Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Selama Masa Isolasi, Kasus KDRT di AS dan Tiongkok Meningkat

Fetry Wuryasti
20/3/2020 15:00
Selama Masa Isolasi, Kasus KDRT di AS dan Tiongkok Meningkat
Ilustrasi KDRT(MI/Seno)

DIAM di rumah untuk jangka waktu panjang untuk meminimalisir penyebaran virus korona, ternyata malah memicu kekerasan domestik dan membuat perempuan rentan mengalami kekerasan rumah tangga. Hal itu, karena mereka terisolasi dari orang-orang dan sumber daya yang dapat membantunya.

Setidaknya, hal itu terjadi di Amerika Serikat dan Tiongkok. Di AS, di mana 5.218 orang telah terinfeksi virus korona, National Hot Violence Hotline mengaku banyak menerima laporan KDRT.  Kebanyakan pelapor mengatakan, pelaku kekerasan menggunakan COVID-19 sebagai cara untuk mengisolasi korban dari teman dan keluarganya.

"Pelaku mengancam akan membuang korban di jalan sehingga mereka sakit. Kami telah mendengar tentang beberapa sumber daya keuangan yang ditahan atau bantuan medis," Katie Ray-Jones, CEO Hotline Kekerasan Domestik Nasional mengatakan kepada TIME.

Anita Bhatia, Wakil Direktur Eksekutif UN-Women mengatakan teknik yang digunakan untuk melindungi orang dari virus, dapat berdampak buruk terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga.

"Sementara kami benar-benar mendukung perlunya mengikuti langkah-langkah menjauhkan diri dan mengisolasi sosial ini. Kami juga mengakui bahwa hal itu memberikan peluang bagi pelaku kekerasan untuk berbuat lebih kejam lagi," kata Bahtia.

Menurut WHO, satu dari tiga perempuan di dunia mengalami kekerasan fisik atau seksual dalam hidup mereka. Ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang paling luas, tetapi di antara yang paling sedikit dilaporkan.

Selama masa krisis, seperti bencana alam, perang, dan epidemi, risiko kekerasan berbasis gender meningkat. Di Tiongkok, jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan ke polisi setempat naik tiga kali lipat pada Februari, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut Axios. Aktivis mengatakan ini adalah hasil dari isolasi sosial.

Krisis saat ini juga membuat lebih sulit bagi para korban untuk mencari bantuan. Bagi banyak perempuan, bahkan rasa takut tertular coronavirus menghentikan mereka dari mencari perawatan medis setelah mengalami kekerasan fisik.

Banyak korban juga merasa mereka tidak dapat lagi berlindung di rumah orang tua, karena takut menularkan virus . Bagi sebagian orang, pembatasan perjalanan/ ke luar rumah, mungkin membatasi kemampuan mereka untuk tinggal bersama orang yang dicintai. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya