Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program prioritas pemerintah untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat bergeliat. Pinjaman berbiaya murah itu dimaksudkan agar pelaku usaha di sektor tersebut dapat berdaya tahan hingga menaikan derajat ekonomi.
Peningkatan itu diamini oleh Sukarjo. Pria yang memiliki usaha warung nasi di dekat Pasar Musi Depok itu amat terbantu dengan KUR yang ia terima dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Berkat usahanya yang dibantu Bank BRI, ia kini sudah bisa memiliki rumah dan tanah sendiri di Wonogiri, Jawa Tengah, yang merupakan kampung halamannya.
Baca juga : Buah Manis dari Bisnis Sulam Benang Katun
"Di kampung ada rumah, sudah beli tanah juga itung-hitung buat celengan saya," kata Sukarjo.
Ia datang ke Depok pada awal 1990. Usaha yang pertama ia geluti ialah keliling di sekitaran wilayah Abadijaya, Depok menjual baso. Sukarjo juga sempat pindah haluan menjadi pedagang mie ayam.
Ia mulai membuka warung nasi di Abadijaya pada 1998. Sejak saat itu ia tak lagi mengubah kemudi usahanya. Pasang surut Sukarjo alami dalam menjalankan bisnisnya. Ia kerap berpindah tempat dagang meski masih berada di wilayah yang sama.
Baca juga : Buka UMKM Exp(ort) BRILianpreneur 2023, Presiden Jokowi Apresiasi BRI Majukan UMKM
Sukarjo mengaku merasa mantap menjalankan warung nasinya. Sebab, tak jarang lauk pauk yang ia hidangkan ludes oleh warga sekitar maupun para pedagang pasar.
Dia juga tak menampik, langgengnya warung nasi yang dikelola banyak terbantu oleh KUR yang diberikan BRI. Sukarjo mulai menjadi nasabah KUR perseroan di 2015. Saat itu modal pertama yang ia peroleh ialah Rp5 juta.
Dana itu ia alokasikan untuk menjalankan warung nasi miliknya. "Dari 2015, awalnya itu saya pinjam Rp5 juta, naik ke Rp10 juta, sampai yang terakhir ini sampai Rp100 juta. itu memang untuk modal usaha. Warung saya dulu itu kecil, jauh lebih kecil dari yang sekarang ini," kata Sukarjo.
Baca juga : Kerja Sama BPJS Ketenagakerjaan dan BRI Dorong Ketenangan Para Pelaku UMKM
Setidaknya, dalam sebulan pendapatan bersih Sukarjo dari warung nasi yang ia kelola mencapai Rp9 juta. Penghasilan itu telah mencukupi kebutuhannya. Bahkan ia juga bisa memiliki rumah di Depok dan di Wonogiri, serta sebidang tanah di kampung halamannya.
BRI merupakan bank yang fokus mendorong geliat UMKM di Tanah Air. Pemberian modal melalui KUR menjadi salah satu strategi utama perseroan menumbuhkan sektor usaha tersebut.
Secara umum, BRI optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% secara tahunan (year on year/yoy).
Baca juga : BRI dan BPJS Ketenagakerjaan Kolaborasi Layanan dan Perlindungan bagi Penerima KUR
Pada triwulan I 2024, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, yakni secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triliun. Kemudian penyaluran kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% (yoy).
Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25%, atau senilai Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM. Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% (yoy).
Dari penyaluran kredit tersebut, BRI mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Hingga akhir triwulan I 2024 tercatat rasio Non Performing Loan (NPL) BRI terkendali dikisaran 3,11% dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang membaik, dari 16,39% pada triwulan I 2023 menjadi 12,70% di akhir triwulan I 2024. (Mir)
Desa Benteng, Kabupaten Bogor, bersolek menjadi salah satu desa wisata yang ada di Jawa Barat. Perjalanannya menjadi desa edu agrotourism boleh dibilang cukup panjang.
Kemajuan sistem pembayaran di Indonesia berkembang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah penerapan pembayaran nontunai menggunakan gawai melalui QRIS
Pandemi covid-19 yang terjadi empat tahun lalu ternyata tidak melulu menjadi cobaan. Itu juga membawa keuntungan bagi beberapa pihak, salah satunya adalah Huggy Boo.
Huggy Boo, jenama fesyen lokal bertemakan pakaian keluarga ciptaan Novita Hapsari memiliki sebuah arti yang menarik. Huggy Boo sendiri diartikan sebagai memeluk kesayangan.
Perkembangan jenama Huggy Boo yang kini tengah dalam proses kerja sama dengan Marc Jacobs untuk dipasarkan di luar negeri, tidak membuat sang pemiliknya, Novita Hapsari, berpuas diri.
Fitri Aprilia memulai bisnisnya sebagai perajin makrame sejak 2019. Berawal dari coba-coba, usahanya tersebut kini berbuah manis dan terus berkembang.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada para pelaku UMKM di kawasan Stasiun Lambuang, Bukittinggi.
tidak pernah mempersulit penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pemilik Lacedream Macrame, Fitri Aprilia, berkomitmen dan memiliki mimpi besar untuk membuat perempuan berdaya.
Kredit Usaha Rakyat untuk Produktivitas Masyarakat dan Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved