Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Masyarakat Masih Jadi Sasaran Empuk Kejahatan Siber, BCA Tekankan Pentingnya Literasi Digital

Rifaldi Putra Irianto
27/8/2025 19:07
Masyarakat Masih Jadi Sasaran Empuk Kejahatan Siber, BCA Tekankan Pentingnya Literasi Digital
Talkshow 'Bangun Ketahanan Siber, Jaga Data Pribadi di Era Digital', di Jakarta, Rabu (27/8).(MI/Rifaldi Putra Irianto)

PERKEMBANGAN teknologi yang begitu pesat khususnya di dunia perbankan tanah air telah berhasil membawa kemudahan dalam bertransaksi. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi juga memunculkan risiko kejahatan siber, mulai dari pencurian data pribadi hingga penipuan yang dapat mengancam aset perbankan masyarakat.

Vice President BCA, Sugianto Wono, menyebutkan, masih rentannya kesadaran masyarakat akan kejahatan siber, membuat mereka menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber. Kondisi itu pun yang membuat metode Phising dan Fake BTS, menjadi yang paling banyak dilakukan para pelaku kejahatan siber.

"Tantangan keamanan siber saat ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kesadaran. Di BCA, kami percaya bahwa perlindungan data pribadi adalah tanggung jawab bersama, antara institusi dan masyarakat. Karena itu, kami terus memperkuat sistem keamanan internal sekaligus mengedukasi nasabah agar lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan digital,” ujar Sugianto dalam talkshow 'Bangun Ketahanan Siber, Jaga Data Pribadi di Era Digital', di Jakarta, Rabu (27/8).

Sugianto menjelaskan, di perusahaanya ada tiga aspek penting yang harus dilindungi dalam melindungi data pribadi nasabah dari serangan siber yakni people, process, dan technology. Menurutnya tantangan terbesar terdapat pada aspek people, khususnya pada kelalaian individu yang kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melakukan aksi mereka.

Berkaitan dengan People atau masyarakat umum, menurut Sugianto literasi digital menjadi hal paling utama yang harus terus digaungkan.  Sugianto menjelaskan untuk tahap dasar setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat secara mandiri untuk meminimalkan terkena serangan siber, termasuk diantaranya hindari penggunaan wifi publik dalam mengakses aplikasi yang bersifat kerahasiaan seperti aplikasi finansial.

"Nah kemudian juga ini adalah password. Perhatikan pasword pada aplikasi finansial anda dan minimal diganti sebulan sekali, Karena kalau password kita itu misalnya cuman 5 karakter apalagi kalau password-nya masih pakai satu, dua, tiga, empat, itukan  sangat mudah ditebak, apalagi kalau password-nya sama dengan akun sosmed itu berisiko sekali untuk diketahui pelaku kejahatan siber," tutur Wono.

Hal-hal lain yang juga bisa dilakukan masyarakat adalah memproteksi perangkat dengan sistem keamanan yang baik, serta hindari mengklik link atau melakukan download aplikasI dari sumber yang tidak dikenal. Meski cara-cara diatas sejatinya adalah hal yang sederhana namun sampai saat ini masih ada masyarakat yang kurang memperhatikan hal-hal tersebut.

"Untuk itu, BCA hingga saat ini terus aktif mengedukasi publik melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk kampanye nasional bertajuk “Don’t Know? Kasih No!”, sebuah gerakan literasi digital yang mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan tidak asal klik terhadap informasi yang tidak jelas sumber atau kredibilitasnya," tukas Wono. (Rif/M-3)

Dok. Rifaldi Putra



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya