Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kenali Beda Antara Terinfeksi Sungguhan dan Sekadar Psikosomatik

Galih Agus Saputra
27/3/2020 14:25
Kenali Beda Antara Terinfeksi Sungguhan dan Sekadar Psikosomatik
Reaksi psikosomatik bisa terjadi akibat stress tentang pandemi covid-19.(Unsplash/ Road Trip With Raj)

TIDAK sedikit orang yang mengaku tiba-tiba ikut merasa sakit tenggorokan dan meriang walau suhu tubuh normal, di musim pandemi ini. Jika anda yang termasuk demikian maka jangan dulu berasumsi anda terinfeksi covid-19.

Bisa jadi keluhan kesehatan itu merupakan reaksi psikosomatik. Kesadaran tentang reaksi psikosimatik tengah disosialisasikan oleh dr. Andri SpKJ, FAC lewat akun twitternya, @mbahndi dan ramai dibagikan netizen. 

"Reaksi psikosomatik tubuh saat ini memang terasa," katanya, seperti tertulis di laman akun Twitter, @mbahndi.

Psikomatik sendiri, sebagaimana disitir laman Alodokter adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh. Secara etimologi, ia berasal dari dua suku kata yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma).

Salah satu yang membuat kondisi atau reaksi seperti di atas bisa muncul, lanjut Dr. Andri, ialah kecemasan berlebih seseorang yang dipicu oleh sekian banyaknya berita yang dibaca orang tersebut terkait virus korona (Covid-19).

"Amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jadi terlalu aktif bekerja, akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu," imbuhnya.

Menurut dr. Andri, amygdala yang bekerja berlebihan juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Seseorang lantas selalu dalam kondisi siaga terus-menerus, yang mana dari ketidakseimbangan ini lah kemudian gejala psikosomatik itu muncul. Ia menjadi semacam reaksi bagi tubuh untuk siap siaga menghadapi ancaman.

Amygdala sendiri, menurut penulis buku 'Ada Apa Dengan Otak Tengah', Nia Haryanto adalah bagian dari otak yang bentuknya menyerupai biji almond. Ia termasuk dalam sistim limbik (salah salah satu himpunan struktur otak), yang mana fungsinya untuk mengatur emosi, kegelisahan, dan ketakutan.

Lantas, jika Anda tidak nyaman dengan kondisi ini, bagaimana cara mengatasinya? Menurut dr. Andri gejala psikosomatik akibat amygdala di musim korona bisa dikurangi dengan membatasi (atau menyaring) informasi terkait Covid-19 itu sendiri.

"Lakukan hal lain selain browsing, lakukan hobi yang menyenangkan dan sebarkan optimisme kita bisa lewati semua ini," tuturnya.

Namun begitu, jika kondisi itu terus berlanjut, Anda sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater. Dokter umum pada dasarnya juga dapat membantu mengatasi masalah, hanya saja dunia medis tidak hanya fokus pada gejala fisik, tetapi juga menyentuh berbagai macam elemen lainnya, tak terkecuali kondisi mental maupun sosial. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya