Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
SETELAH seharian beraktivitas, kita biasanya fokus membersihkan wajah, tangan, dan mengganti pakaian sebelum tidur. Namun, ada satu langkah penting yang kerap dilupakan: mencuci kaki sebelum tidur.
Padahal, kaki merupakan bagian tubuh yang paling banyak terpapar kotoran, debu, keringat, dan bakteri sepanjang hari. Lalu, apakah mencuci kaki sebelum tidur itu perlu? Yuk, simak penjelasan para ahli berikut ini.
Banyak orang tidak memasukkan mencuci kaki dalam rutinitas malam mereka. Alasannya beragam, seperti merasa tidak penting, dianggap tidak praktis, atau karena merasa kaus kaki sudah cukup melindungi kaki dari kuman.
Namun, para dokter menyatakan bahwa kaki yang tidak dicuci dapat membawa kuman, bakteri, dan jamur ke tempat tidur, meningkatkan risiko infeksi kulit.
Dr. Govind Singh Bisht, konsultan podiatri di Max Multi Speciality Centre, New Delhi, menyarankan untuk mencuci kaki dua kali sehari—pagi dan malam sebelum tidur.
“Kita merawat wajah dan tangan, tetapi kaki sering diabaikan. Padahal, sikap kita terhadap perawatan kaki seharusnya sama,” jelasnya.
Menurut Dr. Rahul N S, konsultan bedah vaskular di Manipal Hospital, Bengaluru, kaki rentan mengumpulkan debu dan kuman karena posisinya yang dekat dengan tanah.
“Kalau tidak dicuci, semua partikel ini bisa terbawa ke tempat tidur dan menyebar ke wajah atau kulit,” ujarnya.
Dr. Seema Oberoi Lall dari CK Birla Hospital, Gurugram, juga menekankan pentingnya mencuci kaki untuk menghindari penyebaran kuman dan menjaga kebersihan tempat tidur.
Dr. Mahajan menjelaskan bahwa kaki yang kotor dapat memicu infeksi seperti kutu air, yang disebabkan oleh jamur dan berkembang di tempat lembap, terutama antara jari-jari kaki.
Gejala kutu air:
Jika tidak dibersihkan, kaki yang kotor dapat menjadi media penyebaran infeksi jamur dan bakteri.
Bagi penderita diabetes, mencuci kaki sangat penting karena mereka lebih rentan terhadap infeksi akibat sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Dr. Rahul menegaskan bahwa pasien diabetes seharusnya lebih memperhatikan kebersihan kaki daripada wajah mereka.
“Infeksi kecil bisa berujung pada amputasi jika tidak ditangani dengan baik,” tambah Dr. Govind.
Para dokter menyarankan mencuci kaki sebelum tidur, tetapi tidak menyatakannya sebagai kewajiban bagi orang sehat dengan kebersihan yang baik.
Namun, menjadikan ini kebiasaan harian akan meningkatkan kebersihan pribadi dan mengurangi risiko infeksi, menurut Dr. Mahajan.
Ingin memulai rutinitas perawatan kaki yang baik? Berikut adalah panduan praktisnya:
✅ Cuci kaki dua kali sehari: pagi dan sebelum tidur.
✅ Keringkan dengan benar, terutama di sela-sela jari kaki.
✅ Potong kuku kaki secara teratur untuk mencegah penumpukan kotoran.
✅ Gunakan alas kaki di dalam dan luar rumah.
✅ Pilih kaus kaki berbahan katun atau wol, hindari nilon.
✅ Cuci kaus kaki setiap habis dipakai agar tidak menjadi sarang bakteri.
Kebiasaan sederhana seperti mencuci kaki sebelum tidur bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan. Selain menjaga kebersihan tempat tidur, hal ini juga mengurangi risiko infeksi dan penyakit kulit.
Jadi, apakah Anda akan mencuci kaki malam ini? Yuk, mulai dari sekarang dan rasakan manfaatnya! (India Today/Z-10)
Kesehatan generasi muda adalah dasar utama untuk kemajuan Jakarta.
Sebagai langkah nyata mendukung tumbuhnya industri beauty and wellness nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi pameran wellness terbesar di Tanah Air.
Monk fruit adalah pemanis alami bebas kalori yang cocok untuk penderita diabetes dan diet rendah gula. Simak manfaatnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan solusi manis sehat.
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, memiliki ketahanan terhadap tantangan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved