Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENGGUNAKAN Teleskop Luar Angkasa James Webb, para astronom menangkap gambar tabrakan galaksi yang tampak mengejutkan, seperti wajah ceria.
Penggabungan antara galaksi spiral besar dan galaksi elips yang lebih kecil, yang secara kolektif dikenal sebagai Arp 107, terletak sekitar 465 juta tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Leo Minor.
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) senilai US$10 miliar ini mengambil gambar Arp 107 menggunakan kamera NIRCam (Near Infrared Camera) dan MIRI (Mid InfraRed Instrument). Dengan alat ini, JWST mendeteksi jembatan bintang putih tembus pandang yang telah terkoyak dari kedua galaksi. Wilayah pembentukan bintang yang terdiri dari gas dan debu terlihat dalam warna oranye dan merah, membentuk wajah tersenyum di antara bintang-bintang.
Baca juga : Teleskop James Webb Mengungkap Pembentukan Bintang Aktif di Tepi Ekstrem Bima Sakti
Komponen galaksi spiral dari penggabungan ini diklasifikasikan sebagai galaksi Seyfert, salah satu kelompok terbesar dari galaksi "aktif" yang memancarkan sejumlah besar energi dari pusatnya. Galaksi paling terang dalam kelompok ini memiliki wilayah energik yang didominasi oleh lubang hitam supermasif yang disebut "kuasar."
Dinamai menurut astronom Amerika Carl K. Seyfert, galaksi Seyfert cenderung lebih redup dibandingkan dengan galaksi yang memiliki kuasar. Ini berarti galaksi Seyfert sebenarnya lebih mudah dipelajari ketika menggunakan cahaya energi rendah seperti cahaya inframerah yang digunakan JWST untuk mengamati alam semesta.
Terdapat banyak kesamaan antara Arp 107 dan satu set galaksi interaktif lainnya yang terlihat oleh JWST, yaitu Galaksi Cartwheel. Namun, Arp 107 tidak sepenuhnya mirip dengan Galaksi Cartwheel. Hal ini disebabkan galaksi elips yang lebih kecil dalam Arp 107 yang berada di luar pusat saat bertabrakan dengan galaksi spiral yang lebih besar.
Baca juga : Astronom Temukan Lubang Hitam Purba Tertua, Berusia Miliaran Tahun
Akibatnya, komponen galaksi spiral dari Arp 107 berhasil mempertahankan sebagian besar strukturnya, kecuali lengan spiralnya yang khas, yang hampir sepenuhnya hancur.
Tabrakan antara galaksi seperti Arp 107 dapat menjadi pedang bermata dua dalam hal pembentukan bintang. Pada galaksi yang tidak aktif membentuk bintang, penggabungan dapat memberikan cadangan gas baru, yang merupakan bahan dasar pembentukan bintang, dan memadatkan gas ini ke dalam keadaan padat yang diperlukan untuk kelahiran bintang.
Di sisi lain, JWST juga melihat bahwa tabrakan dapat menyebarkan gas yang dapat mengurangi bahan yang dibutuhkan galaksi untuk membentuk bintang baru.
Tabrakan Arp 107 yang disaksikan JWST diperkirakan akan memakan waktu ratusan juta tahun untuk diselesaikan. Ketika selesai, kedua galaksi akan membentuk galaksi yang lebih besar dengan bentuk yang tidak teratur. (Space/Z-3)
Dengan mengamati 111 galaksi dari masa awal semesta, JWST berhasil mengungkap proses terbentuknya cakram bintang tebal dan tipis dalam galaksi spiral.
Astronom mengamati peristiwa langka AT2024tvd, saat lubang hitam supermasif di luar pusat galaksi menghancurkan bintang.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Penemuan ini dicapai dengan bantuan Teleskop Subaru dan teknik lensa gravitasi. Teknik ini bekerja ketika cahaya dari objek yang jauh dibelokkan oleh medan gravitasi dari objek masif
Astrofisikawan Ethan Nadler dari University of California, meneliti kemungkinan halo materi gelap "gelap", yaitu gumpalan materi gelap yang tidak pernah membentuk bintang.
Lubang hitam supermasif yang sebelumnya tidak aktif di pusat galaksi SDSS1335+0728, mendadak menjadi aktif dengan semburan sinar-X luar biasa kuat dan panjang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved