Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menyicipi Sajian Steak Daging Sapi Australia Berkualitas Tinggi

Devi Harahap
14/9/2023 19:33
 Menyicipi Sajian Steak Daging Sapi Australia Berkualitas Tinggi
Daging Sapi Australia Berkualitas Tinggi(MI/Devi Harahap)

Australia dikenal sebagai salah satu negara penghasil daging sapi terbesar di dunia, daging tersebut diproduksi secara higienis dengan memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare). Iklim sub tropis di negara itu juga mampu menghasilkan daging sapi berkualitas terbaik dengan standar premium dan halal yang kerap diolah menjadi sajian kuliner lezat.

Keunggulan daging sapi asal negeri kangguru itu diperkenalkan secara lebih mendalam lewat jamuan makan siang dalam acara “Aussie Beef Mates” yang diselenggarakan Meat and Livestock Australia (MLA) dan Trade and Investment Queensland di restoran Privy, Kebayoran Jakarta Selatan, pada Kamis (14/9).

Salah satu chef yang menyandang predikat Aussie Beef Mates, Stefu Santoso membuat menu steak istimewa menggunakan potongan daging sapi Australia yang berasal dari peternakan Stockyard, Queensland yang berada di negara bagian Australia Barat.

Salah satu hidangan utama yang disajikan adalah “28 Days Dry Age Stockyard Gold OP 7 Ribs Angus (200+ hari Grain Fed” yang diolah secara cermat dengan teknik boiler menggunakan suhu panas tinggi yang sumbernya berasal dari atas dengan suhu 180 derajat celcius). Tak lupa sajian itu dipasangkan dengan beragam jenis anggur Australia.

“Proses memasak dengan teknik ini, akan menghasilkan tekstur daging yang lebih krispi karena dibakar. Jadi kita tidak bisa memasak dengan daging yang terlalu tipis, jadi tingkat ketebalannya lumayan sekitar 500 gram hingga 1 kg. Teknik ini biasa dijumpai di Amerika Serikat,” jelasnya.

Stefu menjelaskan bahwa daging sapi yang digunakan dalam menu tersebut mengambil bagian Iga atau rib yang berasal dari daging di sekitar tulang iga atau tulang rusuk. Penamaaan 200+ hari merupakan tanda bahwa daging sapi tersebut telah melewati masa pemberian pakan organik selama 200 hari.

“Kandungan marbling dipengaruhi oleh pakan yang diberikan pada waktu masih hidup. Sapi yang diberikan pakan bernutrisi seperti campuran rumput dan biji-bijian akan menghasilkan marbling yang lebih tinggi. Jadi semakin banyak marbling dalam sebuah daging, akan jauh lebih empuk dan kualitasnya premium,” ungkapnya.

Sementara itu, Chief Representative MLA Indonesia, Christian Haryanto, mengatakan bahwa MLA dan Trade and Investment Queensland sangat senang dapat membawa cita rasa Australia ke Indonesia melalui Program “Aussie Beef Mates”

“Inisiatif Program Global dari Aussie Beef Mates ini telah dirancang untuk menjembatani kebutuhan dan merayakan cita rasa daging sapi Australia yang istimewa, tidak hanya di Indonesia tetapi jug di berbagai negara,”

Pada kesempatan yang sama, “Aussie Beef Mates” juga menghadirkan Chef-Owner Jonathan Tek sebagai mitra "Aussie Beef Mates" yang berharga. Chef Jonathan Tek, yang dikenal dengan keahlian kulinernya di restoran Privy memanjakan lidah para pengunjung dengan memadukan daging sapi Stockyard, sebuah merek dari Queensland, ke dalam kreasi menu kulinernya seperti spaghetti carbonara, wagyu tongue ragu pappardelle dan masih banyak lainnya.

“Daging sapi Australia tidak hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga mematuhi standar halal dan keamanan yang ketat. Daging sapi Australia menonjol dalam menawarkan puncak kualitas dan rasa, berkat kombinasi berbagai faktor yang membuatnya lebih juicy,” ungkapnya.

Hidangan istimewa itu bisa dinikmati di restoran Privy selama satu bulan penuh, mulai 14 September hingga 14 Oktober 2023.

Keunggulan

Chef Stefu Santoso mengungkapkan dia mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa peternakan sapi di Brisbane, Queensland selama seminggu. Dari sana, ia melihat praktik kuliner yang inovatif dan lanskap industri daging merah mulai dari proses perawatan hingga pemotongan sapi di peternakan.

“Saya melihat makanan sapi Australia tidak sembarangan, jenis pakannya adalah campuran dari tiga jenis bahan yaitu rumput kering, barley dan kulit almond. Komposisi yang dibuat berdasarkan kondisi sapi dan musim di sana lalu semua makanan itu dimasak terlebih dahulu,” ungkapnya.

Menurutnya pemberian pakan ini lantas akan berpengaruh besar pada tekstur dan rasa daging sapi. “Sistem pemberian makanan itu lewat pipa dari atas ke bawah, di tempat sapi itu setiap kontainer yang berisi makanan sapi itu terdapat alat sensor untuk mengontrol kuantitas pakan.”

Tak hanya proses pemberian pakan yang terukur dan alami, proses penyembelihannya pun dilakukan sesuai standar kehalalan. Stefu mengatakan bahwa kebersihan sangat diperhatikan di setiap tahap.

“Proses penyembelihan itu sangat terjamin, pertama sapinya harus dipingsankan terlebih dahulu selama 30 detik, langsung disembelih. Setelah itu sapi disembelih lalu kakinya diangkat dan dimiringkan untuk dikuliti menggunakan pisau yang higienis.

Stefu lebih lanjut menjelaskan bahwa di Australia, tidak seperti tempat pemotongan sapi pada umumnya, melainkan sudah seperti pabrik yang dilengkapi dengan mesin-mesin canggih sehingga bisa mempercepat proses pemotongan daging.

“Setiap sayatan itu harus berganti pisau, bahkan pisau itu harus dimasukkan dulu ke dalam air panas supaya lebih steril. Setidaknya setiap pengulitan itu harus pakai 2-3 pisau. Sementara proses pemotongan menggunakan mesin-mesin canggih,” ungkapnya.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya