Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BAND Cokelat semakin konsisten memposisikan diri sebagai band yang selalu berusaha menginspirasi para penggemar dan pendengarnya untuk menjaga rasa nasionalisme yang tinggi dan memupuk kebanggaan terhadap negara kesatuan Indonesia. Setelah selama ini dikenal luas lewat lagu "Bendera" yang kini sudah menjadi anthem 'sejuta umat' serta single "Garuda" yang dirilis pada 2017 lalu, kali ini band yang dihuni formasi Edwin Marshal Syarif (gitar), Ronny Febry Nugroho (bass), Jackline 'J' Rossy (vokal) dan Axel Abdaviar (drum) tersebut merilis single baru bertajuk Anak Garuda.
Sebenarnya, Anak Garuda ini bukan murni lagu baru, melainkan sebuah karya lagu ciptaan Julianto Eka Putra - pendiri Yayasan Selamat Pagi Indonesia (YSPI) yang berlokasi di Kota Batu, Jawa Timur - yang lantas didaur ulang oleh Cokelat dengan gaya khasnya, atas permintaan YSPI tersebut. Anak Garuda merupakan lagu tema (theme song) yang dipersiapkan untuk kebutuhan film layar lebar bertajuk Anak Garuda, yang rencananya bakal dirilis pada Januari 2020 mendatang.
Ihwal kolaborasi Cokelat dengan YSPI sendiri berawal dari pertemuan tak terencana antara Ronny Febry Nugroho dengan pihak YSPI. Kebetulan, saat itu, YSPI sedang menyiapkan pembuatan film yang bercerita tentang impian anak-anak Indonesia berprestasi, anak-anak dari latar belakang kurang beruntung, yang akhirnya bisa mencapai impiannya di bawah arahan yayasan tersebut sehingga bisa menjadi manusia-manusia yang terdidik.
"Yayasan ini punya sekolah gratis yang mendidik anak muda Indonesia sampai bisa mencapai jenjang pendidikan tinggi, mereka berasal dari berbagai agama, ras, dari berbagai daerah di Indonesia. Saat pertama kali gue mendengar kabar kolaborasi ini tentunya sangat tertarik. Dan ternyata, obrolan selanjutnya, tim mereka juga bikin lagu yang berjudul 'Anak Garuda", dan lagunya keren banget. Dan akhirnya materi itu gue bawa ke Cokelat, dan kami semua excited untuk mengerjakannya," ungkap Ronny semangat. (M-4)
Di kampusnya di New York, Azel juga mengasah kemampuannya sebagai produser dan penulis lagu.
Patras terinspirasi dari band-band seperti The Killers, The Smiths, The Cure, dan juga Slowdive.
Keramas Aero Park sebagai tempat acara merupakan lokasi yang strategis karena bisa menjangkau lebih banyak para audiens dari lintas kota, tidak hanya dari Gianyar.
Mini konser Ungu ini sekaligus menjadi momen bagi Crane Lounge Jakarta untuk mengenalkan konsep lounge terbarunya.
Festival musik metal Hammersonic 2024 yang dipromotori Ravel Entertainment tersebut digelar di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta, 4-5 Mei lalu.
Dino Hamid memproduksi konser di tengah hamparan salju di tengah suasana panas Indonesia dengan dipromotori JXB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved