Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
UNTUK ke-19 kali, Festival Film Dokumenter kembali digelar. Pada FFD 2020 ini ada 40 film dari 19 negara yang akan diputar dan dapat diakses gratis di ffd.or.id.
Pembukaan festival yang berlangsung hingga 14 Desember ini telah digelar Rabu (25/11). “Penyelenggaraan ke-19 ini kami ambil sebagai upaya dukungan pengembangan film dokumenter baik secara kualitas maupun kuantitas. Hadir sebagai titik temu antara pembuat dokumenter dan publik," kata Direktur FFD 2020 Anita Reza Zein.
Musisi Leilani Hermiasih atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Frau menjadi salah satu penampil di acara pembukaan. Ia menyanyikan Tarian Sari, dan dua lagu dari album Dunia Milik Kita (Dialita) berjudul Ujian dan Kupandang Langit.
“FFD 2020 ini juga berefleksi dari situasi membingungkan ini. Sehingga, tahun ini mereka ingin menjalin interaksi dengan lebih banyak orang dan mencari kemungkinan solusi atas masalah yang ada di masa depan dan bahkan juga untuk sekadar menyuguhkan hiburan semata,” katanya di tengah penampilannya.
Tahun ini, FFD dibuka dengan film In Touch (2018) karya Pawel Ziemilski. Dalam program kompetisi, terdapat empat kategori. Pada kategori film kompetisi panjang internasional, diikuti oleh 10 film, terdiri dari Areum Married (Korea Selatan), Aswang (Filipina), Judy Versus Capitalism (Kanada), La Vida en Comun (Argentina), Malditos (Spanyol, Italia), Nan (Tiongkok, AS), Suzanne Daveau (Portugal), Tender (Prancis), The Whale from Lorino (Polandia), dan Yu Gong (Jerman).
Pada kategori film kompetisi panjang Indonesia, diikuti oleh tiga film, yakni Help Is On The Way (Ismail Fahmi Lubis), kOsOng (Chonie Prysilia, Hizkia Subiyantoro), dan Pulejajar (Khusnul Khitam). Sementara kategori film kompetisi pendek diikuti oleh empat film, memories/fortress (Moses Parlindungan), Minor (Vena Besta Klaudina, Tazkiyatun Nufus), Salmiyah (Harryaldi Kurniawan), dan Sisa Suara (Muhammad Andriandino Nugraha).
Di film kompetisi pelajar, ada pula tiga film yang bersaing, yakni Bunyi Banyu (Dede Haykal), Rintih di Tanah yang Pilu (Muhammad Fitra Rizkika, Rahma Wardani), dan Sinema Pelajar Kebumen (Nanda Taufik Hidayat). (M-1)
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung International BNI Java Jazz Festival 2025 melalui aktivitas wondr Treasure Hunt.
Festival kali ini diselenggarakan pada 25 Mei 2025 di Sarinah Thamrin, Jakarta dan juga dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2025.
Selain pameran seni, kegiatan ini juga meliputi lokakarya, pasar kreator, permainan, dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved