Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Kumpulan Berita DPR RI
Pohon antara lain berfungi menghasilkan oksigen bagi umat manusia. Namun, sayangnya, jumlah pohon di dunia semakin menyusut. Sebuah makalah yang diterbitkan baru-baru ini memprediksi konsekuensi parah bagi manusia, satwa liar, dan ekosistem planet ini jika hilangnya pohon secara meluas terus berlanjut.
"Tahun lalu, kami menerbitkan laporan State of the World's Trees, di mana kami menunjukkan setidaknya 17.500 spesies pohon, sekitar sepertiga dari 60.000 spesies pohon di dunia, terancam punah," kata Malin Rivers, penulis utama makalah dan kepala prioritas konservasi di Botanic Gardens Conservation International (BGCI).
“Tanpa bertindak sekarang, itu akan berdampak pada kemanusiaan, ekonomi, dan mata pencaharian kita. Secara ekologis, itu akan memiliki dampak bencana di planet ini,” imbuhnya seperti dikutip The Guardian, Senin (5/9).
Peringatan bersama dari BGCI dan Kelompok Spesialis Pohon Global dari komisi kelangsungan hidup spesies Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN SSC) ini, didukung oleh 45 ilmuwan dari lebih 20 negara, termasuk Inggris, AS, India, dan Haiti. Mereka menyerukan tindakan segera melalui petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 30 organisasi, termasuk pihak pengelola kebun raya, arboretum, dan universitas.
Menurut makalah tersebut, hutan dunia menyumbang US$1,3 triliun untuk ekonomi global. Kayu adalah komoditas yang paling berharga, tetapi produk non-kayu, seperti buah, kacang-kacangan, dan obat-obatan, menghasilkan US$88 miliar dalam perdagangan global. Dari buah yang tersedia untuk konsumsi global, 53% berasal dari pohon.
Spesies pohon yang umumnya diabaikan menghadapi ancaman kepunahan berjumlah dua kali lipat, studi itu memperingatkan.
Secara global, lebih dari 1,6 miliar orang tinggal dalam jarak 5 km (3 mil) dari hutan dan bergantung padanya. Di negara berkembang, hutan menyediakan hingga 25% dari pendapatan rumah tangga.
“Beberapa orang tinggal di hutan dan menggunakannya untuk kebutuhan hidup, untuk makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan,” kata Rivers.
Menurutnya pohon juga memiliki makna spiritual atau budaya . “Ketika spesies pohon itu hilang, warisan budaya itu juga hilang, seperti pohon darah naga di Yaman, atau baobab di Madagaskar.”
Kepunahan spesies pohon dalam skala besar akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati yang besar. Setengah dari spesies hewan dan tumbuhan dunia bergantung pada pohon sebagai habitatnya. Rivers menyebut sekitar 75% spesies burung, 68% spesies mamalia, dan sebanyak 10 juta spesies invertebrata hidup di hutan. Spesies yang bergantung pada hutan telah menurun sekitar 53% sejak 1970.
“Ketika kita melihat risiko kepunahan mamalia atau burung, yang menjadi penyebabnya adalah hilangnya habitat, dan hilangnya habitat sering kali adalah hilangnya pohon. Jika kita tidak menjaga pohon, tidak mungkin kita bisa menjaga semua kehidupan lain di sana,” jara Rivers.
Kepunahan satu spesies pohon dapat secara signifikan mengubah suatu ekosistem, menyebabkan efek domino pada kemampuannya untuk berfungsi. Dia mencontohkan ketika pohon eucalyptus dan dipterocarp rusak, misalnya, hutan lebih rentan terhadap kebakaran, hama, dan penyakit.
Hutan juga menyediakan 50% penyimpanan karbon dunia, sehingga kepunahan pohon lebih lanjut akan mengurangi kemampuan kita untuk melawan kerusakan iklim. “Hal baru dalam makalah ini adalah keragaman pohon menjadi hal yang sangat penting,” kata Rivers.
Keanekaragaman Hayati
Makalah penelitian ini juga menunjukkan bahwa hutan yang beragam menyimpan lebih banyak karbon daripada monokultur. Itu berlaku untuk banyak fungsi ekologis, tidak hanya menangkap karbon, tetapi menyediakan habitat bagi hewan, stabilisasi tanah, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta ketahanan terhadap badai dan cuaca buruk. “Dengan kehilangan keanekaragaman pohon, kita juga akan kehilangan keanekaragaman fauna, seperti burung, mikroorganisme, dan serangga.”
Lebih dari 100 spesies pohon sudah punah di alam liar, tetapi meskipun penting, miliaran pohon makin menyusut karena hama, penyakit, spesies invasif, kekeringan, kerusakan iklim, dan deforestasi untuk industri kayu, peternakan, kelapa sawit dan pertanian lainnya, dari pulau tropis hingga daerah kaya spesies, seperti Amazon dan Kalimantan.
Menjelang konferensi keanekaragaman hayati Cop15 PBB di Montreal Desember ini, para ilmuwan di balik makalah ini menyerukan lebih banyak perlindungan untuk pohon-pohon dunia, termasuk memperkuat peran pohon dalam kebijakan lingkungan dan iklim. (M-4)
Inisiatif ini merupakan langkah konkret menuju pengurangan signifikan jejak karbon yang dapat diadopsi oleh Bandara Soekarno-Hatta maupun bandara lainnya di seluruh Indonesia
Menurut para peneliti, meskipun ada kemajuan yang menggembirakan di Amazon, kondisi di tempat lain kurang menggembirakan.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
Program Pranaraksa menanam 300 bibit yang diestimasi dapat menyerap sebanyak 18 tCO2/tahun.
Pertamina dan ExxonMobil menandatangani Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian sebagai kelanjutan dari penjanjian yang sudah dihasilkan pada gelaran G20 November 2022 lalu.
Kerja sama tersebut diwujudkan dengan melakukan Joint Study Agreement antar-kedua perusahaan untuk mengkaji kelayakan CCS/CCUS di Kalimantan Timur, Indonesia.
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Greeneration Foundation bersama EcoRanger dan Kecamatan Muara Gembong yang didukung oleh Fujitsu menyelenggarakan Merdeka Clean Up Muara Gembong
KEMENTERIAN Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmennya dalam mengatasi polusi plastik pada forum internasional.
Penyelenggaraan trail run memberi multiplier effect bagi sektor perekonomian daerah.
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Menyusui adalah salah satu solusi alami yang ramah lingkungan, karena mengurangi ketergantungan terhadap susu formula dan juga kemasan plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved