Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
REMPAH-rempah dan buah-buahan dari Asia ternyata telah lama mencapai kawasan Mediterania. Bukti tersebutg diungkapkan Philipp Stockhammer, arkeolog dari Ludwig-Maximilians-Universität, Munich (LMU), Jerman.
Philipp dan timnya mengungkapkan, beberapa abad silam pedagang di sebuah pasar di Megido, Levant, tidak hanya menjajakan gandum atau kurma tetapi juga sudah menyediakan minyak wijen. Masyarakat di sana juga menggunakan mangkuk berisi rempah-rempah berwarna kuning cerah. Ia bersama tim menganalisis sisa makanan di karang gigi, yang dari permukaannya dapat diketahui bahwa pada saat itu orang-orang di Megido sudah mengonsumsi kunyit, pisang, dan kedelai.
Penemuan Philipp ini menunjukkan perdagangan telah menghubungkan masyarakat dari jarak jauh sejak masa silam. Rempah-rempah seperti kunyit dan buah-buahan seperti pisang telah mencapai Mediterania lebih dari 3000 tahun lalu, atau jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
"Dengan demikian rempah-rempah, buah-buahan, dan minyak dari Asia telah mencapai Mediterania beberapa abad lalu, dalam beberapa kasus bahkan ribuan tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini adalah bukti langsung paling awal tentang kunyit, pisang, dan kedelai yang ditemukan di luar Asia selatan dan timur," terang Philipp, seperti dilansir dari Science Daily, Minggu, (27/12).
Menurut Philipp, wilayah Megido pada masa itu itu telah menjadi jembatan penting antara Mediterania, Asia, dan Mesir atau lebih tepatnya pada milenium ke-2 SM. Adapun proyek penelitiannya sendiri, ditujukan untuk mengetahui jenis masakan yang terdapat pada populasi setempat pada zaman perunggu hingga zaman besi awal.
Dalam kerjanya, Philipp dan tim menganalisis jejak sisa makanan, termasuk protein purba dan mikrofosil tumbuhan, yang tersimpan dalam kalkulus gigi manusia selama ribuan tahun. Secara teknis, Philipp menjelaskan partikel makanan kecil yang terperangkap dan ditemukan di Megido itulah yang sekarang dapat diakses untuk penelitian ilmiah.
"Ini memungkinkan kami menemukan jejak apa yang dimakan seseorang. Siapa pun yang tidak mempraktikkan kebersihan gigi dengan baik akan memberi tahu kami (para arkeolog) terkait apa yang manusia makan ribuan tahun lalu," tutur Philipp. (M-4)
"Jadi di lidah rasa tetap jamu, tapi di hidung aromanya wangi yang bisa diterima. Ini yang mungkin kemudian disukai anak-anak muda yang dulunya nggak akrab dengan jamu."
Pemanfaatan tanaman herbal dan rempah-rempah harus mengedepankan penelitian dan kemajuan teknologi.
MANTAN Bupati Sragen Untung Wiyono masygul dengan sikap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang dinilai kurang bijak menanggapi adanya minuman empon-mpon mampu cegah Covid-19.
KEKAYAAN sumber daya alam Indonesia yang sangat beragam sudah lama tersohor. Salah satunya rempah-rempah, seperti jahe merah. Minuman jahe merah mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Indonesia harus membongkar lagi catatan-catatan naturalis dari Eropa abad 17 hingga 19 yang mengumpulkan data di Hindia Belanda.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, jalur rempah saksi perkembangan dan pasang surut peradaban bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari.
Kutus Kutus menghadirkan Sanga Sanga, dengan jargon "Sanga Sanga, Sing Ada Lawan".
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Jelita mesti waspada atas produk kesehatan yang mengaku berbahan dasar herbal yang berbahaya namun mengandung bahan kimia obat (BKO).
Teh hijau atau Camellia sinensis merupakan sumber antioksidan epigallocatechin gallate (EGCG), yang terbukti memperkuat sistem kekebalan tubuh.
POLDA Metro Jaya menetapkan M Ja'far Audah (28) sebagai tersangka atas dugaan memproduksi jamu atau obat tradisional tanpa izin edar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Pemanfaatan obat tradisional itu dilakukan sebagai upaya memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved