Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Dunia maya sempat terusik setelah seorang pengguna Facebook menyatakan media sosial tersebut mendeteksi orang kulit hitam sebagai primata.
Hal itu ditemukan setelah pengguna tersebut mendapat rekomendasi video-video tentang primata tepat setelah ia menonton sebuah video berita tentang orang dengan ras kulit hitam.
Kenyataan itu disayangkan banyak pihak. Khususnya karena saat ini kampanye perlindungan terhadap ras kulit hitam tengah keras disuarakan di berbagai negara Amerika dan Eropa.
Dilansir dari bbc.com, Selasa, (7/9), pihak Facebook mengatakan kesalahan merupakan akibat sistem yang eror. Mereka memohon maaf dan berjanji akan segera melakukan perbaikan sistem algoritma yang ada di Facebook.
“Kami meminta maaf kepada semua orang yang mungkin merasa ini sebagai hal yang mengganggu atau menghina,” bunyi pernyataan resmi Facebook.
Sejak 2020, pihak Facebook menyatakan mereka terus melakukan peningkatan kualitas dan akurasi algoritma yang mereka miliki. Termasuk dalam mendeteksi gambar atau video berisikan orang-orang dengan ras yang berbeda.
“Kami langsung menonaktifkan fitur rekomendasi topik begitu kami mengetahui apa yang terjadi sehingga kami bisa lebih maksimal melakukan investigasi dan kejadian serupa tidak kembali terjadi,” tutur pihak Facebook.
Kasus kesalahan deteksi algoritma ras kulit hitam sebagai primata memang bukan hal baru. Pada 2015, Google Photos salah mendeteksi orang ras kulit hitam sebagai gorila. Pihak Google saat ini juga menyatakan permintaan maaf dan melakukan evaluasi terhadap sistemnya. (M-2)
QuantumByte, platform artificial intelligence app builder yang dikembangkan oleh startup Indonesia, Quantum Teknologi Nusantara terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Peluncuran MyPro+ ini merupakan inovasi digital besar kedua pada tahun ini setelah MyGo+ baru-baru ini diperkenalkan kepada publik.
Selama lebih dari 10 tahun, gerakan ini menunjukkan cara aksi kolektif masyarakat untuk membuka akses pendanaan bagi berbagai inisiatif sosial.
YAYASAN Belas Kasih meluncurkan aplikasi Belas Kasih pada Jumat (9/5). Aplikasi ini untuk memudahkan donasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, serta wujud transparansi dana
Kegiatan ini tak hanya berfungsi sebagai platform apresiasi karya, tetapi juga sebagai langkah nyata mempertemukan akademisi, pelaku industri, serta masyarakat luas.
Belanja bukan hanya sekedar pengeluaran, tetapi juga peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved