Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
PARA astronom berhasil menemukan satelit alami baru yang mengorbit Uranus dengan bantuan Teleskop Antariksa James Webb (JWST) milik NASA. Bulan mungil itu diberi nama sementara S/2025 U1.
Dengan diameter hanya sekitar 10 kilometer, bulan ini terlalu kecil untuk terdeteksi wahana Voyager 2 ketika melintas dekat Uranus pada 1986, maupun teleskop lain sebelumnya. Namun, teknologi canggih JWST akhirnya mampu menangkap keberadaannya melalui 10 kali pengamatan masing-masing berdurasi 40 menit menggunakan instrumen Near-Infrared Camera (NIRCam).
Penemuan ini menambah jumlah bulan Uranus menjadi 29 satelit. S/2025 U1 berada sekitar 56.000 kilometer dari pusat Uranus, jauh lebih dekat dibanding jarak rata-rata Bulan ke Bumi (384.400 kilometer). Orbitnya yang melingkar menunjukkan kemungkinan ia terbentuk di posisinya saat ini.
Bulan baru tersebut berada di antara satelit-satelit kecil Uranus, yang letaknya berada dalam orbit lima bulan besarnya: Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Sesuai tradisi, nama resminya akan diberikan International Astronomical Union (IAU), biasanya diambil dari karakter karya Shakespeare.
Peneliti menyebut penemuan ini bukti bahwa Uranus masih menyimpan banyak misteri. “Tidak ada planet lain dengan begitu banyak satelit kecil di bagian dalamnya. Hubungan kompleks antara bulan-bulan kecil ini dengan cincin Uranus memberi petunjuk akan sejarah kacau yang membaurkan batas antara sistem cincin dan sistem satelit,” ujar Matthew Tiscareno dari SETI Institute.
Uranus memiliki 13 cincin yang berisi material gelap sehingga lebih sulit diamati dibanding cincin Saturnus maupun Jupiter. Sebagian bulan kecilnya bahkan berperan menjaga bentuk cincin tersebut.
Sejak Voyager 2 menjadi wahana pertama dan satu-satunya yang mengunjungi Uranus pada 1986, jumlah bulan yang diketahui terus bertambah. Saat itu, ilmuwan baru mengenali lima satelit. Kini, berkat JWST, cakrawala pengetahuan semakin luas.
“Penemuan bulan ini menunjukkan bagaimana astronomi modern terus melanjutkan warisan misi Voyager 2,” kata Maryame El Moutamid, ilmuwan utama di Southwest Research Institute. “Hampir empat dekade kemudian, James Webb mendorong batas itu lebih jauh lagi.” (Space/Z-2)
Akhir pekan ini, tepatnya 23 Agustus 2025, terjadi black moon musiman. Momen langka bulan baru ketiga dalam musim ini.
Uranus memancarkan 12,5% lebih banyak panas internal daripada panas yang diterima dari Matahari.
Tak hanya Saturnus, ternyata Jupiter, Uranus, Neptunus, hingga asteroid Chariklo juga punya cincin. Cari tahu bagaimana cincin planet terbentuk dan misterinya!
Penelitian terbaru mengungkap hujan berlian di Uranus dan Neptunus terbentuk pada kedalaman yang lebih dangkal dari dugaan sebelumnya dan berperan pembentukan medan magnet planet.
NASA dan tim internasional lebih dari 30 astronom memanfaatkan fenomena langka okultasi bintang oleh Uranus pada 7 April 2025 untuk mempelajari atmosfer dan cincin planet es raksasa itu.
Para ilmuwan menemukan bahwa satu rotasi penuh Uranus—atau satu hari di planet tersebut—memakan waktu sekitar 17 jam dan 14 menit dalam hitungan waktu Bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved