Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
Novel Eka Kurniawan berjudul 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' akan diadaptasi ke layar lebar oleh Palari Films. Film yang disutradarai oleh Edwin (Posesif, Aruna dan Lidahnya, dll) tersebut masih dalam tahap pengembangan dan akan mulai mengambil gambar pada akhir tahun ini.
Film yang dipersiapkan tayang pada 2021 mendatang itu akan diambil menggunakan kamera analog dengan film seluloid 16mm.
"Medium yang sebenarnya biasa kita pakai di 8-10 tahun yang lalu, semua orang pakai analog, terus kemudian perpindahan ke digital tiba-tiba mendadak semua orang pindah ke sini, mematikan medium ini," ungkap Edwin dalam media luncheon yang dilaksanakan di Kinosaurus, Jakarta, Selasa (18/2).
Tak hanya melulu mengedepankan eksplorasi cerita, namun eksplorasi medium pun dinilai Edwin patut menjadi opsi dalam membuat film dan berkesenian. Meskipun harus merogoh ongkos yang tak sedikit dan upaya ekstra bila menggunakan kamera analog, Edwin menyebut proses kerja tersebut dapat menjadi wadah belajar bagi para kru yang terlibat.
Sementara itu Produser Palari Films, Meiske Taurisia, mengungkapkan turut senang dapat mengusung film dalam medium seluloid 16mm di era yang kini sudah digital. Namun di samping itu, hal-hal teknis menyangkut medium tersebut juga lah menyumbang faktor produksi film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' memakan waktu yang lebih lama.
"Di Indonesia sudah tidak ada fasilitas seperti lab film karena itu persiapan ini menjadi sangat panjang karena harus cari tau labnya di mana, membawa keluar film ini, hal-hal teknis untuk mempersiapkan lebih matang," ujar Meiske Taurisia atau yang akrab disapa Dede.
Film yang berlatar suasana Indonesia tahun '80 hingga awal '90-an tersebut akan dibintangi oleh aktris Ladya Cheryl.
Hal tersebut sekaligus menandai kolaborasi panjang Ladya dan Edwin yang pernah bekerja sama dalam dua film panjang dan tiga film pendek, mulai dari Kara, Anak Sebatang Pohon (2004) hingga Post Card from The Zoo (2012).
Ladya akan memerankan lteung, salah satu karakter utama dalam novel ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”. Adapun skenario film akan ditulis langsung oleh Eka Kurniawan dan Edwin.
'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' bergenre drama, romansa, dan laga yang bercerita tentang Ajo Kawir, jagoan yang tak takut mati. Hasratnya yang tak terpadamkan untuk berkelahi didorong oleh rahasia dia impoten.
Ketika bertemu dengan seorang petarung bemama Iteung, jagoan perempuan yang tangguh, Ajo dibuat babak belur sekaligus bahagia jatuh cinta. Selain itu, film yang direncanakan akan mengambil lokasi shooting di Kabupaten Rembang itu juga mengupas persoalan maskulinitas dan relasi kekuasaan. (M-2)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved