Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SALAH penggunaan kata acap kali menjadi salah satu kesulitan dalam berbahasa. Karena itu, penggunaan kata harus sesuai dengan makna yang terkandung di dalamnya. Namun, acap kali ditemukan penggunaan kata yang dipakai tidak sesuai dengan makna aslinya.
Berawal dari akun Tiktok dengan nama @d.dejasmin yang mengunggah sebuah video prank yang sangat lucu. Di video tersebut memperlihatkan beberapa remaja yang sedang tidur di lantai, tiba-tiba datang laki-laki yang menyamar menjadi pocong. Pocong itu nimbrung tidur di sela-sela keempat remaja tersebut. Tak lama kemudian satu per satu para remaja itu pun terbangun. Mereka pun kaget dan ketakutan, bahkan sampai ada yang berpelukan dan lari terbirit-birit.
Aksi keempat remaja yang ketakutan itu mengundang gelak tawa yang menonton. Tak mengherankan jika video itu berhasil viral dan ditonton belasan juta pengguna di Tiktok. Tak hanya kocak, video itu pun mendapat serbuan komentar dari netizen.
Komentar warganet di video itu didominasi dengan kata ‘bengek. Misalnya, dari @araaraaa: astaga, malam-malam bengek nonton video lucu ini. Untung kagak kedengeran tetangga. Lalu, dari akun @ babysharkdududu: bengek banget ha ha ha.
Awalnya saya heran kenapa banyak orang yang berkomentar dengan kata bengek di video lucu tersebut. Apa korelasinya kata bengek dengan unggahan video lucu tersebut? Sungguh tidak nyambung!
Ternyata, usut punya usut, bengek dimaknai warganet sebagai kondisi ketika tertawa keras sampai berbunyi ngik ngik ngik. Padahal, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bengek bermakna sesak napas, penyakit sesak napas; asma.
Tak hanya di media sosial, kata bengek pun ada dalam judul berita berikut: Cerita Lucu di Demo Omnibus Law yang Bikin Netizen Bengek (Tagar News, 11/10) dan 13 Kejadian Unik di Pernikahan ini Bikin Netizen Bengek Parah (IDN Times, 20/10).
Senada halnya dengan gejala tersebut, di media sosial kata kentang pun kerap diartikan dengan bukan makna aslinya. Netizen memaknai kata kentang sebagai jelek, pas-pasan. Misalnya, unggahan dari akun @chayat, cintaku terhalang muka kentang dan HP kentang. Sad boy!
Selain itu, ada juga gejala lain yang serupa. Kata absensi dan presensi serta muhrim dan mahrom, misalnya. Saya sering kali mendapati penyalahgunaan kata absensi dan presensi. Banyak orang yang mengartikan kata absensi sebagai kehadiran. Padahal, di KBBI, absensi bermakna ketidakhadiran. Seharusnya kata yang tepat digunakan untuk memaknai kehadiran ialah presensi.
Pun sama halnya dengan kata mahrom dan muhrim. Kata muhrim acap kali dimaknai sebagai orang yang haram untuk dinikahi. Nyatanya, makna sebenarnya bukanlah seperti itu. Di dalam KBBI, muhrim ialah orang yang sedang mengerjakan ihram. Kata muhrim jelas tidak ada hubungannya dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Mahram ialah kata yang tepat digunakan untuk kesalahpahaman perihal arti muhrim.
Sebagai generasi penerus gunakanlah bahasa yang baik dan benar. Jangan mengaburkan makna. Jika salah, selamanya akan salah. Efek dari satu kata yang salah akan membawa warisan kesalahan kepada generasi berikutnya. Mari kita jaga dan rawat bahasa kita, bahasa Indonesia, dengan menggunakannya secara tepat makna.
Kamu yang ingin mengetahui apa itu ice breaking, berikut penjelasan tentang hal tersebut!
Yuk main teka-teki lucu dan menghibur ini dengan teman.
SUDOKU atau dikenal juga dengan tebak angka (number place) merupakan teka-teki logika.
Bapak tuh KORUPTOR yang ciamik, Paling berani tapi okeeeee. Ampuuun... Jangan dipuja puji dooong..
PANDEMI covid-19 menghantam hampir seluruh aspek kehidupan manusia, tak terkecuali kesehatan jiwa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved