Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Kenangan pada Keukenhof

Fathurrozak
30/8/2020 03:25
Kenangan pada Keukenhof
Bunga Keukenhof.(Dok. Wikipedua)

SEBAGAI sosok penting dalam asosiasi pelaku industri bunga dan tanaman hias, Hesti Widiyani punya banyak koleksi tanaman hias di rumahnya. Ia cenderung menyukai tanaman yang rimbun karena menurutnya memberi kesan segar, teduh, dan asri.

“Saya pilih tanaman yang mudah pemeliharaannya, sesekali ganti media, kasih pupuk dan siram. Tergantung musimnya. Itu saja, tidak repot,” cerita Hesti pada Media Indonesia, kemarin.

Perkenalannya dengan dunia florikultura ialah ketika ia kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hesti mengambil program studi agronomi dan holtikultura yang mendalami ilmu mengenai sayuran, buah, bunga, dan tanaman hias. Mulai praktik lapangan seperti kuliah kerja nyata (KKN) hingga skripsi, ia selalu fokus pada subjek tanaman hias.

“Lulus kuliah pada 1990 langsung berkiprah di industri bunga potong. Awalnya dulu sebelum mulai kuliah pernah mengunjungi taman bunga di Belanda. Sejak itu tidak pernah lepas dari tanaman hias atau bunga sampai sekarang, haha...” kenang perempuan yang menjabat direktur di Melrimba Sentra Agrotama, produsen bunga potong segar.

Ketika ditanya perihal pengalaman paling berkesan selama berurusan dengan tanaman, ia menjawab sederhana. “Saya rasa semua hobies tanaman hias akan bahagia jika tanaman yang baru didapatkannya mengeluarkan tunas-tunas daun muda karena artinya tanaman tersebut sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan baru.”

Hesti juga memberi tips bagi para pehobi tanaman hias yang baru memulai. Menurutnya, tanaman perlu diperlakukan seperti bayi yang perlu disayang dan selalu diperhatikan. “Khusus untuk penyiraman tanaman hias pot, perlu perhatikan kelembapan media, jangan terlalu basah, dan jangan pula sampai kekeringan.”

Ia pun punya pesan terhadap para pelaku bisnis tanaman hias di tengah semringahnya bisnis pada musim pandemi ini.

“Untuk para pedagang dan pembudi daya tanaman, berpikirlah jangka panjang. Usaha tanaman hias perlu kesabaran. Jangan ambil tanaman dari hutan atau tempat asalnya dan langsung menjualnya, tetapi budi dayakan dan perbanyaklah supaya usahanya berkelanjutan.” (Jek/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik