Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Bali International Film Festival (Balinale) ke-14, yang dijadwalkan mulai 8 September, harus membuat keputusan menjadwal ulang festival hingga Mei 2021 untuk kembali dengan program yang lengkap.
Keputusan penundaan tersebut berhubungan dengan pengumuman terbaru GPBSI (Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia) tentang pembukaan kembali bioskop nasional.
Panitia Festival merancang program Mei 2021 untuk memosisikan ulang festival,
memaksimalkan paparannya dalam kalender acara Bali dan regional, serta mendapatkan
pegangan yang lebih kuat bagi Indonesia di pasar film global.
Balinale yang bermitra dengan stakeholder atau pemangku kepentingan industri film, akan terus bekerja sama secara erat dengan pemerintah Indonesia, dalam mengangkat industri kreatif melalui program-program yang memperkuat pertukaran film dan budaya.
Balinale dengan pengalaman dan reputasi internasionalnya sejak 2007 menyediakan platform internasional untuk industri film Indonesia. Melalui jaringan yang mapan mengundang para eksekutif industri terkemuka dari seluruh dunia untuk mengeksplorasi Indonesia dengan tujuan memberikan proyek
film dan televisi di masa depan.
Dalam rangkaian promosi internasional, profesi ini mengangkat sineas Indonesia yang sangat terampil serta menjadikan negara ini sebagai tujuan produksi hiburan Asia Tenggara.
Sementara itu, Balinale tahun ini akan berpartisipasi dalam strategi pembukaan kembali dan pemulihan pulau Bali dengan menjalankan sejumlah acara pendahuluan. “Dari Bali kita promosikan Indonesia sebagai destinasi industri film bertingkat global”, kata Deborah Gabinetti, oendiri Balinale.
"Balinale dengan bangga memperkenalkan kolaborasi dengan Asian Film Awards Academy (AFAA), di Hong Kong, dengan film dan artis terpilih dalam memeriahkan Balinale 2021", Gabinetti menambahkan.
Kolaborasi Balinale - AFAA meliputi "Presentasi Gala Film Hong Kong" di Indonesia, yang akan mencakup beberapa film pemenang penghargaan yang luar biasa dan menyatukan para profesionalfilm dari Hong Kong dan Indonesia.
AFAA telah menyoroti inisiatif sepanjang tahun dengan membangun audiensi regional dan internasional serta mengembangkan industri dan budaya film Asia melalui Asian Film Awards tahunan. Beberapa film Indonesia yang diakui oleh
festival tersebut antara lain adalah OPERA JAVA, A LOVELY MAN, dan ASSAULT DEATH TOWER 2 BLACK GOLD QUEST. (RO/M-2)
Selain bazar, acara ini menghadirkan pelatihan Bouquet Creative yang digagas Alvin dan diikuti lebih dari 100 ibu-ibu pelaku usaha kreatif.
Dari masyarakat, pedagang, pengunjung lokal dan domestik sampai turis mancanegara, mengagumi event budaya yang menjadi ciri khas Kota Pariaman ini.
Masuk daftar Karisma Event Nusantara (KEN) tahun lalu, festival ini kembali lolos kurasi Kementerian Pariwisata RI sebagai satu dari 110 kegiatan terbaik 2025.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved