Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Generasi-Generasi

Dony Tjiptonugroho Redaktur Bahasa Media Indonesia
13/12/2020 02:25
Generasi-Generasi
Dony Tjiptonugroho Redaktur Bahasa Media Indonesia(Dok. Pribadi)

SABAN ada peringatan harihari yang terkait dengan sejarah kebangsaan, Hari Pahlawan 10 November misal nya, mencuat pembicaraan tentang generasi penerus. Berulang dan berulang. Mendatangkan juga nostalgia masa sekolah.

Semasa sekolah dulu saya mengikuti upacara bendera yang tentunya diisi pidato guru yang biasanya juga menjabat kepala sekolah. Dari sekian banyak upacara yang saya ikuti, ada yang isi pidatonya tentang generasi penerus. Intinya secara umum mengingatkan orang-orang muda bahwa masa depan bangsa ditentukan generasi muda karena generasi muda meneruskan eksistensi bangsa, kemajuan, dan pembangunan bangsa. Karena itu, orang-orang muda harus mempersiapkan diri.

Dari sekian banyak upacara yang isi pidatonya tentang generasi penerus, ada yang menempel dalam kepala karena mengupas makna gene rasi penerus. Parafrasanya kirakira seperti berikut ini.

“Generasi muda memang jadi generasi penerus, tapi jangan otomatis jadi generasi penerus. Generasi penerus berarti orang-orang yang meneruskan sesuatu hal atau kondisi. Kalau hal atau kondisi yang ada tidak baik, apakah generasi penerus akan meneruskan yang tidak baik itu? Kalau hal atau kondisi yang ada tidak baik, itu jangan diteruskan. Kondisi kita tidak berubah menjadi baik atau lebih baik jangan-jangan karena orang-orang muda hanya menjadi generasi penerus yang meneruskan apa adanya hal yang mereka dapati dari generasi pendahulu. Karena itu, orang-orang muda harus cermat melihat, jangan otomatis jadi generasi penerus. Jadilah gene rasi pengganti yang menggantikan tidak hanya generasi pendahulu, tapi juga yang buruk agar menjadi baik. Jadilah generasi pembaru.”

Nah, karena ingat pidato itu, kalau mendengar ‘pemuda sebagai generasi penerus’, saya kadang membatin, apa dulu yang diteruskan, nih?

Pidato itu tetap menarik bagi saya karena istilah generasi penerus yang sudah diterima begitu saja, semacam taken for granted, diangkat dan dibandingkan dengan pengganti dan pembaru.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penerus ialah kata benda yang bermakna ‘yang meneruskan (melanjutkan; menggantikan)’. Untuk contoh penggunaannya, saya ambil dari artikel di Mediaindonesia.com, ‘Sekali lagi, generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia wajib meneruskan amanah dari pendiri bangsa ini untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI’.

Kata pengganti dalam kamus itu juga ialah nomina yang bermakna ‘yang menjadi ganti (tentang barang); penukar; sulih’ dan ‘orang yang menggantikan kedudukan atau jabatan orang lain’. Contohnya ialah ‘...kita harus kembali merefl eksikan pada diri kita masing-masing, apakah termasuk generasi pengganti atau generasi yang tergantikan, tinggal lihat saja karakteristiknya, adakah karakteristik di atas ada dalam diri kita?’ dari Dakwatuna.com.

Berikutnya, pembaru dalam kamus yang sama ialah nomina yang bermakna ‘orang yang membarui’. Menarik melihat kata membaruiyang maknanya seperti inti pidato guru saya itu, yakni ‘memperbaiki supaya menjadi baru’ dan ‘mengganti dengan yang baru; memodernkan’. Contohnya ‘Sebagai acuan atau standar untuk mengetahui kecerdasan intelektual generasi Pembaru masa depan (future innovator generation), hendaknya memiliki komponen yang luar biasa...’ ( IQ-GPM Kualitas Kecerdasan Intelektual Generasi Pembaru Masa Depan, karya Marsuki).

Patut direnungkan, kita generasi apa?



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya