Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SELAIN menjadi kerajinan tangan, pengolahan sampah plastik yang lebih masif ialah dijadikan kembali bahan baku industri plastik, yakni dijadikan biji plastik. Di insdustri ini, pengusaha bahkan bisa meraih omzet hingga miliaran rupiah per bulan.
Seperti itu pula pengakuan John Pieter yang merupakan pengusaha pengolahan biji plastik beromzet Rp1,2 miliar/ bulan. Hasil produksinya dipasarkan hingga manca negara.
Hadir sebagai narasumber Kick Andy, John mengaku mengawali bisnis sebagai pengepul sampah plastik sejak di bangku kuliah. "Saya lihat di samping nilai ekonomi sampah itu tinggi, kompetitor saya ketika belum ada yang berpendidikan, jadi saya kira persaingan di sektor ini bisa saya menangkan," ungkap pria yang sempat berkuliah sekaligus di Institut Teknologi Bandung dan di Universitas Padjadjaran.
Ia kemudian mulai mendirikan bilik pengepulan sampahnya sendiri dan mempekerjakan beberapa pemulung untuk mendukung usahanya.
"Waktu itu saya lihat bandar beli Rp200 dari pemulung, sementara bandar itu jual Rp1.000 per kilogram. Saya lihat ketidakadilan, kemudian saya berpikir kalau saya beli Rp500, toh saya masih untung Rp500 juga, bukankah saya telah membawa kabar baik untuk pemulung," cerita pria kelahiran Karo, Sumatra Utara, itu.
Keyakinan Pieter akan bisnis sampah terbukti dengan sudah bisa mengumpulkan omset Rp18 juta per bulan di tahun pertama. Pieter yang mengaku hanya berkuliah untuk mencari teman itu pun semakin mantap menekuni usaha.
Saat menceritakan awal kisah hidupnya, Pieter memberi gambaran bahwa pemikiran berbeda dan pemberontak sudah ada sejak kecil. Menjadi anak petani, ia mengaku sangat merasakan kesedihan dan kekecewaan orangtuanya yang selalu mendapat harga jual rendah meski panen mereka bagus.
“Sementara, saya lihat pedagang pupuk dan pedagang hasil tani itu kok kaya, hidup mereka enak. Nah, di situlah saya mulai dendam, saya tidak mau jadi petani," cerita Pieter yang kemudian dititipkan ke saudara di Cirebon akibat orangtuanya tidak sanggup menghadapi kenakalannya.
Saat di Cirebon itulah Pieter belajar pertama bisnis di rumah teman yang kerap ia jadikan pengungsian ketika tidak tahan dengan didikan keras kerabatnya. Dari belajar bisnis itu, Pieter bisa mengumpulkan biaya kuliah sendiri di Bandung.
Di usia 56 tahun, kini ia makin yakin persoalan sampah plastik ini akan menjadi persoalan di masa depan. Sebab itu, butuh lebih banyak orang mau berkecimpung di bisnis yang sesungguhnya memang menjanjikan ini. (Bus/M-1)
Bakti sosial kesehatan dilaksanakan di RSAU dr Hoediyono, Lanud Suryadarma Kalijati, Subang, diikuti 128 warga yang mayoritas sudah berusia lanjut.
PT Angkasa Pura II gandeng Yayasan Kick Andy Foundation memberikan santunan pada 1.000 anak yatim dari 22 kelurahan dan desa di sekitar Bandara Soekarno Hatta.
Adapun pendidikan kepada guru-guru PAUD se-Indonesia tersebut nantinya akan dilaksanakan di Jakarta.
Siswa-siswi yang mendapat bantuan tersebut berasal dari SDN Tanjung Jaya I, Tanjung Jaya II dan SDN Citeurep II, yang beberapa hari lalu dilanda bencana banjir.
"Saat ini PT AP II melalui Kick Andy Foundation memberikan bantuan sebesar Rp1 miliar lebih. Bantuan tersebut difokuskan ke tiga bidang, yaitu pendidikan, lingkungan dan pengembangan UMKM."
konsep kaki palsu di Kick Andy adalah kaki palsu untuk hidup mandiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved