Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Begini Cara Tingkatkan Produksi Kopi Arabika

Rifaldi Putra
24/10/2023 10:34
Begini Cara Tingkatkan Produksi Kopi Arabika
Para pembicara di cara Coffee Summit di Jakarta, Senin (23/10)(Mi/Rifaldi Putra)

Petani kopi asal Lampung, Irwan SP berbagi cerita tentang kesuksesan meningkatkan produksi kopi arabika pada perkebunan kopi miliknya di Lampung Barat, Sumatera Selatan. Irwan menuturkan, perubahan sistem penanaman berhasil membuat produksi kopi di perkebunannya meningkat drastis.

Dijelaskan Irwan, masih banyaknya petani Lampung yang melakukan sistem penanaman berdasarkan ilmu turun-temurun membuat produksi kopi di wilayahnya tidak mengalami perkembangan. Kurangnya literasi terkini terkait sistem perawatan kopi menjadi penyebab perkembangan kopi di wilayahnya terganggu.

"Kami petani kopi menyadari bahwa sistem penanaman kopi kami tidak pernah berkembang. Termasuk rendahnya pengetahuan kami tentang identifikasi dan penanggulangan hama penyakit kopi. Petani itu tidak tahu jamur, tahunya semut sebagai hama, padahal itu bukan hama," kata Irwan dalam diskusi publik terkait Kopi di Jakarta, Senin (23/10).

Dari keresahan itu, Irwan berusaha mencari solusi terbaik untuk dapat meningkatkan produksi kopi di perkebunannya. Bermodalkan panduan dari google, video youtube, serta berdiskusi dengan pemerhati kopi, Irwan pun menemukan jawaban.

"Kami menyimpulkan hanya ada dua cara untuk mengubah keadaan ini, pertama mengubah sistem pemeliharaan tanaman kopi yang masih produktif dan kedua adalah menerapkan pola tanam baru pada lahan yang akan ditanam ulang," sebutnya.

Untuk sistem pemeliharaan, Irwan menyebut, tidak terlalu beda dengan apa yang dia terapkan selama ini. Hanya saja dia lebih menekankan pada metode-metode pengaplikasian yang benar mulai dari cara pemangkasan, cara pemupukan, hingga cara penanaman ranting baru.

"Untuk pemeliharaan ranting baru, kami sebut dengan 'B0' dimana sistem ini menekankan pada pemeliharaa ranting baru yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat posisi," terang Irwan.

"Lewat sistem ini kami bisa menentutukkan berapa banyak green beans per batang yang akan kita hasilkan, dan menurut saya pemeliharaan ranting baru ini merupakan penemuan yang baru karena saya membaca banyak buku dan belum menemukan di sana," imbuhnya.

Sedangkan untuk penerapan pola tanam baru, Irwan menggunakan sistem pagar. Sistem ini mengadopsi pola penanaman berjarak yang akan menciptakan sirkulasi udara yang baik.

"Sirkulasi udara yang baik akan menyebabkan kelembaban udara yang terukur. Kelembaban udara yang terukur akan menyebabkan pertumbuhan kopi yang baik dan menghindarkan dari serangan hama," sebut Irwan.

Dia telah menerapkan sistem tersebut pada perkebunan kopinya. Menurut  Irwan  kini produksi kopinya meningkat drastis. Dari yang biasanya hanya memproduksi green beans sekitar 1 ton/hektare, kini perkebunannya bisa memproduksi hingga 4 ton/hektare.

Dalam kesempatan itu, dia pun menyampaikan bahwa akar dari permasalahan perkopian di Indonesia ada pada bagian hulunya, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada bagian itu.

"Saya ingin menyampaikan,  tanpa kita memperbaiki bagian hulu tentu akan hancur lebur lah perkopian Indonesia. Tapi dengan perbaikan di hulu InsyaAllah kita akan mencapai kejayaan kopi Indonesia," tukasnya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya