Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KESEPIAN nyatanya bisa menjadi pendorong remaja menjadi kecanduan internet. Demikian hasil studi tim dari Universitas Helsinki, Finlandia, yang dilansir Sciencedaily, Selasa (9/3).
"Pada periode virus korona, kesepian telah meningkat tajam di kalangan remaja. Mereka mencari rasa memiliki dari internet. Remaja yang kesepian membuka internet dan berisiko menjadi kecanduan. Kecanduan internet dapat semakin memperburuk rasa tidak enak badan mereka, seperti depresi, "kata Profesor Pendidikan yang sekaligus pemimpin studi Katariina Salmela-Aro dari Universitas Helsinki.
Studi itu mengamati penggunaan internet yang merugikan oleh remaja dengan melibatkan 1.750 subjek yang merupakan remaja dengan rentang usia 16, 17 dan 18 tahun. Hasilnya penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Child Development itu menyebut jika risiko kecanduan tertinggi tampak pada anak laki-laki berusia 16 tahun
Bagi beberapa orang, masalahnya tetap ada hingga dewasa, tetapi bagi yang lain itu mereda seiring bertambahnya usia.
"Sungguh melegakan mengetahui bahwa penggunaan internet yang bermasalah bersifat adaptif dan sering berubah pada akhir masa remaja dan selama transisi ke masa dewasa. Akibatnya, perhatian harus diberikan pada masalah ini baik di sekolah maupun di rumah. Mengatasi kesepian juga berfungsi sebagai saluran penting untuk mencegah penggunaan internet yang berlebihan, "catatan Salmela-Aro.
Ditemukan dalam penelitian bahwa kondisi rumah tangga dan pengasuhan juga penting. Anak-anak yang tidak dekat dengan orangtua memiliki risiko lebih tinggi untuk terseret ke dalam penggunaan internet yang merugikan.
Pada peserta penelitian, penggunaan internet kompulsif memiliki kaitan dengan depresi. Lebih detilnya, depresi menjurus ke penggunaan internet yang bermasalah, sementara penggunaan yang bermasalah semakin meningkatkan gejala depresi. Dengan begitu yang terjadi adalah siklus.
Penggunaan internet yang bermasalah juga menjurus pada prediksi keberhasilan akademis yang lebih buruk. Hal itu terjadi karena banyaknya waktu yang digunakan untuk berinternet dapat mengganggu ritme tidur dan pemulihan remaja. Dengan begitu, kinerja belajar mereka menjadi buruk. (M-1)
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Banyak orang tua lupa memeriksakan kesehatan remaja secara rutin. Padahal, masa remaja rentan terhadap masalah pubertas
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved