Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
SEBUAH fenomena langka dan menarik di salah satu planet di tata surya, tertangkap melalui teleskop Badan Administrasi Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Fenomena itu terlihat di Saturnus atau yang selama ini dikenal sebagai planet bercincin.
Tak tampak seperti biasanya, planet terbesar kedua setelah Jupiter itu terlihat lebih merah. Pemandangan tersebut sebenarnya sudah diketahui sejak Sabtu (5/7) lalu, namun baru dirilis untuk publik pekan ini.
Pengamat tata surya di NASA mengatakan perubahan warna itu terjadi karena meningkatnya tingkat paparan sinar matahari. Hal tersebut lantas dianggap menjadi bukti Saturnus rupanya juga mengenal dinamika iklim, yang semula dingin menjadi lebih panas.
"Sungguh menakjubkan. Bahkan setelah beberapa tahun, kita bisa melihat perubahan musim di Saturnus," kata Ilmuwan NASA di Pusat Penerbangan Antariksa, Amy Simon seperti dilansir Dailymail.
Sebagaimana diketahui, saat ini NASA juga telah menaruh perhatian besar pada atmosfer Saturnus. Dari pengamatan mereka diketahui komponen utama planet ini terdiri dari hidrogen helium, amonia, hidrokarbon, metana, dan uap air, yang oleh karena itu lah Saturnus terlihat coklat kekuningan.
Meski begitu, hingga saat ini NASA belum dapat memecahkan misteri di balik cincin yang mengitari planet tersebut. Infomasi yang sudah diketahui saat ini masih berkutat pada potongan es besar dan kecil yang menyusun lingkaran.
Astronom dari University of California, Berkeley, Michael Wong menganggap usia cincin itu masih sangat muda. "Butiran-butiran kecil yang menghujani atmosfer Saturnus menunjukkan cincin-cincin itu hanya dapat bertahan selama 300 juta tahun lagi," pungkasnya.
Namun pendapat Michael itu hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Beberapa argumen yang beredar di kalangan ilmuwan ada yang mengatakan cincin itu sudah berusia sekitar empat miliar tahun atau seumuran dengan planet utamanya, dan ada pula yang hampir sepakat dengan pendapat Michael. (M-4)
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Sebuah studi menemukan lapisan tanah liat tebal dan kaya mineral di permukaan Mars.
NASA mengumumkan penemuan 3I/ATLAS, komet antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi.
Ledakan gelombang radio pendek yang diguga FRB dari galaksi jauh, ternyata berasal dari satelit tua NASA bernama Relay 2.
NASA berhasil mengabadikan lokasi jatuhnya Resilience milik perusahaann ispace di Bulan.
Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk memperparah ketidakpastian masa depan NASA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved