Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SNAP Inc, Rabu (28/10), merilis studi pertemanan global kedua berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 ribu responden di 16 negara serta hasil wawancara dengan pakar global untuk mengeksplorasi bagaimana pandemi covid-19 dan masalah global telah memengaruhi pertemanan.
Rabu (28/10), sehubungan dengan studi tersebut, Snapchat meluncurkan The Friendship Time Capsule, Lens terbaru yang memungkinkan para sahabat untuk menciptakan kenangan bersama melalui Augmented Reality (AR), meski terpisah secara fisik.
Snappable Lens itu menggunakan machine learning untuk memungkinkan setiap orang mengetahui keadaan persahabatan mereka di masa depan melalui berbagai skenario.
Baca juga: Live di Instagram Bakal Bisa Berdurasi Empat Jam
Selebritas, termasuk penyanyi Indonesia Vidi Aldiano dan aktris Febby Rastanty, juga telah mencoba fitur baru tersebut.
“Persahabatan aku menjadi lebih seru sejak saya menggunakan Snapchat. Sebagai pengguna Snapchat yang aktif sejak 7 tahun lalu, aku dan teman-teman selalu bertukar cerita melalui chat dan video di Snap setiap hari. Aku suka bagaimana fitur Lens, Cameos, dan Bitmoji memperkuat persahabatan aku dengan cara yang unik dan tidak membosankan. Privasinya juga membuat aku lebih bebas mengekspresikan diri untuk bersenang-senang secara virtual dengan teman-teman dekat aku, termasuk Vidi Aldiano,” papar Febby.
“Sebagai orang yang sangat suka bersosialisasi, sulit bagi aku untuk mengobrol dan hangout dengan teman-teman saya secara langsung di tengah pandemi ini. Kehadiran social platform seperti Snapchat sangat membantu saya untuk tetap berhubungan dengan mereka. Kita bisa berbagi tawa dengan membuat wajah yang konyol melalui Lens AR dan berbagi cerita sehari-hari bersama dengan bebas. Ini memudahkan aku untuk menghubungi teman-teman jika aku merindukan mereka karena kita masih tidak bisa keluar dengan bebas,” timpal Vidi.
Friendship Time Capsule diciptakan untuk memudahkan menjalin hubungan pertemanan selama pandemi covid-19.
Friendship Report yang baru-baru ini dirilis Snap menunjukkan pandemi covid-19 telah menyebabkan lebih dari sepertiga pertemanan (secara global) terpengaruh dalam beberapa cara. Lebih dari setengah dari mereka yang terkena dampak mengatakan bahwa hal itu menyebabkan mereka tidak merasa dekat dengan teman mereka (42%).
Hampir setengah orang Indonesia (51%) mengatakan tidak dapat melihat teman membuat mereka merasa lebih kesepian dan kebanyakan dari mereka terhubung dengan teman secara daring (72%). Faktanya, sepertiga orang (29%) merasa jarak fisik telah melemahkan hubungan mereka dengan teman.
Secara keseluruhan, hampir setengah dari responden mengatakan covid-19 tidak memengaruhi pertemanan mereka (57%). Namun, mereka mengatakan mereka tidak merasa dekat dengan teman-temannya (72%).
Dan hampir setengah dari mereka yang disurvei setuju dengan pernyataan bahwa mereka merasa lebih jauh dari teman karena mereka tidak bisa menghabiskan waktu bersama secara langsung (51%).
Dwi Noverini Djenar, seorang profesor, mengatakan bahwa, “Seperti orang pada umumnya, orang Indonesia merasa sulit untuk tidak dapat bertemu keluarga dan teman selama lockdown. Menelepon dan mengirim pesan pun menjadi sangat penting dalam membantu mereka menjaga hubungan.”
Ada perbedaan signifikan antara Snapchatters yang sering berkomunikasi secara visual - dan non-Snapchatters, yaitu Snapchatters menjadi lebih dekat dengan teman selama pandemi.
“Physical distancing sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada hubungan emosional persahabatan yang erat, tetapi memungkinkan persahabatan menjadi semakin intim dan dekat. Persahabatan jarak jauh tetap intim karena sering kontak dengan menggunakan media sosial terutama video call - yang membantu mengaburkan batasan fisik. Meskipun beberapa pertemanan jarak jauh berubah menjadi 'pertemanan yang kaku', keintiman akan kembali muncul saat mereka bertemu lagi.” tambah Nur Hafeeza Ahmad Pazil, seorang profesor.
Melihat data dari sebelum pandemi, Snap menemukan bahwa satu kegiatan yang dapat mempererat persahabatan adalah liburan bersama (64%).
Karena tidak memungkinkan dilakukan sekarang, Snap ingin menciptakan cara untuk mendukung komunitasnya melalui AR, yang memungkinkan Snapchatters untuk berbagi pikiran positif dengan teman mereka tentang kemanapun mereka akan pergi bersama di masa depan.
Dan mengenai teman yang tidak lagi saling kontak, Snap menemukan cara yang paling disukai orang-orang untuk terhubung kembali, yaitu membagikan foto mereka dan teman mereka bersama (47%), atau dengan mengirimkan foto yang mengingatkan mereka akan suatu kenangan (53%).
Humor juga ada di peringkat ketiga - bahwa mengirim meme atau GIF lucu adalah cara terbaik untuk terhubung kembali (40%).
Friendship Time Capsule menggabungkan ketiga hal ini; dengan memberikan kesempatan pada Snapchatters untuk membagikan foto lucu mereka dan seorang teman di lokasi yang aneh dan pada usia yang berbeda, Snapchat berharap untuk dapat menjembatani mereka yang kehilangan kontak.
“Orang Indonesia menggunakan istilah teman 'friend' dengan cara yang sangat berbeda dari cara penggunaan kata 'friend' dalam bahasa Inggris. Teman bisa menjadi seseorang yang pernah kamu temui dan belum pernah dihubungi lagi sejak itu, atau teman yang biasa kamu hubungi. Mereka juga sadar bahwa lebih dekat ke beberapa teman daripada yang lain. Ini adalah pertemanan yang disebut sahabat/sobat ‘teman dekat, sahabat ... teman yang memiliki sejarah yang sama dan yang dipercaya.'” pungkas Dwi Noverini Djenar. (RO/OL-1)
Hal ini bermula ketika Alli mengunggah video di snapchat pada Februari dengan mengejek orang Asia dan berbuat lelucon yang berhubungan dengan virus korona atau covid-19.
"Kita tidak bisa mengakhiri rasisme sistemik tanpa membuat kesempatan yang sama untuk semua orang secara simultan, tidak memandang latar belakang mereka," kata CEO Snap, Evan Spiegel
Mereka wawancara dengan 30.000 orang di 16 negara untuk melihat cara berteman saat pandemi covid-19. Di Indonesia, lebih dari 2.500 orang dilibatkan dalam studi ini.
Snapchatter juga dapat membeli maskernya secara langsung melalui Off--White.com.
Imbauan yang melarang masyarakat keluar rumah mendorong masyarakat yang jenuh di rumah berbondong-bondong mengunduh aplikasi Snapchat di ponsel mereka.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved