Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Di Era 90-an, Gelanggang Olahraga (GOR) Saparua, menjadi semacam altar suci bagi skena metal di Bandung, dan sekitarnya. Banyak band metal terkenal, lahir dari tempat ini.
Vokalis band Seringai, Arian13 dan gitaris Burgerkill, Eben menceritakan pengalamannya terkait gedung 'angker' ini dalam film dokumenter berjudul 'Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua'.
Meski di awal kehadirannya bukan diperuntukan bagi kegiatan seni-budaya, GOR Saparua kemudian dianggap menjadi suatu titik krusial bagi perkembangan musik rock dan metal Tanah Air. Banyak musikus yang 'bersuara dan tumbuh bersama' di gedung tersebut setidaknya sejak awal dekade 1990-an.
Dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Selasa, (18/5), dijelaskan 'Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua' ialah film yang diproduksi Sutradara, Alvian Yunata, bersama Rich Music dan Hazed Production. Melalui film ini mereka tidak hanya ingin menceritakan Gedung Saparua, akan tetapi juga mencoba mencatat semangat dan sejarah perkembangan musik rock hingga menjadi sebuah subkultur di Bandung.
"Sebelum ada acara-acara underground begitu, dulu ada beberapa festival rock di situ," tutur Arian13, dalam cuplikan film dokumenter yang rencananya akan dirilis awal Juni 2021 tersebut.
Selain Arian13 dan Eben, sejumlah musikus seperti Sam Bimbo, Manajer Burgerkill, Dadan Ketu, Manajer Seringai, Wendi Putranto, dan mantan vokalis Seurieus, Candil turut menjadi narasumber dalam film tersebut. Selain itu juga ada, Fadli Aat dari Diskoria, Buluks dari Superglad, dan masih banyak lagi.
Munculnya film dokumenter ‘Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua’, nantinya juga akan diikuti dengan konser virtual, 'Distorsi Keras', pada 30 Mei hingga 2 Juni. Perhelatan musik ini diharap menjadi yang 'terbesar dan terkeras' dengan penampilan lebih dari 20 band yang dipandu empat pembawa acara sekaligus. Beberapa nama band seperti Jamrud, Rocket Rockers, Noin Bullet, hingga Alone At Last, Closehead, dan lain-lain akan tampil dalam konser tersebut. (M-4)
Film Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung merupakan spin-off dari film Kang Mak From Pee Mak, yang sukses besar pada 2024.
Film itu akan menyajikan cerita perjalanan hidup Aqilla setelah merelakan anak kandungnya Baskara (Faqih Alaydrus) untuk diasuh oleh pasangan Arif dan Yumna di Surakarta.
Sosok hantu yang menyeramkan itu bakal muncul di film Kang Solah From Kang Mak X Nenek Gayung, spin off dari film Kang Mak from Pee Mak.
AKTRIS Lily Collins, pemeran utama dalam serial Emily in Paris sudah terjun ke dunia hiburan sejak masih balita, tepatnya tahun 1992 saat usianya baru dua tahun.
Film berjudul Surat Untuk Presiden mengisahkan tentang harapan, keteguhan hati, dan cinta keluarga.
Kolaborasi vokal Eva Celia dan Bilal Indrajaya diharapkan menjadi penghubung antargenerasi untuk menjadi penikmat cerita Rangga dan Cinta.
Bernuansa dream-pop dan shoegaze, Shed dari Shye membahas tentang kesedihan masa lalu yang tidak bisa kita ubah.
Moxide terinspirasi oleh legenda Nu Metal seperti Slipknot, Korn, Deftones, Mudvayne, Rage Against the Machine, Mudvayne, Limp Bizkit dan Sevendust.
Didirikan pada 1 Januari 2006, Disco Ethnic dikenal sebagai pengusung musik neo ethnic—perpaduan instrumen tradisi Jawa Barat dengan musik modern yang dikemas kontemporer.
Kumpulan karya Nadine Makalew bagaikan roller coaster yang mencerminkan dirinya mencari identitas dan mengarungi tantangan-tangan yang dilewati oleh Nadine ketika hidup merantau di luar.
Soulvibe menyampaikan bahwa Melewatkanmu bercerita tentang penyesalan karena melewatkan kesempatan mengungkapkan perasaan.
BAND britpop asal Bandung The Radiostar kembali merilis karya terbaru mereka yang berjudul Retorika Ilusi, single kedua menyusul kesuksesan single pertama Euforia Ego.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved