Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SETELAH lebih dari 200 tahun batu bara mendominasi sumber energi pembangkit listrik, kini ia menghadapi lawan berat yakni pandemi covid-19. Sebelumnya, industri itu memang mendapat perlawanan dari para aktivis lingkungan. Namun, rupanya, perlawanan itu belum cukup kuat menekan industri pemicu polusi tersebut.
Menurut para ahli, industri batu bara global tidak akan pulih seperti sebelum pandemi covid-19. Krisis ini (covid-19) telah membuka mata dunia bahwa penggunaan energi baru terbarukan (EBT) lebih aman secara investasi, sekaligus lebih ramah kantong dan lingkungan bagi konsumen. EBT mendapati momentum untuk segera diterapkan menggantikan energi batu bara.
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) memerkirakan, AS akan menghasilkan 5% lebih sedikit daya listrik pada 2020. Hal itu bisa menurunkan emisi karbon 11%. Dalam beberapa bulan mendatang, EIA berasumsi konsumsi batu bara di AS akan turun hampir 25%. Pada 2021, EIA juga memerkirakan kepulihan konsumsi batu bara hanya sekitar 10%. Sementara sisanya diisi gas alam dan EBT.
Ketua Global Carbon Project Rob Jackson mengungkapkan pandemi covid-19 mengkonfirmasi batu bara tidak akan lagi mampu berada di puncak sebagai penyuplai energi seperti 2013 lalu.
“Covid-19 akan sangat mengurangi emisi batu bara tahun ini. Industri itu tidak akan pulih seperti sedia kala, meskipun fasilitasnya terus dibangun. Batu bara itu berhadapan sumber yang lebih murah, seperti gas bumi, tenaga surya, dan tenaga angin. Belum lagi isu iklim dan kesehatan. Semua itu akan memukul industri batu bara," terang Jackson, seperti dikutip The Guardian.
Tidak hanya di Amerika, di Britania Raya (UK), sampai Jumat pekan lalu, UK National Grid tidak membakar batu bara selama 35 hari. Itu adalah waktu terlama sejak meletusnya revolusi industri 230 tahun lalu.
Lembaga Europe Beyond Coal, melaporkan rekor bebas batu bara berjalan hampir dua bulan di Portugal. Bulan lalu, Swedia juga menutup pembangkit listrik tenaga batu bara yang terakhir, KVV6 di Hjorthagen, Stockholm timur. Austria pun mengikuti dengan penutupan satu-satunya pabrik batu bara yang tersisa di Mellach. Belanda juga menyatakan akan mengurangi kapasitas pembangkit termal sebesar 75% untuk mengurangi risiko perubahan iklim.
Sedangkan India, sebagai negara konsumen batu bara terbesar kedua di dunia, kini memprioritaskan energi surya dibanding batu bara. Hal itu dilakukan untuk merespons turunnya permintaan listrik karena covid-19 dan pelemahan ekonomi. (M-4)
Kementerian ESDMĀ mencatat produksi batu bara dari Januari hingga Juni 2025 mencapai 357,6 juta ton. Angka tersebut setara 48,34% dari target 2025 sebesar 739,7 juta ton.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
PT TBS Energi Utama membukukan pendapatan konsolidasian sebesar US$172,2 juta. Angka itu lebih rendah dibandingkah periode yang sama di tahun sebelumnya.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot, mengatakan bahwa sejak 2020, Indonesia sudah memastikan diri untuk menjalankan program hilirisasiĀ dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Perusahaan tetap menjalankan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi kontrak residual dari sektor perdagangan dan jasa batu bara.
AKTIVITAS distribusi ekspor batubara dari dan ke Pelabuhan Bunati, Kalimantan Selatan (Kalsel) terhambat akibat adanya pendangkalan dalam beberapa waktu terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved