Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Fenomena Langka: Merkurius Sejajar Bulan Sabit dan Gugus Bintang Sarang Lebah Agustus 2025

Sekar Arum Pramudita
19/8/2025 10:18
Fenomena Langka: Merkurius Sejajar Bulan Sabit dan Gugus Bintang Sarang Lebah Agustus 2025
Saksikan fenomena langit langka bulan Agustus 2025: planet Merkurius sejajar dengan bulan sabit tipis dan gugus bintang sarang lebah (Beehive Cluster). (Daisy Dobrijevic)

MENJELANG fajar di bulan Agustus, Merkurius akan tampak sejajar dengan bulan sabit tipis dan gugus bintang sarang lebah di langit. Perpaduan ini menghadirkan fenomena langka yang memikat para pengamat langit.

Pada periode pra-Kristen, planet Merkurius dinamai dengan dua istilah, yakni “Merkurius” ketika tampak pada malam hari dan “Apollo” saat terlihat di pagi hari. Hal ini dikarenakan pada saat itu belum ada yang mengetahui bahwa planet ini dapat muncul di satu sisi matahari dan kemudian di sisi lainnya. Baru di sekitar abad ke-5 SM, filsuf Yunani Pythagoras menjadi orang pertama yang menyadari bahwa Merkurius dan Apollo merupakan objek yang sama. 

Merkurius susah terlihat mengingat letaknya terlalu dekat dengan matahari. Seorang penulis buku sains dan fiksi ilmiah legendaris, Isaac Asimov bahkan pernah mencatat dalam “The Solar System and Back” bahwa planet Merkurius jarang terlihat saat langit benar-benar gelap.

“Saya menduga, banyak orang saat ini (ketika langit umumnya jauh lebih kotor dan kabur karena banyak silau cahaya buatan daripada berabad-abad yang lalu) belum pernah melihat Merkurius,” ujarnya.

Saat yang Tepat untuk Menyaksikannya

Konon, astronom Copernicus tidak pernah melihat Merkurius. Namun, sebenarnya Anda dapat menemukannya jika tahu tempat dan caranya. Sebagai planet yang terdekat dengan matahari, Merkurius biasanya tertutup oleh silau matahari. Jadi, Anda harus segera mencarinya setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit.

Tanggal 19 Agustus pagi, Merkurius berada di titik elongasi barat terbesarnya, sehingga tampak pada jarak terjauh dari matahari di ufuk timur. Untuk mengamatinya, bangunlah sekitar 45 menit sebelum matahari terbit dan hadap ke arah timur laut. Dimulai dengan Venus yang terang, bergeser 15° ke kiri bawah Venus untuk menemukan titik cahaya kuning-Merkurius.

Sebuah Bulan Tipis akan Menunjukkan Arah pada Kamis

Pada Kamis pagi, 21 Agustus, sebuah bulan juga akan membantu Anda dalam misi menemukan Merkurius. Fase bulan sabit tipis kali ini memiliki tingkat iluminasi sekitar 4%. Posisi bulan akan berada sekitar 5° di atas Merkurius, sebanding dengan setengah lebar kepalan tangan. Meski masih dapat dilihat dengan mata telanjang, penggunaan teropong atau binokular akan mempermudah pengamatan bulan ini.

Merkurius akan bersinar terang dengan magnitudo mencapai -0,3 pada waktu tersebut. Di antara bintang-bintang, hanya Sirius dan Canopus-dua bintang paling terang. Jadi, setelah menemukan bulan, mengamati Merkurius seharusnya menjadi hal yang relatif mudah. Planet ini masih bisa diamati hingga hampir akhir bulan, pada 28 Agustus, kecerahannya akan dua kali lipat lebih terang, yaitu mencapai magnitudo -1.

Melihat Gugus Bintang Sarang Lebah dari Dekat

Selain itu, pada 21 Agustus, ada pemandangan benda langit lain yang tak kalah menarik untuk disaksikan. Pengamatan sebaiknya dilakukan saat langit masih agak gelap, sekitar satu jam atau lebih sebelum matahari terbit.

Sekitar 2° di bawah bulan sabit yang sangat tipis, terdapat gugus bintang sarang lebah, termasuk salah satu gugus bintang terbuka terbaik yang dapat diamati. Gugus yang populer dengan sebutan Beehive ini termasuk yang terdekat dari bumi dengan jarak sekitar 500 tahun cahaya.

Dinamakan demikian karena bagian tengah gugus bintang ini tersusun seperti barisan segitiga yang menyerupai sarang lebah klasik. Selama berabad-abad, gugus ini juga dikenal dengan nama Praesepe , yang berarti “Palungan” dalam bahasa Latin. Persis di dekatnya, terdapat dua bintang yang konon melambangkan Keledai Utara dan Selatan, yaitu Asellus Borealis dan Asellus Australis. (Space/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya