Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
PASIEN yang sebelumnya menderita pilek akibat infeksi virus influenza yang mirip dengan korona, atau yang disebut Betacoronavirus, kemungkinan besar memiliki kekebalan terhadap covid-19. Demikian kesimpulan para peneliti dari Duke-NUS Medical School di Singapura.
Betacoronavirus, khususnya OC43 dan HKU1, adalah virus influenza yang sering menyebabkan pilek dan infeksi dada yang cukup parah pada manusia. Virus ini juga memiliki fitur genetik yang nyaris sama dengan Covid-19, MERS dan SARS, dan juga memiliki pola transmisi mirip yaitu dari hewan ke manusia.
Studi terbaru yang dipimpin oleh ahli imunologi Profesor Antonio Bertoletti dari Duke-NUS Medical School di Singapura mencoba membandingkan respon dari sel-T dalam membangun imun tubuh saat berhadapan dengan virus-virus yang memiliki fitur genetik identik ini, mulai dari Betacoronavirus, Covid-19, MERS hingga SARS.
Sel-T adalah jenis sel darah putih yang membentuk sistem kekebalan dalam tubuh terhadap serangan virus. Ia merupakan 'memori' dalam tubuh yang merekam berbagai jenis virus serta modifikasi treatment untuk mengatasinya.
Dari penelitian ini, para ilmuwan menemukan satu temuan yang cukup mengejutkan yaitu mengenai potensi peran sel-T dalam membangun imun tubuh untuk melawan Covid-19. Temuan ini didapatkan setelah menganalisa sampel darah dari 24 pasien yang pulih dari Covid-19, 23 pasien yang pernah terjangkiti SARS, dan 18 pasien yang tidak pernah terpapar dengan SARS maupun Covid-19.
Setelah menganalisa dengan seksama para ilmuwan ini pun dikejutkan dengan temuan yang menyatakan bahwa setengah dari pasien dalam kelompok yang tidak terpapar Covid-19 atau SARS, memiliki sel-T yang menunjukkan respons kekebalan terhadap tiga virus dengan fitur genetik mirip ini.
"Temuan ini menunjukkan bahwa sel T yang pernah merekam secara spesifik infeksi akibat Betacoronavirus, ternyata juga mampu mengembangkan kekebalan tubuh dari ancaman virus Covid-19 dalam jangka panjang," ungkap Profesor Antonio Bertoletti sepert dilansir dailymail (12/6).
"Ada juga kemungkinan bahwa sistem kekebalan tubuh yang dibangun sel T ini telah memodifikasi patologi dirinya sendiri agar dapat melindungi tubuh dari infeksi SARS-Cov-2," imbuhnya.
Namun temuan ini menurut Profesor Bertoletti masih terlalu dini, karena peningkatan kekebalan tubuh setelah terkena flu ini masih perlu dilacak lagi, apakah disebabkan oleh betacoronavirus atau mungkin dari patogen lain yang belum diketahui. (M-1)
program cek kesehatan gratis (CKG) bagi siswa yang digelar serentak pada Senin (4/8), dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat fondasi kesehatan nasional,
Salah satu ciri kulit terlalu sering dieksfoliasi adalah kulit terasa seperti tertarik setelah mencuci muka.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 29% remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental.
Justin Timberlake mengungkap diagnosis penyakit Lyme yang dideritanya. Sang istri, Jessica Biel, disebut menjadi pendukung utama dalam proses pemulihannya.
Penelitian Universitas Negeri Ohio ungkap warga yang tinggal dekat laut punya harapan hidup lebih panjang. Faktor lingkungan dan sosial jadi kunci utama.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved