Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kembalinya Teror di Penghujung Oktober

Galih Agus Saputra
28/10/2021 22:00
Kembalinya Teror di Penghujung Oktober
Tokoh Michael Myers(Ryan Green/Universal Pictures/Detroit Times)

Michael Myers, sosok bertopeng dalam waralaba film Hallowen rupanya belum mati usai dibakar di ruang bawah tanah oleh musuh bebuyutannya Laurie Strode (diperankan Jamie Lee Curtis).

Puluhan tahun berselang, sang penebar teror bangkit kembali untuk meluncurkan serangan pada perempuan itu, berikut penduduk di kota Haddonfield. Tepat pada malam Halloween.

Myers dengan topeng seramnya yang tampak sedikit gosong kini muncul dalam film Hallowen Kills (2021), yang dirilis di bioskop Tanah Air, mulai Senin (18/10). Ia menjadi satu-satunya alasan penduduk Haddonfield, Illionis untuk bersatu di tengah-tengah ketakutan.

Lewat film ini, sang sutradara David Gordon Green, bersama si penulis, Scott Teems dan Danny McBride rupanya hendak menyematkan kritiknya atas sistem keamanan sosial. Keberadaan aparat keamanan dirasa gagal melindungi warganya dari ancaman teror dan pembunuhan.

Alih-alih menunggu langkah taktis polisi yang memang telah dilatih dan disiapkan untuk memberikan rasa aman, warga justru main hakim sendiri dan mulai memburu Myers. Sayang, usaha berburu si penebar teror itu tak berlangsung menantang dan seru, kecuali kejutan teror (jump scares) yang pada dasarnya mudah ditebak.

Perselisihan abadi, atau setidaknya kurang lebih 43 tahun sejak film Halloween pertama rilis di 1978, antara Myers dan Strode, pun kali ini terasa hambar. Cuplikan demi cuplikan adegan hanya menggambarkan Myers yang memburu secara membabi buta, sementara Strode hanya berbaring di rumah sakit sambil mengerang kesakitan dan sesekali mengeluarkan nasihat atau kata-kata bijak.

Namun, perlu diakui bahwa Green pada kesempatan ini cukup menarik dalam menyuguhkan cerita. Selain menggunakan alur campuran maju dan mudur, ia juga berusaha bermain dengan para tokoh di sekitar sang pemeran utama. Posisi Strode yang seharusnya berada di garis depan medan pertempuran, justru diganti dengan anaknya Karen (yang diperankan Judy Greer) dan cucunya Allyson (oleh Andi Matichak).

Bagi pengikut setia sekuel film ini, mungkin agak mengecewakan karena akhir cerita tidak memberikan jawaban melainkan wejangan dari Strode. Namun, bagi mereka yang baru bergabung dalam 'pesta Hallowen', film ini mungkin bisa menjadi alternatif untuk bisa memancing bulu kuduk berdiri karena dipenuhi dengan darah dan pembunuhan khas film gore.

Halloween Kills (2021) juga boleh dibilang menghimpun teror dan kekejaman dari seri sebelumnya. Film kali ini menggabungkan perkara demi perkara yang terlihat pada Hallowen 2018 hingga 2021, dan sering kali menunjukkan bagaimana hubungannya satu sama lain. 

Halloween Kills (2021) bahkan disebut-sebut memiliki jumlah kematian yang paling tinggi jika dibandingan waralaba 'Halloween' sebelumnya. Meski tidak semua orang meninggal di tangan Myers, akan tetapi pembunuh bertopeng itu boleh dibilang lebih sibuk mengayunkan goloknya ke korban ketimbang bicara di dalam film.

Ilustrasi musik juga barangkali menjadi faktor plus pada film ini. John Carpenter, aktor sekaligus komposer itu, menyusun skor musik untuk film Hallowen Kills (2021) dengan berbagai elemen yang 'tidak menyenangkan' bahkan boleh dibilang mampu membuat penontonnya 'resah' dengan keadaan. Alunan musik dari piano, yang mungkin terdengar sederhana rasanya juga boleh dibilang  berhasil menyihir para penonton seolah-olah berada dalam sketsa cerita. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya