Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Karya Terbesar Xu Bing di Asia Tenggara

Zuq/M-4
14/9/2019 22:20
Karya Terbesar Xu Bing di Asia Tenggara
Honor and Splendor (2004).(MI/ ABDILLAH M MARZUQI)

Memang tidak ada yang istimewa dengan tata letaknya. Hampir semua pameran dapat dipastikan memakai cara seperti itu, me­nempatkan tulisan atau penanda pameran pada muka ruang pamer. Seolah seremoni penyambutan untuk penikmat seni. Hal itu juga berlaku untuk pameran Xu Bing: Thought and Method di Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) Jakarta.

Xu Bing: Thought and Method adalah pameran retrospektif Xu Bing terbesar dan pertama di Asia Tenggara. Pameran itu menampilkan lebih dari 60 karya Xu Bing, yang dibuat selama lebih dari 40 tahun. Karya-karya tersebut melintasi berbagai medium, termasuk drawing, grafis, instalasi, film, dan materi arsip.

Sesuai dengan judulnya, Xu Bing: Thought and Method menampilkan perjalanan karier Xu Bing secara menyeluruh, serta metode dan motivasi di balik gagasan artistiknya. Sejumlah karya yang ditampilkan meliputi Book from the Sky (1987-1991), Ghost Pounding the Wall (1990-1991), Honor and Splendor (2004), Book from the Ground (2003-kini), dan Dragonfly Eyes (2017).

“Kenapa temanya Thought and method, karena di sini saya menghadirkan semua yang pernah saya buat dengan sepenuh hati. Saya juga menyajikan metode dan motivasi di balik gagasan artistiknya,” ujar Xu Bing saat jumpa pewarta di Museum MACAN, Sabtu (31/8).

Book from the Sky (1987-1991) ialah karya instalasi masif yang dibentuk dari banyak gulungan kertas yang tingginya mencapai hampir tiga meter dan menjuntai dari langit-langit hingga lantai. Di dalamnya tertulis ribuan huruf rekaan Xu Bing yang terlihat seperti karakter Mandarin, tapi tidak memliiki arti khusus. Xu Bing sengaja menantang sistem pengetahuan umum lewat karakter huruf-huruf buatannya ini.

Tembakau

Yang paling menyita perhatian ialah Honor and Splendor (2004). Instalasi itu berbentuk karpet motif loreng harimau, dibuat dari 660.000 batang rokok. Karya itu menjadi salah satu karya dalam seri Tobacco Project. Proyek itu mengumpulkan dan menyusun bahan yang terkait dengan tembakau yang dimulai pada 2000 di Amerika Serikat, di rumah keluarga Duke di Durham, North Carolina. Kemudian dikembangkan di Shanghai pada 2004 dan kembali ke Virginia-AS pada 2011. Ketiga lokasi tersebut terkait erat dengan tembakau.

“Pada umumnya rokok dianggap buruk dan kesenian itu baik. Manusia bergantung pada keduanya. Menggabungkan keduanya dapat menghasilkan kekuatan yang baru. Ketika melihatnya dari perspektif lain dan meletakkannya di ranah yang berbeda, saya melihatnya sebagai entitas yang sama sekali baru,” terang Xu Bing.

Karya-karya Xu Bing membawa pada pandangan baru tentang seni kontemporer. Ia dikenal dengan metode unik dalam menyajikan isu yang merefleksikan kehidupan saat ini. Berbagai macam medium ia jelajahi untuk menyajikan gagasan mendalam secara artistik.

“Xu Bing menjadi perupa global dan isu yang dihadirkan juga global. Karya-karya terpenting Xu Bing telah memaknai pengertian kita dalam kacamata budaya, peran teknologi, bahasa, budaya global dalam kehidupan abad ke-20 akhir dan abad ke-21 awal,” terang Direktur Museum MACAN Aaron Seeto.

Xu Bing: Thought and Method terlaksana atas kerja sama Museum MACAN dengan UCCA Center for Contemporary Art Beijing Tiongkok. (Zuq/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik