Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tribute untuk Djaduk Ferianto dalam Prambanan Jazz

Abdillah Marzuqi
02/11/2020 08:32
Tribute untuk Djaduk Ferianto dalam Prambanan Jazz
Para penampil hari kedua Prambanan Jazz dan tribute untuk mendiang Djaduk Ferianto.(Instagram/PrambananJazz)

Pagelaran Prambanan Jazz Virtual Festival (PJF) 2020 memang penuh dengan kejutan. Bertemakan New Hope New Experience, selama 2 hari PJF 2020 mengetengahkan pengalaman berbeda dalam menikmati konser musik. Tidak hanya kejutan, PJF 2020 juga memberikan penghargaan tertinggi terhadap Djaduk Ferianto.

CEO Rajawali Indonesia sekaligus founder PJF Anas Syahrul Alimi mengungkapkan helatan PJF bertepatan dengan momentum peringatan satu tahun kepergian seniman asal Yogyakarta itu.

"Saya berharap ini adalah suguhan kami bisa berkesan dan mengobati rasa rindu sahabat semua. Ini kita gak sangka, kebetulan juga, hari ini adalah 1000 hari Mas Djaduk. Sinten Remen menyuguhkan tribute to Djaduk," ujar Anas saat jeda konser hari kedua PJF 2020 (1/11).

Orkes Keroncong Sinten Remen adalah grup musik yang lahir dari tangan dingin seniman yang dikenal sebagai pakar musik etnik itu. Gelaran hari kedua ada beberapa musisi.

Sebagai penampil ketiga, Sinten Remen berkolaborasi dengan Endah Laras membawakan beberapa lagu seperti Syair Kerinduan, Geef Mij Maar Nasi Goreng, Ayo Ngguyu, dan Es Lilin. Selama penampilan, mereka berulang memberi testimoni dan berbagi kenangan tentang sosok mendiang Djaduk.

Sebelum Sinten Remen, penyanyi Nadin Amizah membawakan banyak lagu. Beberapa di antaranya berjudul Teralih, Paman Tua, Bertaut, Mendarah, Taruh, Rumpang, Beranjak Dewasa, dan Sorak Sorai. Nadin juga mengungkap persiapannya sebelum naik panggung yakni menghindari makanan mengandung vetsin dan minuman dingin.
"Gak makan micin, gak minum dingin," ungkap Nadin.

Sebelumnya, Theeverydayband membuka PJF hari kedua dengan lima lagu populer mereka seperti Kawan Lama, I Found You, dan Ah Aku Cemburu hingga Kapan ke Jogja Lagi dengan sedikit gubahan. Sengaja kelompok musik itu ditaruh sebagai awalan. Mereka didapuk untuk membawakan lagu tema PJF 2020 berjudul Ke Prambanan Jazz Lagi.

"Kapan ke Jogja lagi? Kapan ke Jogja lagi? Kapan ke Prambanan Jazz, kapan?" begitu sepotong lirik dari lagu Ke Prambanan Jazz Lagi.

Selain nama tersebut, masih ada beberapa nama besar di kancah musik yang menjadi pengisi seperti Andmesh, Pamungkas, Ardhito Pramono, dan Yura Yunita.

Pemilihan latar panggung saat ini juga telah melalui proses pertimbangan. Anas mengungkapkan pemilihan posisi panggung berdasarkan latar belakang. Sehingga panggung tanpa atap itu bisa menembus-pandangkan mata penonton langsung ke stupa Candi Prambanan.

"Karena ini venue paling baik, semua stupanya kelihatan," tegas Anas.

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Edy Setijono atau lebih akrab disapa Tio mengungkapkan kegiatan kali ini sungguh berbeda. Baginya, PJF 2020 adalah ujian profesionalitas.

"Ini ujian profesionalitas, kita lihat bagaimana pada saat pandemi tim penyelenggara punya konsep untuk konser online tapi artisnya hadir langsung. Ini suatu tantangan," tandas Tio.

Tantangan itu nyata. Sebab beberapa kali acara dihentikan sementara akibat cuaca yang tak bersahabat. Padahal konser aliran langsung (streaming) bergantung penuh pada kelancaran jaringan dan keberlangsungan suguhan yang tampil di layar kaca penonton.

Namun, bagaimanapun juga, PJF 2020 berhasil mewujudkan tema New Hope New Experience, ada banyak kesan yang dihadirkan penyelenggara dan pengalaman yang dirasakan oleh penonton di rumah masing-masing. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya