Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PENGGEMAR film horror Indonesia mungkin sudah akrab dengan nama Laila Nurazizah atau lebih tenar disapa Lele Laila. Ialah penulis scenario yang disebut-sebut sebagai ‘jaminan’ untuk judul film horor meraih box office. Beberapa film dengan sentuhannya, yakni di semesta Danur hingga KKN di Desa Penari, semua berstatus mendapat jutaan penonton.
Lele pun laris mendapat tawaran kerja sama dalam penulisan skenario film. Terbaru, film yang ditulisnya dan akan tayang pada 14 September ini adalah Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2 atau Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri.
Film ini disutradarai Anggy Umbara dan diproduseri Oswin Bonifanz, serta dibintangi Natasha Wilona (Siena), Acha Septriasa (Naya), Marsha Aruan (Windy), Ratu Felisha (Laras), dan Giulio Parengkuan (Rio).
Dalam acara pemutaran perdana yang didukung oleh Pangansari Group, Lele mengungkapkan jika memasukkan pengalaman personal. “Di film pertama itu adaptasi full dari novel yang ditulis Arumi E. Aku menulis untuk sekuel film ini, jadi sebenarnya secara penulisan aku memiliki dua materi, novel dan film pertama. Aku membayangkan karakter Siena yang sudah mengalami perkembangan di film keduanya. Setelah mendapat kebebasan dari produser, aku juga coba masukkan pengalaman personalku sebagai bagian dari rasa takut Siena,” kata Lele kepada Media Indonesia di Cinepolis Senayan Park, Jakarta, Jumat, (8/9).
Di sekuel, Siena yang pada film pertamanya memiliki kemampuan bisa mengetahui tanda-tanda kematian seseorang, ia mengalami depresi dan trauma. Kemampuan tersebut justru menjadi teror yang menghantuinya. Ia pun mencari bantuan profesional dengan pergi ke psikiater.
Siena kemudian memutuskan untuk menggunakan kemampuannya bisa membantu orang yang membutuhkan. Hingga suatu ketika ia datang ke desa Remetuk, yang mengalami kejadian misterius saat banyak warga desa secara berturut melakukan bunuh diri.
Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri mengangkat fenomena bunuh diri massal dan kejadian bunuh diri yang belakang banyak terjadi di sekitar. Cerita ini, juga dekat dengan Lele karena pasangannya adalah penyintas bunuh diri. Dari pengalaman yang membuatnya cemas dan takut tersebut pun ia tuangkan ke pengembangan karakter Siena.
“Aku mentransfer rasa takut yang aku alami ketika menemani pasanganku yang merupakan penyintas bunuh diri ke karakter Siena. Bagaimana rasa takut yang aku alami itu juga dialami Siena di desa Remetuk,” lanjut Lele.
Bagi Lele, yang sudah banyak menulis judul horor, ia pun mencoba untuk terus mengeksplorasi penceritaan dari rasa takut. “Horor itu kan mempermainkan rasa takut ya. Jadi eksplorasi rasa takut. Dari yang mungkin menonton horor itu membuat bosan, sampai sebenarnya ada statement yang bisa diceritakan lewat horor. Hal itu bisa dieksplorasi bukan cuma ketakutan terhadap setan tapi juga bisa bisa dari teror yang ada di manusia.” (M-1)
Film Labinak: Mereka Ada di Sini menyuguhkan ketegangan yang membelit, mengikuti kisah Najwa (Raihaanun), seorang ibu yang baru diterima sebagai guru di sekolah swasta elit.
Panggilan Dari Kubur menghadirkan horor klasik dengan pendekatan rasa kehilangan. Ceritanya berpusat pada keluarga yang kehilangan putri mereka.
GIM (game) horor sinematik Agni: Village of Calamity ditargetkan rilis pada kuartal ketiga 2026 untuk platform PC (Steam) dan konsol utama.
Cahaya Pictures menghadirkan film Pesugihan Sate Gagak, sebuah komedi klenik absurd tentang tiga sahabat yang nekat cari cuan lewat jalur supranatural.
SETELAH 11 tahun lalu (2014) sukses menghadirkan Film Comic 8, Falcon Pictures kini bersiap menghidupkan kembali semesta itu lewat film terbaru Comic 8 : Tumbal Sulam.
Film Panggilan dari Kubur bukan hanya tentang horor, tapi juga tentang kehilangan dan rasa bersalah seorang ibu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved