Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH menerbitkan Buku Besar Peminum Kopi pada 2020, Andrea Hirata menerbitkan novel terbaru Minggu (21/8). Berjudul Brianna dan Bottomwise, novel ke-14 karyanya itu berkisah tentang petualangan gitar vintage Sunburst 1960 dari Freshno, California hingga ke Kampung Ketumbi di Pulau Senyap, Sumatra.
Tak hanya petualangan menegangkan, pembaca juga akan hanyut terbawa perjuangan orang-orang mempertahankan orkes Melayu. Beragam musik ‘dibunyikan’ dalam novel ini, mulai dari irama Melayu Semenanjung, rebana, hadrah, qasidah, hingga hentakan-hentakan staccato funk rock. Andrea merasa tertantang untuk menggarap tema yang menurutnya paling sulit dalam menulis fiksi, yakni musik.
"Ini unik karena mungkin ini ada dua latar belakang saya menulis ini. Pertama, membangun karakter fiksi dari tema yang semua orang tau dan familiar, nah itu ternyata tidak gampang setelah saya jalani menulis dalam tema musik ini. Ketika ditulis tiba-tiba seperti biografi atau artikel majalah musik. Kedua, saya coba menulis pertamanya di dalam bahasa Inggris," katanya saat konferensi pers dan peluncuran buku Brianna dan Bottomwise, Minggu (21/8).
Begitu besarnya tantangan yang ia rasakan dalam menulis novel ini, Andrea mengaku hampir saja menyerah di tengah jalan. "Ini novel pertama yang membuat saya hampir nyerah, saya gak pernah nyerah. Sesudah dua minggu saya tulis, aduh mau kemana tulisan ini. Jadi, tema musik itu gampang sekali menjadi subjektif, gampang karena saat kita menggemari musik tertentu, nah disitulah tulisan itu gagal menjadi karya fiksi," lanjut pemenang pertama New York Book Festival 2013 untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika itu.
Seperti biasanya, Andrea selalu meriset karya-karyanya selama bertahun-tahun, termasuk untuk novel ini. Beberapa kisah yang dialami tokoh di novel itu juga terinspirasi dari pengalamannya sendiri. Contohnya, ketika Sadman a.k.a Orkes Man, karakter mencolok dalam novel ini dikisahkan dilempari penonton. Kejadian itu dialami Andrea sendiri dan grup musiknya.
"Saya mengalami sendiri karena saya juga pemain musik di kampung saya. Kemudian di dalam karyanya juga ada musical journey dari tokoh," tutur pemenang pertama Buchawards 2013, Germany untuk Die Ragenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, Penerbit Hanser-Berlin.
Andrea pun punya misi besar melalui novel ini. Pria kelahiran Belitung Timur, 54 tahun lalu itu berharap generasi muda terutama orang-orang melayu muda bermain kembali orkes melayu, yang mulai ditinggal saat ini hingga hampir punah. "Jadi di sini ada cerita melestarikan budaya melayu, ada juga tentang tentang fun rock," ujarnya.
Salman Faridi, CEO Bentang Pustaka, mengungkapkan bahwa sebuah novel itu menjadi oase di tengah gempita konten hiburan digital. "Melalui karya Brianna dan Bottomwise yang jenaka dan plot cerita yang membetot perhatian pembaca khas Andrea Hirata, dunia teks tengah berkisah, bahwa ada permata tersembunyi menunggu di balik lembaran halaman buku," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, salah seorang penyunting novel Brianna dan Bottomwise, Nurani Puspitosari mengungkapkan bahwa keunikan Andrea dibanding penulis lainnya yang ia temui ialah gaya bercerita yang seperti orang Melayu bertutur. "Untuk penulis yang taat dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) mungkin akan dikira tidak sesuai degan kaidah bahasa tapi menurut kami justru kalau kita sesuikan dengan kadiah bahasa itu akan membunuh karakternya abang dalam berceritanya. Sehingga kami di Bentang memutuskan untuk mempertahankan gaya berceritanya," jelasnya. (M-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Sosok Melanie Putria tidak hanya cantik dan menawan, dirinya memiliki hobi lari dan menekuni gaya hidup sehat.
Juan Alvear, seniman kuku selebritas, telah membawa seni manicure ke tingkat yang baru dengan desain unik dan mencolok yang kerap tampil berantakan namun artistik.
Selain mengunggulkan desain dan kualitas, jenama busana muslim asal Sumenep ini menggandeng sejumlah selebritas sebagai strategi membidik pasar premium.
Sejumlah brand pun siap berlomba-lomba menyediakan berbagai penawaran menarik kepada para pengguna dan konsumen khususnya kalangan perempuan.
Dia tidak menyangka dengan usianya yang sudah menginjak kepala lima, terpilih sebagai brand ambassador perawatan kecantikan.
Mi Singapur yang disantap Nagita pun tak luput dari perhatian, dengan cita rasa yang begitu autentik dan memikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved