Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
LOCARNO Film Festival tahun ini akan tetap digelar secara daring dan luring. Ada deretan film Indonesia yang tayang dalam program Open Doors secara daring.
Open Doors Screenings menjadi program yang mengeksplorasi film dari wilayah tertentu di dunia. Selama 2019 hingga 2021, program ini mengeksplorasi beragam film Asia Tenggara dan Mongolia. Dan tahun ini, akan ada beberapa kurasi film fitur dan film pendek dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Filipina yang ambil bagian dalam festival itu.
Program Open Doors ditujukan untuk mempromosikan talenta muda baru, melalui film pendek mereka. Selain itu, untuk menelusuri awal karier penyutradaraan dari sineas yang kini juga sudah dikenal namanya di dunia internasional.
“Film-film dalam line-up Open Doors Screenings adalah bagian dari inisiatif Locarno 2020 - For the Future of Films. Mereka berdiri di samping kegiatan Open Doors lainnya, inisiatif Locarno Pro yang, pada tahun krisis global ini tetap aktif secara online berkat dukungan tak ternilai dari mitra Eropa dan internasional dan kerjasama dengan festival dan organisasi lokal, menawarkan dukungan nyata pembuatan film independen dari wilayah yang bersangkutan,” bunyi keterangan penyelenggara dalam situs resmi mereka.
Total, akan ada 20 film (10 film panjang dan 10 film pendek) yang akan tayang secara daring di situs resmi Locarno Film Festival selama festival berlangsung, 5-15 Agustus. Selain pemutaran film, program juga akan menyertakan bincang-bincang dengan sineas dan programmer festival.
Dari ke-20 line-up film itu, ada enam film Indonesia yang akan diputar. Untuk film panjang, ada Atambua 39° Celcius (Riri Riza-2012), Kucumbu Tubuh Indahku (Garin Nugroho-2018), dan What They Don’t Talk About When They Talk About Love (Mouly Surya-2013). Sementara untuk film pendeknya akan diisi oleh film Kado (Aditya Ahmad-2018), Tak Ada yang Gila di Kota Ini (Wregas Bhanuteja-2019), dan On Friday Noon (Luhki Herwanayogi-2016).
Selain keenam film asal Indonesia, deretan film yang akan diputar secara worldwide lainnya, yaitu film asal Filipina Apparition (Apparisyon), Clash (Engkwentro), Six Degrees of Separation from Lilia Cuntapay, The Masseur (Masahista), Babylon, dan Mundo. Film asal Malaysia Sell Out, High Way, Songlap, Liar Land, dan The Ruby. Sementara untuk film asal Myanmar akan diputar film ialah Tender Are the Feet, Listen, dan Void.
Untuk pertama kalinya, dalam program ini akan ada kompetisi dan pemenang yang berhak menerima hadiah CHF1500 (Franc Swiss) untuk film pendek, setara dengan Rp23 juta lebih. Sedangkan untuk film fitur CHF2000 (Rp31,6 juta). (M-4)
Selain bazar, acara ini menghadirkan pelatihan Bouquet Creative yang digagas Alvin dan diikuti lebih dari 100 ibu-ibu pelaku usaha kreatif.
Dari masyarakat, pedagang, pengunjung lokal dan domestik sampai turis mancanegara, mengagumi event budaya yang menjadi ciri khas Kota Pariaman ini.
Masuk daftar Karisma Event Nusantara (KEN) tahun lalu, festival ini kembali lolos kurasi Kementerian Pariwisata RI sebagai satu dari 110 kegiatan terbaik 2025.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
Film 'Tebusan Dosa' dibintangi oleh Happy Salma, Putri Marino, dan aktor Jepang Shogen. FILM misteri horor pertama persembahan rumah produksi Palari Films
Blake Lively memposting sebuah potret keluarga yang tidak konvensional di Instagram Stories, menampilkan kedua poster film mereka.
Film ini bercerita tentang karakter bernama Sofi dan empat saudaranya yang mengalami kejadian tragis saat liburan di kampung halaman mereka.
Daniel kemudian mengungkapkan makna yang lebih luas dari poster film tersebut yang membawa pesan mengenai satu cinta.
Sha Ine Febriyanti, yang memerankan Prani, mengatakan Wregas menjadi salah satu sutradara yang banyak diincar para pemeran film untuk bekerja sama, termasuk dirinya.
Film Budi Pekerti diperankan Sha Ine Febrianti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, Dwi Sasono, Omara Esteghlal, dan Ari Lesmana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved