Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ARTIFICIAL intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah disebut sebagai teknologi masa depan yang telah menjadi perbincangan hangat dimana-mana saat ini. Sebuah teknologi baru yang langsung masuk dalam kehidupan kita.
Bagi banyak perusahaan, pastinya anggapan AI (kecerdasan buatan) dapat menjadi ancaman atau malah menjadi kawan.
Inilah saatnya, mengupas apa saja yang perlu kita ketahui mengenai AI sebagai alat bantu yang produktif dalam pekerjaan kita.
Baca juga: Sedang Hit, Industri AI Bisa Menyedot Energi Setara Kebutuhan Negara Kecil
Mengutip banyak pembahasan di media massa terkait peran AI dalam dunia pekerjaan, haruslah kita bisa menguraikan manfaat, tantangan, dan optimalisasi cara kerja AI dengan manusia.
Salah satunya dalam dunia pengelolaan sumber daya manusia atau human resources (HR) yang melihat perkembangan AI sangat cepat dari perkiraan. Kita dibuat kagum bagaimana kecerdasan buatan semakin dekat untuk meniru kecerdasan manusia.
Akankah AI meningkatkan kemampuan kita atau menggantikan kita sepenuhnya? Akankah AI menjadi ancaman dan melemahkan esensi SDM?
Masa Depan SDM Didorong Inovasi AI
Pada Kamis (19/10), Jobseeker Company sebagai penggagas acara ’Hiring Talks With Helmy Yahya Bicara’ menggelar talkshow podcast bertajuk "Optimalisasi AI Pada HR: Jadi Kawan atau Lawan?”. Sebuah topik menarik, dan sangat berpengaruh terhadap masa depan HR secara global.
Baca juga: Zoom Docs Berbasis AI Meluncur pada 2024
Chandra Ming, CEO dan Founder Jobseeker Company, menjelaskan bahwa teknologi akan selalu membantu kita. Perbedaan pekerjaan HR di masa lalu yang masih manual kini bertransformasi ke arah digital.
"Kompetensi harus ditingkatkan agar mutu pekerjaan semakin tinggi. Salah satunya bagaimana AI akan membantu pekerja meningkatkan produktivitas dan menghemat waktu berharga," jelas Chandra.
"Inilah mengapa Jobseeker Company bersama ‘Helmy Yahya Bicara’ berkolaborasi membuat acara ini," ucapnya.
Audi Lumbantoruan, selalu HR Advisor ASEAN Center for Biodiversity yang hadir dalam talkshow ini menjelaskan bahwa AI akan bekerja seperti asisten virtual yang akan mengumpulkan informasi yang diperlukan.
"Membuat dan mengirimkan formulir digital, dan memandu karyawan baru melalui hak dan manfaat mereka serta proses orientasi," jelasnya.'
Baca juga: LinkedIn Sebut 65 Persen Keterampilan Kerja Berubah di 2030 karena AI
"Jika Anda seorang profesional SDM yang tertarik untuk mengeksplorasi penggunaan AI di perusahaan Anda, Anda tidak perlu memahami setiap detail tentang perangkat lunak, program, dan aplikasi yang merupakan bagian dari AI. Sebaliknya, akan lebih bermanfaat jika Anda mendekati AI dari perspektif bisnis," papar Audi.
Teknologi Jadi Pendampung dan Bermanfaat
Para pembicara menjelaskan bagaimana teknologi ini akan menjadi pendamping, dan bermanfaat secara efektif dalam pekerjaan HR.
“Kita selaku praktisi HR harus dapat melakukan identifikasi masalah secara spesifik, melakukan pemetaan semua area sehingga mengetahui apa saja yang harus diperbaiki," jelas Dr. Yunus Triyonggo, selaku HRGA Director PT Bridgestone Tire Indonesia, dan Chairman of Steering Committee GNIK.
"Pendekatan ini memberikan dasar yang kuat untuk dibangun dan dapat diterapkan pada beberapa area utama di mana AI kemungkinan besar akan memainkan peran penting, termasuk didalamnya bagian rekrutmen dan seleksi," terangnya.
"Kinerja dan pengembangan karyawan, analisis SDM dan pengambilan keputusan. Ini membuktikan pemanfaatan AI terhadap area kerja HR yang sangat luas,” ucap Yunus.
Manfaat AI
Bagian lain diskusi dijelaskan juga mengenai sisi pengembangan AI yang harus kita waspadai terhadap pemakaiannya.
Stephen Ng, selaku CEO dari Nusameta, WIR Group, menjelaskan,"Kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi untuk merevolusi bidang HR. Dengan AI, profesional HR dapat lebih fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan kreativitas dan empati."
Baca juga: SDM Indonesia Harus Siap Hadapi Kecerdasan Buatan
"Sementara AI dapat membantu mereka dengan tugas-tugas yang lebih rutin dan administratif. AI juga dapat digunakan untuk otomatisasi tugas-tugas administratif, seperti proses rekrutmen dan onboarding," jelasnya.
"Manfaat lain AI yaitu dapat digunakan untuk menganalisis data karyawan dengan lebih akurat daripada manusia," kata Stephen.
"Hal ini dapat membantu profesional HR membuat keputusan yang lebih tepat dalam hal rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan. Pengembangan AI untuk HR masih terus berlangsung," ujarnya. (RO/S-4)
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
PERUSAHAAN didorong terus menjalankan strategi PR digital yang adaptif, efektif, dan berdampak bagi kemajuan bisnis maupun masyarakat luas.
PEKERJA adalah aset utama. Melalui lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif, perusahaan perlu membangun fondasi kokoh bagi pertumbuhan bisnis dan peningkatan kualitas layanan.
ARTIFICIAL intelligence atau akal imitasi (AI) dinilai memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk karakter bangsa. Untuk itu, AI tidak perlu dihindari, melainkan dirangkul.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Tombol ini adalah pintasan cerdas dan lancar yang mendefinisikan ulang interaksi pengguna dengan perangkat dan dirancang untuk para profesional, gamer, pelajar, dan pengguna biasa.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengembangkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) untuk mengatasi kemacetan ibu kota dengan berbasis tekonologi artificial intelligent.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
AI harus dilihat sebagai peluang besar untuk menciptakan solusi kreatif dalam berbagai bidang, terutama pendidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved