Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SEKELUMIT kisah hidup dari sastrawan Wiji Thukul yang hilang menjelang bergulirnya reformasi 1998, yang sampai detik ini masih menyisakan misteri. Namun, bagi sutradara
muda Yosep Anggi Noen, sang penyair tidak pernah hilang. Ia hadir bersama semangat perlawanan yang lantang disuarakan rakyat yang menuntut keadilan. Semangat
itu kemudian mengilhaminya memfi lmkan sosok sang penyair dalam film Istirahatlah Kata-Kata (2016).
“Saya tentu tidak mengenal Wiji Thukul sebagai manusia. Saya mengenal beliau dari puisi-puisi yang dulu pernah ditulisnya dan digubah menjadi lagu. Waktu saya masih SMP, banyak tetangga yang sudah kuliah membicarakan tentang beliau. Waktu itu tahun 95-96 di Yogya sudah banyak aktivis mahasiswa.
Saya pertama kali kenal Wiji Thukul lewat lagu Tikar Plastik Tikar Pandan. Itu merupakan lagu dari puisi Thukul yang dikenalkan oleh kakak teman sekampung saya,” kenang Anggi yang pernah cukup lama tinggal di Kota Gudeg tersebut.
Meski telah mengenal karya Thukul sejak duduk di bangku SMP, tak lantas Anggi menyukai karya sang penyair. Ia merasa puisi Thukul terlalu keras. Namun, persepsinya berubah setelah ia membaca ulang karya-karya Thukul saat mafhum konteks sejarah yang menjadi latar belakang kelahirannya.
“Ketika kuliah, saya membaca lagi puisi Wiji Thukul itu dan mendapatkan kesan yang berbeda. Setelah saya baca kembali, saya seperti menemukan dimensi yang baru hingga akhirnya saya bisa menghargai demokrasi dan kebebasan pemikirannya,” sambungnya.
Pandangannya tentang sang sastrawanaktivis itu seketika berubah saat ia ditawari beberapa rekannya dari Muara Foundation dan Limaenam Film untuk menggarap sebuah fi lm yang mengusung kisah hidup Thukul berjudul Istirahatlah Kata-Kata pada 2016.
Bagi Anggi, film Istirahatlah Kata-Kata merupakan sebuah upaya untuk mengingat peristiwa-peristiwa sejarah kecil di Indonesia yang terlupakan. (Bus/M-4)
Dewasa ini, sudah banyak bermunculan produk mi instan alami atau mi sehat yang mengeklaim menggunakan bahan-bahan alami dalam proses produksi mereka
MASALAH pengangguran hingga saat ini tidak lepas membayangi masyarakat Indonesia.
Perjalanan perkuliahan Asep tidak mudah. Ia bahkan sempat dipenjara karena menjadi salah satu mahasiswa yang terlibat penyebaran buku putih yang isinya kisah gurita bisnis Presiden Soeharto.
Setelah masalah selesai, Fikrang pun menutup bisnis aplikasinya itu, namun dia tidak kapok untuk berbisnis.
Arsjad mengatakan sebaiknya kisruh di Kadin bisa diselesaikan secara internal tanpa dipolitisasi lebih jauh.
Media sosial sempat diramaikan video seorang bule yang membantu warga membangun jembatan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved