Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ailton Krenak, Masyarakat Adat Pertama yang Menjadi Anggota Akademi Sastra Brasil

Adiyanto
06/10/2023 08:47
Ailton Krenak, Masyarakat Adat Pertama yang Menjadi Anggota Akademi Sastra Brasil
Danielle Mitterrand, mewakili France Liberte Foundation, saat bertemu Ailton Krenak (kanan) saat perayaan Hari Air Sedunia di Brasil( ANTONIO SCORZA / AFP)

Penulis dan pemerhati lingkungan Ailton Krenak menjadi masyarakat adat pertama yang diterima di Akademi Sastra Brasil.

Badan sastra tertinggi di negeri itu menggambarkan Krenak sebagai tokoh kunci dalam gerakan sastra pribumi dan penghubung antara kekayaan warisan budaya dan sejarah masyarakat adat dan sastra nasional.

Akademi tersebut mengatakan terpilihnya penyair dan filsuf tersebut menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempromosikan keberagaman dan inklusi.

Academia Brasileira de Letras (ABL) atau Akademi Sastra Brasil adalah perkumpulan nirlaba yang didirikan pada akhir abad ke-19 oleh Presiden pertama, Machado de Assis tepatnya pada 15 Desember 1896.

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, akademi ini terdiri dari 40 anggota. Para anggota ini dipilih dari warga Brasil yang telah menerbitkan karya atau buku dengan nilai sastra yang diakui.

Krenak, yang kini berusia 70 tahun menang dengan meraih 23 dari 39 kemungkinan suara. Dia menarik perhatian media pada tahun 1987 karena seruan spektakulernya untuk melindungi hak-hak masyarakat adat.

Saat berpidato di depan majelis yang menyusun konstitusi baru pasca-kediktatoran, Krenak yang mengenakan jas putih, mengolesi wajahnya dengan minyak buah tropis (simbol kesedihan dalam kelompok etnis sukunya). Saat itu,  ia menyerukan undang-undang untuk melindungi masyarakat adat di Brasil.

Konstitusi tahun 1988, yang dirancang setelah pemerintahan militer dari tahun 1964 hingga 1985, akhirnya menjamin hak masyarakat adat untuk menduduki tanah leluhur mereka, yang sebelumnya dibatasi oleh negara.

Krenak telah menulis beberapa buku berbahasa Portugis termasuk  Ideas for Postponing the End of the World (Ide untuk Menunda Akhir Dunia)  serta  Life is not UsefulI (Hidup Tidak Berguna), yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan bahasa lainnya. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya