Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ekonom Serukan Tindakan Segera untuk Atasi Perubahan Iklim

Adiyanto
30/3/2021 12:33
Ekonom Serukan Tindakan Segera untuk Atasi Perubahan Iklim
Peta dunia menunjukkan kerugian PDB riil rata-rata pada tahun 2050 berdasar wilayah, menurut studi Economist Intelligence Unit(AFP)

BIAYA dampak pemanasan global akan jauh lebih besar daripada ongkos pengurangan emisi gas rumah kaca dengan cepat. Demikian seruan lebih dari 700 ekonom dari seluruh dunia yang disampaikan Selasa (30/3).

Sebuah survei internasional menemukan hampir tiga perempat ekonom yang memberikan tanggapan percaya bahwa tindakan "segera dan drastis" diperlukan untuk membatasi dampak perubahan iklim. Mereka juga memperingatkan  biaya kegagalan untuk mengurangi polusi karbon akan dengan cepat membengkak hingga mencapai triliunan dolar setiap tahun.

Hampir sembilan dari 10 (89%) ekonom mengatakan mereka percaya perubahan iklim akan memperburuk ketimpangan global dan mereka hampir sepakat dan percaya manfaat emisi nol-bersih pada pertengahan abad ini akan jauh lebih besar, daripada biaya mengatasi dampaknya.

"Orang-orang yang menghabiskan karier mereka mempelajari ekonomi sepakat bahwa perubahan iklim akan mahal, berpotensi sangat merugikan," kata Peter Howard, direktur ekonomi di Institute for Policy Integrity di NYU School of Law, yang melakukan survei tersebut.

Konsensus yang dicapai oleh responden survei itu menunjukkan dampak ekonomi yang diproyeksikan dari perubahan iklim akan mencapai US$1,7 triliun per tahun pada 2025 dan sekitar US$30 triliun per tahun pada 2075.

Dua pertiga ekonom yang disurvei setuju dengan gagasan bahwa manfaat mencapai emisi nol-bersih pada pertengahan abad, seperti yang telah dijanjikan akan dicapai oleh beberapa penghasil emisi besar, akan lebih besar daripada pengeluaran yang diperlukan untuk mencapainya.

Sebanyak 80% responden mengatakan tingkat kepedulian mereka terhadap iklim meningkat selama lima tahun terakhir. Alasannya karena mereka telah mengamati peristiwa cuaca ekstrem yang dikaitkan dengan perubahan iklim.

Penulis survei tersebut mengatakan mereka berharap temuan tersebut akan membantu memberi informasi kepada pembuat kebijakan ketika mereka harus mengeluarkan biaya untuk upaya mitigasi iklim di masa depan. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya