya seni harus dilawan.
Mahfud MD mengatakan berlangsungnya sebuah pameran adalah otoritas dari Galeri Nasional, termasuk soal pameran tunggal Yos Suprapto.
Pameran bersama bertajuk Pasar Seni Lukis Nusantara 1, diikuti sebanyak 34 perupa, baik dari dari Jawa Tengah, luar Jawa dan luar negeri.
Pameran ini mengusung tema "Catatan Lain : M. Aidi Yupri" dan menampilkan karya-karya orisinal dari seorang seniman muda berbakat.
Berikut 10 filantropis dunia yang suka memberikan donasi tanpa gembar-gembor.
Tahukah kamu kalau hari ini merupakan Hari Kebaikan Sedunia? Sudah berbuat baikkah kamu?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved