Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEBUAH tradisi dari Kuantan Singingi, Riau, mendadak mencuri perhatian dunia. Dalam video yang viral di media sosial, tampak seorang anak laki-laki berdiri di ujung perahu Pacu Jalur dengan gerakan penuh semangat. Aksi ini menarik warganet internasional, hingga menciptakan tren “aura farming” yang diikuti para pesohor.
Secara berkelanjutan fenomena ini membuka peluang besar untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan pariwisata Indonesia ke khalayak global. Berangkat dari tekad tersebut, AirAsia MOVE mengajak wisatawan untuk mengeksplorasi festival perahu dayung serupa yang tersebar di berbagai daerah Nusantara.
Marketing Manager AirAsia MOVE Indonesia Amelia Virginia menyampaikan, “Melihat popularitas Pacu Jalur yang kini dikenal dunia, semakin memotivasi kami untuk mengajak traveler internasional datang dan menyelami kekayaan budaya Indonesia. Melalui AirAsia MOVE, siapa saja dapat dengan mudah merencanakan perjalanan hingga ke pelosok Nusantara. Didukung ratusan maskapai global, kami ingin menghadirkan pengalaman berwisata yang lebih praktis dan menyenangkan.”
Pacu Jalur sendiri diyakini telah ada sejak abad ke-17. Lebih dari sekadar perlombaan, tradisi ini menjadi simbol gotong royong khas bangsa Indonesia.
Tidak heran jika balap perahu dayung dengan nuansa berbeda juga tumbuh di daerah lain, masing-masing mempunyai keunikan tersendiri.
Setiap 17 Agustus, warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang dikenal sebagai "Kota Seribu Sungai" rutin menggelar lomba dayung jukung di Sungai Martapura.
Tradisi yang telah berlangsung sejak 1924 ini melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan. Selain menjadi wujud syukur atas Hari Kemerdekaan Indonesia, kompetisi ini sekaligus upaya melestarikan jukung, perahu tradisional Banjar yang dulu digunakan untuk transportasi, berdagang, dan mencari ikan.
Mengadopsi budaya Tionghoa, salah satu Festival Peh Cun atau Festival Perahu Naga tertua di Indonesia diketahui berlangsung di Sungai Cisadane, Tangerang.
Perlombaan ini melibatkan 13 orang dalam satu tim yang mendayung perahu berhias kepala naga, diiringi tabuhan tambur atau genderang di bagian ujung. Dentuman simbal serta letupan petasan turut menambah semarak yang memikat penonton.
Mirip dengan lomba dayung jukung di Kalimantan, warga Palembang, Sumatera Selatan juga memiliki festival balap perahu Bidar di Sungai Musi untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kompetisi ini mempertandingkan perahu bidar sepanjang 25–30 meter yang dikayuh oleh lebih dari 20 orang. Perlombaan ini tidak hanya menguji kecepatan, namun sarat makna.
Desain perahu yang ramping melambangkan kegigihan masyarakat, sementara gerakan mendayung serempak menjadi simbol kekompakan dalam meraih tujuan bersama.
Tiga festival perahu dayung ini hanyalah sebagian kecil dari ragam tradisi yang hidup di Nusantara. (Z-1)
Jelajahi 10 destinasi wisata terbaik di Jl Braga Bandung, dari kafe klasik hingga museum bersejarah. Liburan tak terlupakan menanti!
Kabupaten Indramayu memiliki kekayaan pariwisata yang beragam dan bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung
Festival ini menampilkan berbagai atraksi budaya seperti tarian tradisional, musik daerah, dan pameran kerajinan tangan, serta bazar Ekraft UMKM.
Kegiatan ini, bukan hanya memacu semangat hidup sehat, tapi juga mendorong perputaran ekonomi dan pariwisata kota
Sebagai salah satu platform kepariwisataan Indonesia, Event By Indonesia diharapkan dapat memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi terkini mengenai daftar event.
INDONESIA, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi tuan rumah International Islamic Expo (IIE) 2025 ke-15 di JCC Senayan, pada 11-13 Juli.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved