Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Ini Bahayanya Jika Sering Mengonsumsi Makanan yang Diolah Secara Instan

Devi Harahap
14/12/2022 09:16
Ini Bahayanya Jika Sering Mengonsumsi Makanan yang Diolah Secara Instan
Donat dengan aneka toping(unsplash.com/Brooke Lark)

Mengonsumsi makanan ultra proses mungkin membuat makanan menjadi lebih lezat, namun penelitian mengungkapkan keseringan mengonsumsi makanan jenis ini bisa meningkatkan risiko kesehatan, seperti penyakit jantung, kanker, hingga kematian dini.

Makanan ultra proses adalah racikan dari berbagai bahan industri seperti pengemulsi, pengental, dan perasa buatan, yang diolah menjadi produk makanan melalui serangkaian proses di pabrik. Sejumlah kategori makanan olahan itu termasuk makanan beku, makanan cepat saji, sereal, makanan ringan kemasan, roti, donat, es krim, keripik, biskuit, kue, soda, margarin, hingga permen.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh JAMA Neurology mengungkapkan jika seseorang mengonsumsi lebih dari 20% kebutuhan kalori dari makanan ultra proses selama 10 tahun, dapat berisiko lebih tinggi terhadap penurunan kognitif. Hal itu setara saat Anda memesan kentang goreng dan burger keju biasa dari restoran cepat saji yang mengandung 530 kalori.

Dilansir dari New York Times pada Selasa, (6/12), dalam penelitian ini para peneliti mengelompokkan peserta berdasarkan pola makan sehari-hari. Seperti kelompok yang sering mengonsumsi makanan ultra proses, jarang mengonsumsi makanan tersebut, hingga mengikuti diet MIND, yakni sebuah paduan dari diet DASH dan Mediterania.

"Saat ini, Inggris menyumbang 56,8% atau lebih dari total kalori yang dikonsumsi manusia. Sedangkan di Amerika Serikat mencapai 58%, dan Kanada sebanyak 48% makanan olahan pabrik yang dibuat secara massal dan dijual dalam bentuk kemasan atau makanan ultra proses," ujar rekan penulis Dr. Claudia Suemoto, asisten profesor di divisi geriatri di Fakultas Kedokteran Universitas São Paulo, Brasil.

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang terlalu sering mengonsumsi makanan ultra proses ini dikaitkan dengan tingkat penurunan fungsi kognitif sekitar 28% lebih cepat dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya atau menerapkan pola makan sehat.

Hal ini tentu perlu diperhatikan karena ternyata bagian otak menjadi salah satu organ utama dalam mengambil keputusan dan memproses informasi sangat dipengaruhi oleh risiko penurunan kognitif, menurut penelitian tersebut.

Penelitian yang melibatkan 10.000 orang dewasa di Brasil dengan rentang usia antara 35- hingga 74 tahun yang mengonsumsi lebih dari 20% kebutuhan kalori dari makanan ultra proses selama 10 tahun itu bertujuan untuk melihat bagaimana makan jenis makanan ultra proses memengaruhi fungsi otak.

Peserta diuji pada awal dan akhir penelitian untuk melihat apakah kondisi mental mereka telah berubah. Kemampuan fungsi kognitif itu dinilai berdasarkan kekuatan ingatan atau memori, pengenalan kata, hingga kefasihan berbicara melalui serangkaian tes kognitif yang mereka ikuti setiap tahun.

Para ilmuwan melihat tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi kognitif peserta yang rata-rata berusia 51 tahun selama periode observasi, yang dilakukan dalam kurun waktu delapan tahun untuk setiap individu. 

Selain penurunan kognitif, makanan ultra-olahan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, masalah jantung, dan sirkulasi, diabetes, kanker, dan rentang hidup yang lebih pendek.

Salah satu cara untuk mencegah makanan ultra-olahan merusak kesehatan kognitif Anda adalah dengan memasak dan menyiapkan makanan dengan cara yang lebih sehar. Meskipun memasak lebih membutuhkan waktu, hal tersebut sangat berharga bagi kesehatan. 

"Hal itu akan melindungi jantung Anda dan menjaga otak Anda dari demensia atau penyakit Alzheimer. Jadi berhentilah membeli bahan-bahan yang diproses secara instan," ujar Suemoto.(M-3)

https://nypost.com/2022/12/06/ultra-processed-foods-linked-to-cognitive-decline-dementia/



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya