Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pandemi, Jumlah Sarang Penyu Tempayan Pecahkan Rekor

Galih Agus Saputra
27/7/2021 21:02
Pandemi, Jumlah Sarang Penyu Tempayan Pecahkan Rekor
Ilustrasi : penyu.(Antara)

Adanya pandemi covid-19 tampaknya tidak selalu membawa kabar buruk. Sebuah studi yang beberapa waktu lalu dikerjakan masyarakat pelindung penyu laut di Yunani, Sea Turtle Protection Society of Greece (Archelon) menunjukan penyu tempayan telah berhasil 'merebut' pantai Marathonisi kembali untuk berkembang biak.

Penyu-penyu tersebut kembali ke pantai karena sepinya kunjungan pariwisata massal. Hewan yang terancam punah itu sedari dulu memang diketahui kerap bersarang dan berselisih dengan pengunjung di kawasan yang menjadi bagian dari pulau Zakynthos itu, yang mana setiap tahunnya didatangi sekitar satu juta turis.

Umumnya perselisihan terjadi karena turis sering melanggar aturan yang dirancang untuk menjauhkan mereka dari sarang penyu. Tetapi amatan terbaru dari Archelon menunjukan adanya perubahan perilaku penyu, terutama setelah penurunan jumlah pengunjung dan lalu lintas perahu.

Menurut mereka, selama musim kawin pada Mei hingga Juni, penyu-penyu yang biasa ditemukan di sebuah teluk bernama Laganas, akan berpindah dari perairan yang lebih hangat (100 meter dari pantai) ke perairan yang lebih dingin (400 meter dari pantai). Namun hal itu rupanya tidak terjadi pada musim kawin 2020, dimana para penyu terlihat tetap berada di perairan yang lebih hangat. Posisi mereka bahkan tak berubah ketika suhu air laut mencapati titik optimal.

Lebih dari itu, Archelon juga mencatat jumlah sarang yang ditemukan di Zakynthos mencapai 1.800. Angka itu menjadi rekor terbanyak di sepanjang sejarah 38 tahun organisasi tersebut melakukan upaya penyelamatan penyu, di wilayah yang menjadi bagian dari kepulauan Ionia itu.

Pakar Ekologi Satwa Liar yang menulis hasil penelitian kali ini, Gail Schofield menjelaskan, pada dasarnya sangat sulit untuk melihat bagaimana dampak pariwisata terhadap kehidupan penyu. Sama sulitnya untuk menunjukan bukti teoritis korelasi antara sedikitnya jumlah sarang dengan lokasi berenang para penyu.

Namun, salah satu anggota Archelon, Nikoletta Sidiropoulou mengatakan korelasi itu mudah dipahami karena para penyu akan lebih mudah keluar dari air dan bersarang, ketika tidak ada hambatan di pantai pada malam hari, seperti kursi berjemur, payung, atau apa pun yang mungkin ditemukan selama musim kunjungan turis.

"Zakynthos memiliki banyak turis muda. Kebanyakan dari mereka bahkan tidak tahu penyu bersarang di pantai, jadi mereka juga tidak tahu peraturannya,” katanya, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa, (27/7).

Sementara itu, Laurent Sourbes, yang menjadi koordinator taman laut nasional Zakynthos berpendapat satu-satunya solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan denda bagi pelanggar aturan. Namun, hal ini cukup sulit untuk dilakukan karena akan membutuhkan lebih banyak sumber daya.

“Kami tidak dapat melakukannya sendiri, kami membutuhkan penjaga pantai. Sekarang pemerintah sudah membawa dua kapal lagi untuk penjaga pantai, tetapi sangat disayangkan harus menunggu penyu dibunuh terlebih dahulu” imbuh Sourbes, setelah mengetahui laporan yang menemukan penyu mati mengambang, karena tertabrak baling-baling kapal di sebelah pelabuhan utama pulau itu. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya