Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jaga Ruang Digital Jelang Pesta Demokrasi dengan Konten dan Narasi Positif

Mediaindonesia.com
07/11/2022 21:09
Jaga Ruang Digital Jelang Pesta Demokrasi dengan Konten dan Narasi Positif
Ilustrasi penggunaan media sosial(Freepik.com)

MENJELANG pesta demokrasi di 2024, ruang digital, khususnya media sosial, kerap dijadikan sarana untuk menciptakan polarisasi atau menjadi ruang ujaran kebencian demi kepentingan tertentu. Apabila dibiarkan, upaya tersebut bisa memperkeruh suasana dan memecah-belah persatuan. 

Polarisasi dan ujaran kebencian bisa dilawan dengan memperbanyak konten dan narasi positif di ruang digital. Demikian yang menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Ancaman Polarisasi dan Hate Speech di Ruang Digital Jelang Pesta Demokrasi” di Makassar, Sulawesi Selatan yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Dosen STIKOSA AWS Adhi Prasnowo menjelaskan pentingnya menguatkan kecakapan digital untuk menuju pesta demokrasi dengan mengedepankan politik yang elegan serta berliterasi politik yang berkualitas. Seiring tingginya penetrasi internet, termasuk media sosial, hal tersebut menjadi salah satu medium penting meramaikan pesta demokrasi. 

Namun, tak jarang media tersebut digunakan untuk menyebar hoaks atau ujaran kebencian antar kontestan pesta demokrasi. 

“Ada sejumlah tips untuk mengenali akun tersebut termasuk akun penyebar hoaks atau akun provokator di media sosial. Cirinya adalah akun baru dibuat, foto profil tidak asli, lini masa sosialnya selalu bertema politik, statusnya hanya menyerang satu tokoh tertentu, serta jangan terkecoh gelar yang digunakan si pemilik akun,” ujar Adhi. 

Agar terhindar menjadi korban provokasi atau ujaran kebencian, Adhi menyarankan agar cermat dan tenang dalam menerima kabar atau membaca berita. Selanjutnya, rajin untuk memeriksa fakta sembari memeriksa keaslian situs yang membawa berita tersebut. Upaya lainnya adalah aktif di beberapa grup diskusi.

Meski provokasi dan ujaran kebencian bakal kian menguat menjelang pesta demokrasi,  menurut dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia Makassar izki Fikriani, bukan berarti hal tersebut tidak bisa dicegah atau diminimalkan. Generasi muda bisa menangkal polarisasi dan ujaran kebencian di ruang digital. 

Baca juga : Perangkat Lunak Komputer: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Caranya adalah dengan melakukan perlawanan lewat konten-konten positif pencegahan polarisasi dan pencegahan ujaran kebencian di media sosial.

“Generasi muda bisa membuat narasi-narasi positif tentang pentingnya menjaga persatuan dan melawan ujaran kebencian dan ikut mensosialisasikan penangkalan ujaran kebencian dan menangkal polarisasi di ruang digital,” katanya. 

CTO Bahas.com Anwar Sadat mengungkapkan, etos berbudaya digital menjelang pesta demokrasi harus terus digalakkan. Kesadaran untuk bertanggung jawab menyebar konten tetap dijaga, seperti tidak melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan, dan pemerasan. Lalu, tidak menyebarkan berita bohong yang menyesatkan dan tidak menebar kebencian yang memupuk permusuhan. 

“Selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan apa yang kita dapat di internet. Jaga ruang digital kita ini untuk nyaman berekspresi,” tuturnya. 

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

Kegiatan itu khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya