Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Arab Saudi baru saja menggelar turnamen esports global Gamers8 di Riyadh Boulevard City yang diikuti oleh para gamer dari berbagai negara, dengan total hadiah terbesar sepanjang sejarah. Hadiah uang tunai yang disiapkan mencapai puluhan juta Dollar Amerika Serikat yaitu US$45 juta atau setara dengan Rp695 Miliar.
Nilai investasi dari turnamen gaming Gamers8 yang diselenggarakan Pemerintah Arab Saudi mencapai US$ 38 miliar atau setara Rp570 triliun. Hal ini merupakan bagian dari strategi Arab Saudi untuk menjadi pusat industri video game global dan mengurangi ketergantungan pendapatan negara itu pada hasil minyak bumi.
Langkah ambisius Arab Saudi tersebut diharapkan bisa benar-benar terwujud dengan melahirkan antusiasme para anak muda dan menarik minat dan bakat masyarakat untuk berkarir sebagai gamer profesional.
Seperti dilansir dari AFP pada Minggu (3/9), saat ini ada sekitar 23,5 juta warga Arab Saudi yang menganggap diri mereka sebagai gamer. Sementra itu, Federasi Esports Saudi berharap festival yang terselenggara selama 8 minggu tersebut kedepannya bisa menjadi sumber kebanggaan bagi komunitas game Saudi.
Potensi kebangkitan Arab Saudi sebagai pusat pengembangan game dapat menimbulkan gairah baru bagi masyarakatnya. Salah satunya Abdulaziz Maher, 23, yang mengambil kelas tentang desain suara dan cara menggerakkan karakter melalui lanskap tiga dimensi di Gamers8.
Pengalaman tersebut telah mendorongnya tertarik untuk berkarir menjadi pengembang game, sebuah profesi yang sebelumnya tidak dia sadari tetapi berpotensi menghasilkan uang.
“Semua ide terkait games yang ada di benak saya tadinya terlihat mustahil, tapi sekarang sudah semakin jelas. Sepertinya ada jalan yang bisa kamu lalui untuk menjadikannya sebagai karier,” ungkapnya.
Arab Saudi tidak merahasiakan ketertarikannya terhadap game dan eSports yang diyakini berasal dari kalangan atas. Dalam hal ini, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang bertanggung jawab untuk mendiversifikasi bisnis Arab Saudi, agar tak bergantung pada minyak, pernah secara gamblang mengungkapkan kesukaannya terhadap games.
Pangeran Salman menyebut game pengalih perhatian paling favoritnya adalah seri game laris Activision, yaitu Call of Duty (CoD). Tak hanya jadi pemain, Salman juga merupakan salah satu pengembang investasi games yang bekerjasama dengan perusahaan games asal Jepang.
Dia lebih lanjut menjelaskan tidak hanya menikmati game, tetapi juga menjadikannya sebagai jalur karier. Pangeran Faisal mengatakan festival ini akan memberikan kesempatan kepada para gamer muda untuk berkumpul sekaligus membekali mereka dengan pengetahuan dan alat untuk mengejar cita-cita
“Termasuk, menyediakan ruang di mana dapat menciptakan karir yang sah dari e-sports dan game. Ini adalah sesuatu yang sangat bersemangat,” katanya.
Budaya lokal
Seiring dengan semakin meningkatnya momentum e-sport dan game, strategi Salman semakin menekankan pada produksi game lokal dan berencana menjadikan negerinya sebagai “Surga bagi para pengembang game” yang menghasilkan games baru sekaligus untuk mempromosikan budaya Arab.
Sepanjang perhelatan Gamers8, sekitar 3.000 orang yang mayoritas didominasi warga Saudi berbondong-bondong mengunjungi situs laboratorium game yang dikhususkan untuk mengikuti kursus kilat dalam keterampilan seperti coding dan animasi.
“Di masa lalu, orang-orang Arab hanya membeli game, bukan mengembangkan game,” kata pengembang Mohammed al-Fakih saat dia mengasah keterampilannya.
Generasi muda Arab Saudi tampaknya sudah matang dalam memasuki pasar video game. Hampir dua pertiga yang mengakses situs tersebut merupakan populasi non-imigran berusia di bawah 30 tahun.
“Namun sejauh ini, belum ada yang memecahkan teka-teki bagaimana merancang game gaming yang menampilkan budaya Saudi. Ada 25 ribu pengembang Saudi dan asing yang saat ini bergulat dengan tantangan ini,” kata Faisal bin Homran, chief eSports officer di Saudi Esports Federation.
“Dengan keahlian yang datang dari luar dan ilmu yang ditransfer, kita akan melihat beberapa permainan yang benar-benar bisa go internasional,” lanjutnya.
Menurut Homran, salah satu sumber inspirasi pembuatan games berbasis budaya lokal berasal dari karakter Saudi yang sudah ditampilkan dalam franchise global, seperti Shaheen di game pertarungan Tekken atau Rashid di Street Fighter. Rashid berasal dari negara Timur Tengah yang tidak disebutkan namanya, tetapi diyakini berasal dari Uni Emirat Arab atau Arab Saudi.
Kendati demikian, pejabat seperti Homran mempunyai mimpi yang lebih besar yaitu mengembangkan strategi nasional dengan menargetkan 30 game kompetitif global yang diproduksi di studio Arab Saudi pada tahun 2030.
Beberapa game buatan Saudi yang belum dipoles telah menarik perhatian para penggemar di Saudi, di antaranya Khaled Alghaith, seorang penggemar Rocket League yang menghabiskan liburan musim panasnya di situs laboratorium Gamers8 untuk belajar coding.
Remaja berusia 14 tahun ini mengaku memiliki kenangan indah tentang permainan berjudul “Khashem” yang menampilkan karakter game hilang ingatan dan harus menyelesaikan serangkaian tantangan dengan memanfaatkan indra penciumannya untuk mencapai tujuan tersebut.
“Setiap game yang dibuat oleh orang Saudi, saya selalu memainkannya dan sangat menikmatinya. Seperti, wow ini games karya orang Saudi dan saya sangat bangga,” kata Alghaith.(AFP/M-3)
Shaw masih terikat kontrak hingga dua tahun ke depan dengan MU, namun menyadari masa depannya di klub mulai diragukan.
Timnas Indonesia resmi tergabung dalam Grup B bersama Arab Saudi dan Irak pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia
Laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dijadwalkan berlangsung pada 8–14 Oktober 2025.
Format babak keempat menggunakan sistem round robin satu pertemuan.
Menurut Gugun, Indonesia dan Saudi Arabia menekankan pentingnya memperluas kemitraan ekonomi dan perdagangan.
Antara lain mengenai pemukiman haji hingga peluang Indonesia menggunakan Bandara Taif untuk kedatangan dan kepulangan jemaah.
Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta pada tahun 2030, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan adanya kekurangan sekitar 2,7 juta.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mengambil peran penting dalam mendorong transformasi sistem pengawasan keamanan pangan berbasis digital dalam Vienna Food Safety Forum 2025.
Rebranding ini bukan hanya perubahan logo dan akronim, melainkan penegasan identitas baru sebagai penyedia solusi teknologi terintegrasi
IKATAN Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan Marine Digital Summit 2025 sebagai upaya mendorong transformasi digital di sektor pertahanan laut.
Sejak anak berusia kurang lebih enam tahun, orangtua sudah dapat memberikan akses dengan batasan khusus dan mulai memperkenalkan teknologi dengan cara yang aman dan terarah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved