Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Latar Belakang Pendidikan Memengaruhi Kesehatan Otak Manusia

Galih Agus Saputra
05/1/2022 07:00
Latar Belakang Pendidikan Memengaruhi Kesehatan Otak Manusia
Mahasiswa di depan Gedung Rektorat UI, Depok, Selasa (26/1/2022). Tingkat pendidikan berpengaruh pada kinerja otak(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/kye/)

Memiliki pengalaman mengenyam pendidikan yang baik rupanya tidak hanya menjamin kesuksesan seseorang dalam meniti karir. Lebih dari itu, pendidikan akademis rupanya juga memiliki pengaruh yang baik bagi kesehatan otak terutama di usia senja.

Hal demikian terungkap lewat studi jangka panjang yang dipimpin Pakar Neuropsikologi University of Zurich, Lutz Jäncke. Dalam sebuah penelitian berjudul 'Dynamics of Healthy Aging', Jäncke dan tim mencoba mengamati kehidupan 200 akademisi senior selama kurang lebih tujuh tahun.

Hasil amatan lantas menunjukan ratusan akademisi itu tidak mengalami penurunan fungsi otak atau yang dikenal sebagai demensia. Mereka juga memiliki kecerdasan rata-rata hingga di atas rata-rata, dan masih mampu menjalani kehidupan sosial secara aktif.

Isabel Hotz yang turut berperan dalam penelitian kali ini juga melakukan pemindaian neuroanatomi dan neuropsikologis secara berkala. Selain itu ia juga mempelajari apa yang disebut hiperintensitas materi putih, yang mana memfokuskan perhatian pada 'lubang hitam' dan 'bintik putih' dalam proses degenerasi otak di gambar digital.

Menurut Hotz, munculnya lubang hitam dan bintik putih sejauh ini memang belum diketahui. Meski begitu, ia mengatakan hal demikian mungkin berhubungan dengan terhambatnya aliran darah ke otak (infrak serebral kecil), atau hilangnya jalur suatu saraf atau neuron. Persoalan demikian dapat mengganggu proses kognitif seseorang, khususnya ketika degenerasi mempengaruhi bagian vital dalam otak.

"Temuan mengungkapkan bahwa selama tujuh tahun, akademis lanjut usia mengalami peningkatan yang cukup rendah pada tanda-tanda khas degenerasi otak tersebut. Selain itu, mereka juga memproses informasi lebih cepat dan akurat, misalnya, saat mencocokkan huruf maupun pola. Penurunan mental mereka secara keseluruhan juga lebih rendah," terangnya, seperti dilansir dari Sciencedaily, Selasa, (4/1).

Temuan kali ini dirasa sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa pendidikan memiliki efek positif pada otak. Meskipun sejauh ini belum ada penjelasan yang pasti antara penuaan otak dan latar belakang pendidikan, para peneliti menduga bahwa tingkat pendidikan yang tinggi menyebabkan peningkatan jaringan saraf dan kognitif di sepanjang hidup manusia

"Mereka mungkin telah membangun cadangan. Di usia tua, otak mereka kemudian lebih mampu untuk mengkompensasi gangguan yang terjadi. Ada juga kemungkinan bahwa otak yang aktif sampai usia tua tidak rentan terhadap proses degenerasi, meskipun ini harus diverifikasi lebih lanjut dalam studi jangka panjang yang saat ini masih berlangsung," pungkas Jäncke. (M-4)

\



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya