Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Remaja yang Kesepian Rentan Kecanduan Internet

Deden Muhammad Rojani
10/3/2021 10:15
Remaja yang Kesepian Rentan Kecanduan Internet
Penelitian menyebutkan jika remaja yang kesepian rentan kecanduan internet.(Screenpost/ Unsplash)

KESEPIAN nyatanya bisa menjadi pendorong remaja menjadi kecanduan internet. Demikian hasil studi tim dari Universitas Helsinki, Finlandia, yang dilansir Sciencedaily, Selasa (9/3).

"Pada periode virus korona, kesepian telah meningkat tajam di kalangan remaja. Mereka mencari rasa memiliki dari internet. Remaja yang kesepian membuka internet dan berisiko menjadi kecanduan. Kecanduan internet dapat semakin memperburuk rasa tidak enak badan mereka, seperti depresi,  "kata Profesor Pendidikan yang sekaligus pemimpin studi Katariina Salmela-Aro dari Universitas Helsinki.

Studi itu mengamati penggunaan internet yang merugikan oleh remaja dengan melibatkan 1.750 subjek yang merupakan remaja dengan rentang usia 16, 17 dan 18 tahun. Hasilnya penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Child Development itu menyebut jika risiko kecanduan tertinggi tampak pada anak laki-laki berusia 16 tahun

Bagi beberapa orang, masalahnya tetap ada hingga dewasa, tetapi bagi yang lain itu mereda seiring bertambahnya usia. 

 "Sungguh melegakan mengetahui bahwa penggunaan internet yang bermasalah bersifat adaptif dan sering berubah pada akhir masa remaja dan selama transisi ke masa dewasa. Akibatnya, perhatian harus diberikan pada masalah ini baik di sekolah maupun di rumah. Mengatasi kesepian juga berfungsi sebagai saluran penting untuk mencegah  penggunaan internet yang berlebihan, "catatan Salmela-Aro.

Ditemukan dalam penelitian bahwa kondisi rumah tangga dan pengasuhan juga penting. Anak-anak yang tidak dekat dengan orangtua memiliki risiko lebih tinggi untuk terseret ke dalam penggunaan internet yang merugikan. 

Pada peserta penelitian, penggunaan internet kompulsif memiliki kaitan dengan depresi. Lebih detilnya, depresi menjurus ke penggunaan internet yang bermasalah, sementara penggunaan yang bermasalah semakin meningkatkan gejala depresi. Dengan begitu yang terjadi adalah siklus.

Penggunaan internet yang bermasalah juga menjurus pada prediksi keberhasilan akademis yang lebih buruk. Hal itu terjadi karena banyaknya waktu yang digunakan untuk berinternet dapat mengganggu ritme tidur dan pemulihan remaja. Dengan begitu, kinerja belajar mereka menjadi buruk. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya