Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UNTUK keamanan ketika hendak melakukan transaksi melalui e-commerce, e-banking atau menjalankan transaksi online lainnya, kita diharuskan untuk memasukkan kode OTP atau one-time password. OTP dipergunakan untuk menjaga pemilik akun dari masalah, misalnya pencurian dan penyalahgunaan atas akun tersebut. Umumnya kode OTP tersebut dikirim melalui SMS kepada nomor yang didaftarkan pemilik akun. Namun kini beberapa e-commerce dan perbankan nasional tengah mengalihkan pengiriman kode OTP melalui platform over the top (OTT) seperti Telegram, Line dan Whatsapp.
Ruby Zukri Alamsyah, CEO & Chief Digital Forensic Indonesia (DFI) mengatakan, e-commerce atau perbankan nasional yang ingin mengalihkan pengiriman kode OTP dari SMS ke OTT pesan instan seharusnya dapat menjelaskan kepada masyarakat alasannya. Jika alasannya karena keamanan, maka ada kesannya pihak e-commerce atau perbankan tidak percaya kepada platform SMS yang disediakan oleh operator telekomunikasi. Sebab beberapa waktu lalu ada kejadian kejahatan SIM Swap yang terjadi di salah satu operator.
Diakui Ruby, memang layanan OTT pesan instan tak ada intervensi dari operator. Memang secara teoritis OTP yang diberikan oleh pihak e-commerce atau perbankan tersebut langsung sampai kepada user. Namun yang patut menjadi perhatian adalah banyak kasus pembajakan atau penguasaan akun Whatsapp dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Orang yang tak bertanggung jawab tersebut menggunakan aplikasi tertentu akan mampu dengan mudah menguasai Whatsapp.
“Jika alasannya bank tidak percaya kepada pihak ketiga karena ada isu SIM SWAP kemarin, maka alasan keamanan belum tentu sesuai untuk melakukan migrasi pengiriman OTP dari SMS ke OTT pesan instan. Sebab platform pesan instan tersebut disediakan oleh pihak ke tiga. Perpindahan itu tak efektif dan tidak optimal untuk isu keamanan. Menguasai aplikasi OTT pesan instan jauh lebih mudah ketimbang menguasai SMS. Jadi salah besar jika alasan keamanan menjadi pilihan bank atau e-commerce mengalihkan pengiriman OTP dari SMS ke OTT pesan instan,”terang Ruby dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/8).
Memang aplikasi pesan instan memberikan layanan pengamanan end to end encryption dalam pengiriman pesan melalui platformnya. Sehingga tak semua orang bisa membaca pesan yang melewati platform OTT pesan instan. Meski memiliki pengamanan end to end encryption di aplikasinya namun aplikasi pesan instan akan dengan mudah di kuasai atau dibajak oleh pihak-pihak tertentu.
Untuk dapat menguasai atau menyadap SMS, pihak yang tak bertanggung jawab tersebut harus memiliki alat yang sangat canggih. Cara lain yang mungkin dapat dilakukan untuk menguasai SMS adalah dengan melakukan SIM SWAP. Untuk melakukan SIM SWAP harus dibantu dengan pihak lain seperti dalam kasus Ilham Bintang. Karena keamanannya yang masih lebih handal ketimbang layanan OTT pesan instan maka hingga saat ini mayoritas perbankan dan e-commerce di dunia masih mempercayakan pengiriman OTP melalui SMS. Bukan melalui aplikasi pesan instan.
Jika alasan migrasi penggiriman OTP dari SMS ke OTT pesan instan karena alasan efisiensi dan harga yang sangat murah atau lebih cepat, menurut Ruby itu relatif. Namun yang harus diperhatikan adalah masyarakat pengguna e-commerce dan perbankan berhak untuk mendapatkan keamanan yang maksimal.
“Jadi sah aja jika alasannya untuk efisiensi. Namun yang harus diingat adalah peraturan bank Indonesia menyebutkan dengan jelas bahwa dalam mengirimkan OTP atau melakukan transaksi melalui channel elektronik, perbankan harus bisa memastikan seluruh jaringan yang dipergunakan aman. Sehingga tak memberikan kerugian bagi masyarakat. Karena itu tanggung jawab bank,”terang Ruby.
Ruby berharap pihak-pihak perbankan maupun e-commerce dapat mengutamakan faktor keamanan pelanggan di atas faktor lainnya. Sehingga jangan sampai masyarakat dirugikan. Dan juga jangan sampai nantinya perbankan menyalahkan masyarakat jika ada pembobolan rekening nasabah akibat OTP yang dikirimkan melalui OTT pesan instan.
“Jangan sampai dikemudian hari nantinya perbankan dan e-commerce menyalahkan pelanggan yang tidak mengamankan aplikasi OTT pesan instan,”pungkas Ruby. (OL-13)
Kementerian Komunikasi dan Digital kemudian memblokir PeduliLindungi.id pada 21 Mei 2025.
Bank DKI selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta bidang perbankan memiliki tanggung jawab pada nasabah yang tidak sedikit jumlahnya.
Kemenko PMK mengungkapkan berdasarkan kerja sama dengan LinkedIn, terdapat 15 profesi yang diprediksi akan berkembang pesat di Indonesia pada 2025.
TDO mendorong kolaborasi sektor publik dan swasta sehingga adopsi Travel Rule dapat segera dilakukan.
Transformasi digital membawa peluang besar bagi bisnis lantaran ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mampu tumbuh hingga US$360 miliar pada tahun 2030.
Direktur Utama CFX, Subani, menegaskan pentingnya penerapan standar keamanan yang ketat di seluruh industri untuk melindungi nasabah dan menjaga integritas ekosistem aset kripto.
Bagi Prabowo, dengan kekayaan yang melimpah, Indonesia akan selalu diganggu.
Pengumuman disampaikan Trump lewat maklumat presiden dan disertai pernyataan dalam bentuk video.
Hanya 18% perusahaan di Indonesia berani mengandalkan satu penyedia cloud saja. Sisanya, 52% menggunakan model hybrid dan 78% multi-cloud untuk mengoptimalkan fitur unik tiap provider.
Pangeran Harry menyatakan keinginannya berdamai dengan Keluarga Kerajaan Inggris setelah kalah dalam gugatan hukum terkait pencabutan hak atas keamanan dirinya dan keluarganya.
Risiko keamanan siber yang melekat dalam Upaya menghubungkan sistem teknologi operasional (OT) dapat secara signifikan merusak manfaat transformasi digital.
Menjaga keamanan informasi menjadi komitmen yang harus diutamakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved