Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Industri Kripto Mulai Bergeliat di Kuartal Pertama 2023

Media Indonesia
15/4/2023 17:09
Industri Kripto Mulai Bergeliat di Kuartal Pertama 2023
Ilustrasi(Ist)

INDUSTRI pasar kripto mulai mengalami titik balik pada kuartal pertama 2023. Hal ini ditandai dengan ekosistem kripto termasuk bitcoin, NFT, serta ekosistem arbitrum dan optimism yang menerima dukungan pendanaan.

"Juga adopsi kripto di Hong Kong, berupa kebijakan ramah kripto yang menyebabkan ledakan HK Coin," ungkap Pendiri dan CEO crypto exchange CoinEx, Haipo Yang, dalam keterangan resminya, hari ini.

Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), total jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 16,99 juta orang hingga Februari 2023. Jumlah tersebut bertambah 13.000 orang dibandingkan pada Januari 2022. 

Baca juga : Menjelang Momen ETF, Harga Bitcoin Naik 150% di Platform Triv

Nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia pun mengalami kenaikan sejak awal 2023. Tercatat pada Februari 2023, nilai transaksi kripto mencapai Rp13,8 triliun. Jumlah angka itu naik 13,7% ketimbang Januari 2023 yang hanya sebesar Rp12,14 triliun.

Namun, Haipo Yang mengakui, karena kenaikan inflasi yang tidak terduga dan pendekatan pengetatan kuantitatif dari Bank Sentral AS (The Fed), pasar kripto sempat jatuh ke dalam lingkaran setan pada akhir Februari.

“Dilanjutkan pada awal Maret, runtuhnya tiga bank AS, Silvergate, SV, dan Signature Bank, memicu kepanikan likuiditas dan masalah regulasi,” kata Haipo Yang.

Baca juga : Market Kripto Turun, Pengguna Staking Triv Naik 25%, Kok Bisa?

Ia menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, The Fed telah terlibat dalam pencetakan uang yang berlebihan, dan bank telah membeli obligasi treasuri AS secara besar-besaran dengan latar belakang kelebihan likuiditas. 

Pada Maret 2022, The Fed memulai kenaikan suku bunga yang agresif.  “Akibatnya, bank mengalami depresiasi sangat besar pada aset mereka, serta arus keluar tabungan sangat besar sehubungan dengan kewajiban yang menekan likuiditas,” ujar Haipo Yang.

Per Maret 2023, kenaikan suku bunga kumulatif oleh Fed yang mencapai 450 basis poin mendorong lonjakan cepat dalam imbal hasil obligasi negara. Pada akhirnya, beberapa bank mengalami kebangkrutan, akhirnya ambruk dan mengajukan kebangkrutan. 

Baca juga : Pertama Kali, Platform Triv Gratiskan Biaya Transaksi Kripto

Setelah itu, The Fed dan Departemen Keuangan merilis pernyataan bersama. Meski berupaya menstabilkan kepercayaan publik, tidak dapat disangkal bahwa lingkungan makro sedang tidak baik saja. 

Pasar kripto pun amat terpukul dampak makro. Pertama-tama, Silvergate, jembatan antara bank tradisional dan kripto, yang menyediakan layanan perbankan untuk banyak institusi kripto.

“Bangkrutnya Silvergate mungkin membuat perusahaan kripto sangat sulit untuk mengakses layanan perbankan,” ujar Haipo Yang.

Baca juga : Web3 Beri Kesempatan Pemrogram Terlibat Proyek Menarik dan Tepercaya

Itu ditambah efisiensi pasar yang rendah menyebabkan krisis likuiditas baru. 

Kedua, jatuhnya tiga bank AS ini dapat mendorong perubahan preferensi market untuk kripto yang tersentralisasi dan terdesentralisasi.

“Seperti diketahui sejak 2017, pangsa pasar stablecoin terus meningkat dan dolar AS semakin jarang digunakan dalam industri kripto. Narasi kripto yang menang atas sentralisasi pun kini kembali jadi sorotan,” tambah Haipo Yang. (RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya