Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Bathara Saverigadi Dewandoro Komunikasikan Wayang Kekinian

Abdillah M Marzuqi
07/7/2019 08:45
Bathara Saverigadi Dewandoro Komunikasikan Wayang Kekinian
Bathara Saverigadi Dewandoro.(MI/Abdillah M Marzuqi)

BANYAK anggapan seni tradisi tidak banyak dilirik anak muda. Namun, anggapan itu dipatahkan Bathara Saverigadi Dewandoro. Ia menjadi salah satu pemuda yang konsen di seni tradisi. Baru-baru ini ia menjadi koreografer dan sutradara di Swargaloka.

Pemuda yang menari sejak kecil itu muncul dengan karya drama wayang. Ia menukangi pertunjukan yang melibatkan kelompok seni penari dalam jumlah besar.

Sebenarnya bagaimana pandangan ia tentang anak muda dan wayang? Berikut bincang Muda dengan Bathara seusai pertunjukan Sang Penjaga Hati di Gedung Kesenian Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Apakah format pertunjukan wayang yang menarik perhatian anak muda?

Saya belum bisa membuktikannya secara pasti, karena saya terlibat di dalam produksinya. Saya harus banyak berdiskusi lagi dengan para penonton, terutama para apresiator.

 

Apa pentingnya bagi seorang koreografer atau sutradara berdiskusi dengan penonton?

(untuk mengetahui) Drama wayang itu posisinya sekarang ada di mana? Supaya saya bisa berkembang lagi dan mengetahui perkembangan zaman. Karena saya sebagai generasi muda harus up-date dengan apa yang terjadi di masa-masa sekarang.

 

Apakah konten wayang bisa diterima di kalangan milenial?

Cerita wayang itu relate (sesuai) kok dengan masa sekarang. Bagaimana cara kita menggarap? Bagaimana cara kita mengomunikasikan kepada penonton? Itu yang menjadi penting untuk kita.

 

Dengan format yang lebih kekinian, mengapa bertahan dengan konten cerita dari Mahabarata dan Ramayana?

Kitab Mahabarata dan Ramayana, karena karya adiluhung itu memiliki sesuatu yang sangat berkesimambungan dengan kehidupan yang terjadi masa sekarang, tergantung bagaimana kita melihat. Bagaimana sutradara, penulis naskah itu melihat apa yang sedang in (terjadi) di masa sekarang.

 

Mengapa memilih pertunjukan wayang dengan bahasa Indonesia dan dalam bentuk opera?

Supaya wayang itu bukan hanya dimiliki masyarakat Jawa dan Bali, tetapi juga bisa dinikmati masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

 

Kamu saat ini kuliah di jurusan performing art communication. Mengapa memilih jurusan itu?

Jadi yang kita butuhkan di dunia kesenian itu bagaimana kita mengomunikasikan itu kepada orang-orang yang belum mengenal seni secara mendalam.

 

Bagaimana dengan proses kreatif dari drama wayang Sang Penjaga Hati?

Prosesnya karena kita penari ada di Solo, pemusik juga ada di Solo. Kita sempat beberapa hari latihan di Solo. Kemudian untuk di Jakarta kita sudah mulai proses dari sebelum bulan puasa. Karena untuk pertunjukan kali ini kendalanya adalah bulan Ramadan, kita tidak bisa beraktivitas di siang hari karena terlalu banyak (latihan) fisik. Jadinya waktu latihan jadi lebih sedikit. Kita juga banyak yang fokus ibadah. Jadinya waktu latihan jadi lebih sedikit, tapi kita tetap kejar setelah Lebaran.

 

Berapa karya tari yang sengaja dibuat untuk pentas kali ini?

Ada 4 segmen yang diciptakan. Kemudian sisanya ialah pembagian sesuai dengan adegan hanya untuk memperkuat kejadian.

 

Di antara karya tari yang disajikan, ada tari kolosal saat awal pertunjukan. Apakah ada pertimbangan khusus?

Kalau di awal itu kita memang ingin menunjukkan seluruh pendukung itu bersatu untuk menyatukan rasa di karya Sang Narasoma Sang Penjaga Hati ini. Sehingga kita hanya menggeluarkan bagian kolosal itu di awal, untuk menarasikan pada penonton bahwa Narasoma adalah seorang yang mampu menjaga hati Setyawati sampai akhir hayatnya.

 

Kalau tata tari yang lain?

Kalau per segmen itu maksimal ada 20 penari di atas stage (panggung). Mungkin itu hitungannya belum kolosal, baru grup secara besar.

 

Dalam pentas itu, bagian tari apa yang paling susah dalam hal penciptaan koreografi?

Yang paling di bagian Hati Narasoma. Itu menggambarkan tentang hati Narasoma dari awal hingga akhir menjaga hati.

 

Apakah kamu pernah kesulitan mendapatkan inspirasi?

Akan ada masanya di mana kita merasa kesulitan, tetapi ketika sudah melaluinya, itulah kenikmatan yang bisa kita rasakan. Saya itu mencari inspirasinya dengan menonton film, berdiskusi dengan yang lain. Sehingga saya bisa menemukan kebaruan-kebaruan yang ada dalam pikiran.

 

Ada pesan bagi anak muda yang ingin sukses di bidang koreografi?

Di dunia koreografi itu dibutuhkan keseriusan. Apa pun bidang yang dikerjakan, kita membutuhkan keseriusan. (M-3)

 

 

INFO

* SEJAK usia 12 tahun Bathara Saverigadi Dewandoro sudah memilih berkesenian sebagai jalan hidupnya. Ia percaya mimpi akan membawanya ke sebuah kesempatan yang akan berakhir pada karya yang dikenang tanpa akhir.

* SEJAK usia 15 tahun, ia sudah menggarap karya-karya kecil di Swargaloka.

* Karyanya sebagai sutradara pementasan karya musikal dimulai tahun 2016. Sejumlah karyanya di antaranya Gita Sabda Alam (2016), TEKAD Indonesia Jaya (2017), dan Move (2018).

* Ia menciptakan beberapa karya koreografi, di antaranya Tembang Nestapa (2019), Refusing (2019), DUH (2016), Si Tuan Jingga (2016), dan Dara Kesohor (2017).

 

BIODATA

Nama lengkap : Bathara Saverigadi Dewandoro

Tempat, Tahun Lahir : Bantul, Yogyakarta 1997

Pendidikan: Mahasiswa London School of Public Relations Jakarta

Pekerjaan: Koreografer, Penari, Sutradara di Swargaloka

 

Karya:

2019 - Tembang, Nestapa, Ruang Kreatif, Refusing, Pre Event IDF (2019),

2017 - Dara Kesohor

Koreografer Tari Kolosal Satu Jiwa, Lamandau, Kalimantan Tengah (2018), Indonesia Jaya, Istana Negara (2017), Kobar Jiwa Raga, Gala Siswa Indonesia (2018).

Karya Musikal (sutradara) Gita Sabda Alam (2016), TEKAD Indonesia Jaya KASAU Award ( 2017 ), Move (2018).

 

Penghargaan

1. Rekor Muri 'Penata Tari Tradisional Jawa Termuda' (2013)

2. Anugerah Kebudayaan Mendikbud 'Remaja Berprestasi' (2015)

3. Pegiat Budaya Kemendikbud ke Selandia Baru.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik