Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Wah, di Saturnus Ternyata juga Terjadi Perubahan Iklim

Galih Agus Saputra
28/7/2020 09:00
Wah, di Saturnus Ternyata juga Terjadi Perubahan Iklim
Planet Saturnus(J. DePasquale/various sources/AFP )

SEBUAH fenomena langka dan menarik di salah satu planet di tata surya, tertangkap melalui teleskop Badan Administrasi Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Fenomena itu terlihat di Saturnus atau yang selama ini dikenal sebagai planet bercincin.

Tak tampak seperti biasanya, planet terbesar kedua setelah Jupiter itu terlihat lebih merah. Pemandangan tersebut sebenarnya sudah diketahui sejak Sabtu (5/7) lalu, namun baru dirilis untuk publik pekan ini.

Pengamat tata surya di NASA mengatakan perubahan warna itu terjadi karena meningkatnya tingkat paparan sinar matahari. Hal tersebut lantas dianggap menjadi bukti Saturnus rupanya juga mengenal dinamika iklim, yang semula dingin menjadi lebih panas.

"Sungguh menakjubkan. Bahkan setelah beberapa tahun, kita bisa melihat perubahan musim di Saturnus," kata Ilmuwan NASA di Pusat Penerbangan Antariksa, Amy Simon seperti dilansir Dailymail.

Sebagaimana diketahui, saat ini NASA juga telah menaruh perhatian besar pada atmosfer Saturnus. Dari pengamatan mereka diketahui komponen utama planet ini terdiri dari hidrogen helium, amonia, hidrokarbon, metana, dan uap air, yang oleh karena itu lah Saturnus terlihat coklat kekuningan.

Meski begitu, hingga saat ini NASA belum dapat memecahkan misteri di balik cincin yang mengitari planet tersebut. Infomasi yang sudah diketahui saat ini masih berkutat pada potongan es besar dan kecil yang menyusun lingkaran.

Astronom dari University of California, Berkeley, Michael Wong menganggap usia cincin itu masih sangat muda. "Butiran-butiran kecil yang menghujani atmosfer Saturnus menunjukkan cincin-cincin itu hanya dapat bertahan selama 300 juta tahun lagi," pungkasnya.

Namun pendapat Michael itu hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Beberapa argumen yang beredar di kalangan ilmuwan ada yang mengatakan cincin itu sudah berusia sekitar empat miliar tahun atau seumuran dengan planet utamanya, dan ada pula yang hampir sepakat dengan pendapat Michael. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya