Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Cahaya buatan, termasuk cahaya lampu di pekarangan rumah, dapat mengancam populasi ulat. Hal itu pada gilirannya berpotensi memusnahkan populasi kupu-kupu dan ngengat.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Cornell, Amerika Serikat yang dirilis Rabu (8/3) mengungkapkan cahaya buatan seperti bola lampu memicu meningkatnya jumlah predator karena jarak pandang mereka menjadi lebih jelas sehingga memudahkan mereka mencari mangsa di malam hari.
Ketika peneliti menempelkan ulat tanah liat palsu ke daun hutan dan melubangi daun untuk meniru kebiasaan makan mereka, larva hijau tiruan itu mengalami tingkat serangan yang jauh lebih tinggi saat terkena cahaya yang tidak wajar.
"Lampu beranda di rumah Anda dapat memengaruhi kehidupan serangga bahkan jika mereka tidak beterbangan di sekitar bola lampu," kata penulis utama penelitian itu, John Deitsch, kepada AFP.
“Polusi cahaya berdampak pada ulat bahkan jika mereka tidak berkumpul di bola lampu terang seperti yang dilakukan ngengat atau kupu-kupu, “ jelasnya.
Meluasnya area yang dipengaruhi oleh cahaya buatan di malam hari dan peningkatan kecerahan, kata dia, bakal mengancam keanekaragaman hayati serangga, dan mendorong perubahan dalam siklus alami yang mengatur segalanya, mulai dari reproduksi hingga penyerbukan, dan navigasi.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa polusi cahaya telah meningkatkan kerentanan terhadap pemangsa spesies serangga lain, seperti ngengat dewasa, namun studi baru ini adalah yang pertama mengamati dampak pada tahap awal kehidupan ulat.
“Polusi cahaya malam mungkin mempengaruhi populasi ulat, “kata para penulis.
Hampir setengah dari lebih sekitar 500 ulat tanah liat menunjukkan tanda-tanda berpotensi terancam predator dari berbagai penghuni hutan, termasuk burung, kumbang, dan laba-laba. Mereka kian rentan ketika predator memiliki penuntun cahaya.
Ulat adalah anggota penting dari rantai makanan, Mereka sering mencari makan di malam hari karena untuk mengurangi risiko menjadi santapan burung atau kelelawar.
Pada tahun 2019, para ilmuwan memperingatkan tentang "kiamat serangga" setelah menyimpulkan bahwa hampir setengah dari semua spesies serangga di seluruh dunia, mengalami penurunan dan sepertiganya dapat hilang sama sekali pada akhir abad ini.
Dalam banyak kasus, semakin meluasnya area yang terpapar polusi cahaya sebagai penyebab utama hilangnya serangga. “Namun tidak seperti polutan lingkungan lain yang bertahan lama, polusi cahaya dapat dimatikan dengan menekan tombol,” kata Deitsch. (AFP/M-3)
Banyak spot wisata apik yang masih belum banyak dijamah pengunjung di Banyuwangi
Tim riset lintas disiplin untuk biodiversitas perlu memasukkan ahli taksonomi dan sistematika, ahli ekologi, dan ahli genetika.
Hal tersebut tertuang dalam rancangan dokumen deklarasi yang diajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini.
Negara anggota PBB menyetujui perjanjian internasional pertama setelah bertahun-tahun negosiasi untuk melindungi laut lepas.
Studi baru di Science menemukan bahwa kehadiran karibu dan muskoxen membantu mengurangi tingkat kehilangan keanekaragaman hayati sekitar setengahnya.
Katak Harlequin berbisa, berukuran kurang dari lima sentimeter (dua inci), biasanya hidup di hutan lembab di sepanjang pantai Pasifik antara Ekuador dan Kolombia.
Menghitung domba untuk tidur adalah praktik yang terkenal, tetapi apakah itu benar-benar membantu Anda tidur?
Dua studi yang dipimpin oleh Leonie Balter dari Universitas Stockholm menyoroti pentingnya tidur dalam memengaruhi seberapa tua atau muda seseorang merasa.
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Studi menunjukkan suhu yang tinggi dapat mengganggu proses tidur, terutama bagi individu yang rentan terhadap insomnia.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan pembatasan kalori dan puasa intermiten dapat memperpanjang umur hewan, tetapi apakah hal ini berlaku juga untuk manusia?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved