Literasi Digital Dapat Cegah Konten Negatif dan Hasilkan Konten Viral yang Positif

Mediaindonesia.com
26/7/2022 15:53
Literasi Digital Dapat Cegah Konten Negatif dan Hasilkan Konten Viral yang Positif
Ilustrasi membuat konten(Freepik.com)

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang. 

Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada 2021, fokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

Berdasarkan survei Hootsuit pada 2021, pengguna internet aktif di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta dengan pengguna aktif sosial media sebesar 170 juta pengguna, di mana data ini mengalami pertumbuhan yang masif sebesar 15,5% dari 2020. 

Pertumbuhan masif itu membuka ruang untuk meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi serta internet, misalnya pencurian data, peretasan, penyebaran hoaks, dan sebagainya. Atas dasar tersebut literasi digital sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam kegiatan edukasi tentang kecakapan literasi digital.

Survey nasional oleh Kemenkominfo bersama Kata Data pada 2021 menunjukkan indeks literasi digital masyarakat Indonesia berada pada level SEDANG dengan skor 3.49. Hal ini merupakan suatu peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi serupa pada 2020 yang menunjukkan skor 3,46. Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat.

Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level BAIK dan memenuhi target sebanyak 5,5 juta orang mendapatkan literasi digital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat melalui program “Indonesia Makin Cakap Digital 2022”. 

Program itu bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk webinar (seminar dan diskusi secara online), talkshow dalam format hybrid (offline dan online), serta special event penunjang kegiatan literasi digital. Implementasi kegiatan dari program tersebut dibagi menjadi 2 segmen, yaitu untuk segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat / komunitas; yang tersebar di 9 (sembilan) wilayah yang ditentukan berdasarkan jumlah proporsional penggunaan internet di Indonesia.

“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas.  Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar”, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.

Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital. Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. 

Baca juga : Rekam Jejak Digital Berbahaya Jika Bertentangan dengan Nilai Sosial

Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas.  Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif.  Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital. 

Kemenkominfo bersama siberkreasi telah menyelenggarakan kegiatan webinar yang ke-9 untuk kelompok masyarakat / komunitas di wilayah Sumatra dengan tema “Tips Dunia Digital: Rahasia Membuat Konten Viral”. Webinar tersebut dihadiri 1.600 orang. 

Chief Bussiness Officer Paberik Soeara Tio Prasetyo mengatakan, dengan makin cakap bermedia digital dapat menuntun menggunakan teknologi digital secara bijak. 

"Dengan cakap bermedia digital berarti masyarakat secara sadar telah mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital. Konten yang viral harus merupakan sesuatu yang erat dengan keseharian masyarakat. Konteks edukasi, humor, dan terkait dengan aspek kekinian”, papar Tio Prasetyo dalam webinar tersebut. 

CEO & Co-Founder Paberik Soeara Rakjat; Pradipta Nugrahanto mengatakan, saat berinteraksi di lautan bebas yang bernama internet, pengguna suka lupa jika lautan bebas bernama internet bukan hanya milik pribadi melainkan milik bersama. Memiliki perilaku etis di ruang digital menjadi keharusan karena dapat meminimalisir dampak negatif dari adanya perbedaan budaya antar individu di ruang digital dan potensi timbulnya standar etika baru di ruang digital. 

"Selain itu berperilaku etis di ruang digital dapat membantu kita berkolaborasi. Dalam konteks membuat konten viral ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, hindari plagiasi dalam membuat konten. Kedua, selalu sertakan sumber jika mengutip dari orang lain. Terakhir, selalu membuat dan menyebarkan konten yang bermanfaat dan membawa kebaikan kepada sesama”, ujar Pradipta. 

Dosen Politeknik APP Jakarta Bayu Sutjiatmo mengatakan, keamanan bermedia digital sangat dibutuhkan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan beraktivitas di ruang digital.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar aman dan nyaman bermedia digital. Pertama, waspada terhadap berbagai jenis tindak penipuan yang ada di dunia digital seperti peretasan akun, impersonasi, penjualan palsu, lowongan kerja palsu, dan modus percintaan. 

"Kedua, aktifkan dan gunakan password yang kuat pada perangkat digital kita. Ketiga, kelola privasi profil pada media sosial kita. Terakhir, tidak terpancing menekan link, kecuali dari sumber terpercaya”, papar Bayu Sutjiatmo.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya