Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dianggap Lesu, Industri Perfilman Jepang Butuh Transformasi 

Devi Harahap
29/12/2022 07:00
Dianggap Lesu, Industri Perfilman Jepang Butuh Transformasi 
Sutradara Jepang Hirokazu Kore-eda(Philip FONG / AFP)

Sutradara terkenal Hirokazu Kore-eda khawatir industri perfilman Jepang yang kekurangan dana dan minim keterbukaan wawasan internasional, dapat mematikan potensi para sutradara muda bertalenta. Hal tersebut membuat Kore-eda mengambil tindakan secara mendiri untuk mengarahkan sebuah pembuat film yang sedang naik daun untuk serial Netflix baru.

Kore-eda, yang menyutradarai film "Shoplifters" tahun 2018 dan memenangkan Palme d'Or di Cannes, mengatakan kepada AFP pada Rabu (28/12) bahwa sikap berpuas diri dan kondisi kerja yang buruk membuat sinema Jepang sulit berkembang, sementara tetangganya Korea Selatan telah unggul secara internasional.

"Lingkungan pembuatan film kita harus berubah, mereka selalu mencoba mengasah keterampilan," katanya dalam sebuah wawancara. Dia juga menyuarakan upah rendah, jam kerja yang panjang, dan ketidakamanan yang dihadapi para pekerja film. harus segera diakhiri dan dievalusi. 

Kore-eda dan sutradara lainnya berpendapat Jepang membutuhkan sistem perfilman yang setara dengan National Center for Cinema yang dikelola pemerintah Prancis untuk mendanai industri film dan memperbaiki kondisi kerja.

Sebuah survei pemerintah Jepang tahun 2019 menemukan lebih dari 60% karyawan dan 70% pekerja lepas yang terlibat dalam pembuatan film di Jepang, tidak senang dengan gaji rendah, jam kerja yang melelahkan, dan masa depan industri yang tidak pasti.

Kore-eda mengungkapkan sepanjang kariernya, dia dan rekannya bisa berkarya sekaligus mencari penghidupan dari industri film. "Tapi realitas sekarang sangat jauh berbeda, saya melihat anak muda tidak lagi memilih untuk bekerja di film dan televisi."

Untuk membantu mengatasi masalah ini, sutradara "Broker" dan "Our Little Sister" tersebut berkolaborasi dengan tiga sutradara muda yang merupakan anak didiknya untuk membuat serial Netflix baru dengan latar cerita di Kyoto yang sarat tradisi.

Serial tersebut diadaptasi dari manga berjudul "The Makanai: Cooking for the Maiko House" dengan sembilan episode. Film ini menceritakan kisah komunitas pekerja magang berpakaian kimono yang dikenal sebagai maiko.

Pria berusia 60 tahun itu mengatakan telah belajar banyak dari para pendampingnya saat bekerja sebagai kepala produser seri yang bertugas merangkap sebagai pencipta karakter, penulis naskah, dan editor naskah. Rencananya serial tersebut dirilis di seluruh dunia pada 12 Januari mendatang. (M-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya